BIKER BILLIONAIRE 1 (Remake) 🔞

4.8K 233 3
                                    

Disclaimer: The story line is belongs to JACINDA WILDER as Writer of BIKER BILLIONAIRE. The caracters inside are belong to God and themselves.

*This is an explicit, erotic fiction for adults only! Contains super hot*

..........................................

Beberapa saat lalu, aku masih bedebat hbat dengan tunanganku sebelum pria ini membantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa saat lalu, aku masih bedebat hbat dengan tunanganku sebelum pria ini membantu.

Hujan deras, aku memaksa turun dari mobil Niki, dan gilanya dia menuruti.
Pria praktis tanpa reaksi apapun, hanya mengikuti setiap keinginanku dan bersikap apatis setiap ada masalah.

Aku mengatakan kemungkinan aku hamil. Oh, teringat wajah datar yang memuakkan, tidak ada panik, marah, kesal atau bahagia. Apa yang ku harapkan lagi darinya?

Setiap kali bertengkar hanya berjanji untuk memperbaiki, lagi. Aku menerima itu, tapi berulang cukup sering seperti tidak ada kehati-hatian agar tidak terulang. 

Harus sampai dimana aku mengerti kebiasaannya menggoda seseorang dengan kerlingan mata nakalnya?

Oh ayolah. Itu membuatku terhina. Dia tidak pernah memujiku, tubuh atau pun sikap. Ketika berhubungan seks cenderung cepat dan hanya berorientasi pada kepuasannya sendiri!

Lebih sering berhubungan ketika marah daripada bercinta. Lebih sering memerintah daripada menanyakan sampai mana aku siap untuk orgasme.

Aku muak.

Niki meninggalkanku di jalan sepi 5 mil dari rumah, berharap aku memohon agar ia kembali dan membawaku.  Aku berjalan tersesat, kaki terluka karena sepatu usang yang sialnya lupa ku ganti sebelum turun.

"Kau baik-baik saja, tuan kecil?"

Aku memicing, Pria bertubuh sempurna setinggi 185cm dengan jaket kulit seksi dan rambut perak basah terkena hujan baru saja turun dari motornya menghampiri. Apa katanya tadi?

"Aku bukan tuan kecil" protesku seadanya.

"baiklah. Kau tampak kacau, butuh bantuan? tumpangan mungkin hingga tempat aman?"

Aku menelisik. Tempat aman macam apa yang ditawarkan Pria asing ini. Mencoba meyakinkan diriku sendiri untuk tidak ikut pria ini, tapi aku mengangguk.

Dia asing tapi aku menyukai getaran tegang di diriku sendiri yang berani ikut dengannya.

Aku tidak memberitahunya arah kemana aku akan pergi, tetapi ia sepertinya memiliki tujuan sendiri.

Aku mencengkeram perutnya dan membiarkan dia berkendara, cukup puas dibawa ke suatu tempat. Itu mungkin terdengar bodoh, tetapi sesekali aku ingin menjadi seseorang yang mengambil keputusan dengan ceroboh dan tidak bertanggungjawab.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang