Imperfect 2 END

2.9K 227 148
                                    

.
.
.
.
.

Hari demi hari berlalu.
Bukannya membaik, tapi keadaan pernikahan Sunoo dan Sunghoon semakin dingin.

Sunghoon membeli unit apartemen di dekat rumahnya dan Sunoo, beralasan karena kehamilannya, Jaeyun harus sedekat mungkin dengannya.

Sunoo hanya mengiyakan, sudah terlalu lelah untuk menolak.

Toh pendapatnya bukan lagi prioritas Sunghoon.

Suaminya itu, bagaimanapun ia mencoba untuk memperbaiki pernikahan mereka, pada kenyataannya yang ia lakukan hanya memperpanjang kesakitan yang Sunoo rasakan.

Sunoo sudah hampir tidak pernah menangis lagi.
Sunghoon mulai melupakan hari peringatan kecil mereka, seperti hari pertama mereka bertemu, hari kencan ke 100 mereka, dan hari spesial di tanggal 24 di setiap bulannya karena 24 adalah tanggal ulangtahun Sunoo.

Bunga terakhir yang ia terima dari Sunghoon masih ada di kamar mereka, layu begitu saja meski Sunoo sudah berusaha membuatnya tetap segar.
Mengganti air setiap hari, mengatur suhu ruangan, dan memotong daun yang kering.

Sunoo enggan untuk membuangnya.

Mungkin seperti itu gambaran cinta Sunghoon untuknya.

Sunoo berulang kali membunuh rasa cintanya untuk Sunghoon agar ia bisa menerima keadaan ini lebih baik. Berbagi bukan sesuatu yang mudah.
Tapi sekeras apapun Sunoo memaksa, pada akhirnya ia hanya menyadari jika cintanya untuk Sunghoon tidak akan pernah bisa berkurang.

Sunoo masih tetap sakit melihat Sunghoon pergi menemui Jaeyun.
Sunoo masih ingin menahannya bahkan jika itu hanya satu jam lebih lama lagi bersamanya.

.
.
.
.
.

Bulan berganti hingga bulan dimana Jaeyun melahirkan.
Sunghoon hampir tidak pernah menginap di rumah, ia sibuk berada di apartemen Jaeyun, beralasan Jaeyun tidak memiliki siapapun lagi untuk membantunya merawat bayi.

Jika Sunghoon mampir, itupun sebentar dan dihabiskan untuk menemani Brooke bermain.

Sunoo mulai bertanya-tanya. Apa benar tidak masalah asalkan Brooke masih memiliki sosok ayah? Lalu bagaimana dengannya?
Apa ia tidak berhak untuk bahagia?

Tidak.
Sunoo sangat menderita.
Ia kesakitan seperti tercabik setiap malamnya.
Ketika bayangan keluarganya yang bahagia dulu selalu saja bergelayut di dalam kepalanya.
Sunoo masih tidak bisa merelakan semua itu kini hanya memori semata.

Bohong saat Sunoo mengatakan ia tidak pernah menangis lagi.
Ia hanya tidak melakukannya di depan orang lain. Ia menangis ketika di dalam kamar sendirian.
Memaki pada takdir yang sudah dengan kejam merampas semua kebahagiaan dihidupnya.

Tidak ada tempat bercerita dan mengeluh.

Entah sejak kapan ia merasa sendiri menghadapi semua ini.

Ibunya, sering sakit jika ia bercerita padanya, Sunoo berhenti bercerita ketika sang ibu tiba-tiba terkena serangan jantung ringan setelah ia menelfon dan menangis karena perlakuan Sunghoon yang lupa hari pernikahan mereka.
Ia tidak ingin membuat ibunya sakit lagi.

Sedangkan ibu mertuanya, sedang sibuk membantu di apartemen Jaeyun. Bagaimanapun anak Jaeyun adalah cucu mereka.
Sunoo tidak mungkin melarang mereka mengunjunginya.

Teman. Sunoo tidak ingin teman-temannya tau lebih.
Pernah ia bercerita, tapi dengan mudahnya mereka menghakimi sepihak.
Mengatakan ini semua kesalahan Sunoo yang terlalu sibuk dengan kegiatannya lalu melupakan untuk mengurus suaminya.

Sudah cukup, Sunoo tidak ingin membuat drama kehidupannya lebih buruk lagi.

Ia mulai memendam semuanya sendirian.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang