STRANGER (6) 🔞

4.1K 299 14
                                    

Seperti yang Sunoo kira. Sunghoon sudah pergi ketika ia bangun.

Mereka bermain gila semalam. Energinya terkuras habis hingga ia tertidur nyenyak dipelukan Sunghoon. Seingatnya begitu.

"Tetaplah hidup"

Sunoo tersenyum miris. Sunghoon menyuruhnya untuk tetap hidup sedangkan ia pergi dari kehidupannya. Tidak terlintas lagi bagaimana ia akan menjalani hari-hari nya di rumah mewah ini.

Ini tidak adil.

Sunoo menenggelamkan wajahnya diantara bantal empuk dan selimut. Terdengar isakan dari baliknya. Ia tak tahu lagi harus seperti apa mengekspresikan kesedihannya.

Ketika pertama kali ia disentuh secara kurang ajar oleh kedua Park itu, dunia nya hancur berantakan. Jalannya menggelap. Ia tidak bisa melihat apapun lagi didepannya.

Tapi saat Sunghoon datang membawakannya obat dan duduk di sudut kamarnya, ia seperti mendapat lilin kecil.

Temaramnya cukup untuk menerangi kegelapan dihadapannya. Seolah Tuhan sedang menghiburnya dengan kedatangan Sunghoon.

Sunghoon tidak meneranginya dengan terang yang berlebih untuk ia yang terbiasa dengan kegelapan. Sebelum bertemu dengan keluarga gila ini sebenarnya hidupnya sudah berkutat dengan kegelapan. Tapi ia tidak tahu jika masih bisa lebih dari itu.
.
.
.
.
.

"He took off 1 hour ago,"
Max duduk di ruangan kerja ayahnya. Pria paruh baya itu terlihat sedikit sibuk mengurus beberapa keperluan.

"I know"

Max mengangguk. Ia tidak ingin membahas sesuatu yang ayahnya tidak tertarik.

"Ah, the day after tomorrow you're coming to Miami... I want you to be ready to replace me in the near future, Max."

"All right... I want to bring Sunoo."

Sang ayah tertawa kecil. Anak sulungnya ini benar-benar terobsesi pada pemuda manis itu.
"No Max, just bring Tiff or some other bitch, hey... there's gonna be a lot of bitches hanging around too you know... I don't want to waste time unlocking that damn lock, we'll figure it out after we get home from Miami."

"Easy,... Just break the wall"

"I'll kill you if you do that on my back,... For whatever reason this house is your mother's obsession, and I don't want to destroy it even a little"

"But you destroyed it in another sense..." Gumam Max pelan.

"Did you say something?"

"No... I have to go."

"Ya..."

Tuan Park kembali berfokus saat Max pergi. Sedikit tergoda untuk membawa Sunoo tapi sekali lagi ia tidak mau merusak karya mendiang sang istri, rumah mewah mereka ini.
.
.
.
.
.
Tidak ada yang Sunoo lakukan selain melamun, tidur, makan, mandi dan merawat lukanya.

Di dalam kamar itu sudah seperti tempat persembunyian terbaik milik Sunghoon. Pria itu sungguh-sungguh ingin menjaga jarak dengan Max dan ayahnya.

Persediaan roti,. Kitchen set mini, atau obat-obatan. Disini lengkap. Sunghoon tidak perlu repot-repot keluar jika tidak berkepentingan.

Sunoo mengingat pesan terakhir pria itu. Ketika ia menemukan pisau dapur di kamar itu, terpikir untuk mengakhiri hidupnya saat itu, tapi pesan Sunghoon lagi-lagi berputar di otak nya.

Dan lagi, ia masih ingin hidup entah untuk alasan apa.

Sunghoon mengatakan mungkin ia bisa bersantai selama 1 Minggu, tapi setelahnya? Baiklah akan ia pikirkan nanti.
.
.
.
.
.

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang