Coagulation (1)

4.8K 287 57
                                    


Sunoo menunggu Sunghoon di basement apartemen mereka. Ia berada di dalam mobil, menyalakan penghangat lalu memainkan ponselnya.

Mood baiknya sejak Sunghoon mengajaknya berlibur hari ini seketika lenyap.

Pria tampannya itu harus kembali ke apartemen dan mengerjakan beberapa dokumen. Memang ia berjanji akan kembali dalam beberapa menit, tapi Sunoo sudah sangat kesal.

Bukan hanya hari ini, tapi beberapa minggu ini Sunghoon kerap meninggalkannya dan lebih memilih bekerja.

"lucunyaa" bibirnya menggumam dengan senyuman manis ketika jemarinya berhenti pada sebuah foto hasil USG nya.

Baru beberapa minggu, bohong jika ia bisa melihat dengan jelas dimana bayinya, tapi perasaan bahagia saat ia tahu ada kehidupan lain di tubuhnya beberapa hari lalu, ia jelas tidak berbohong. Apalagi ini adalah anaknya dengan calon suami yang sangat ia cintai itu.

Perlahan ia mengusap perut rata dibalik baju tipisnya. Diluar cuaca saat ini bersalju. Ia sangat kesal saat Sunghoon menunda sebentar perjalanan mereka, jadilah ia keluar dan menunggu tanpa ingat memakai coat tebalnya.

Semenjak beberapa minggu lalu ia mudah marah dan kesal pada Sunghoon dengan alasan sederhana. Tapi kali ini ia berencana mendiamkannya selama mungkin.

Kejutan tentang kehamilannya juga akan ia simpan sampai saat Sunghoon bisa membuatnya luluh nanti. Entah kapan. Biasanya ia luluh dengan cepat.

"yeoboseyo,eomma.." sunoo mengangkat telfon dari Nyonya Park, ibu Sunghoon yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri, begitulah permintaan Nyonya Park.

"Sunoo... eomma dengar kalian akan berlibur ke Vila? Apa itu benar?"

"Iya,,, aku sedang menunggu Sunghoon hyeong, eomma..."

"suruh dia berhati-hati... cuaca sedang bersalju, eomma tidak ingin terjadi Sesuatu pada calon menantu dan cucu eomma... dan juga, pakai pakaian tebalmu, jangan sampai sakit..."

"ne, eomma..." sunoo melirik kaos tipisnya. Kebohongan pertamanya pada wanita berhati malaikat itu.

"seandainya aku sudah bisa mengomeli Sunghoon untuk lebih memperhatikanmu..."

"sebentar lagi dia akan tahu eomma,,, dan eomma bisa mengomel panjang lebar nanti..."
Sunoo terkekeh. Keduanya lebih dekat dari hubungan calon menantu dan mertua pada umumnya. Bahkan mereka terkadang sangat kompak mengomeli Sunghoon dan Tuan Park.

"benar,,, jangan terlalu lama, dia juga berhak tahu,... ah iya... setelah pulang nanti segera temui eomma, kau harus membuat ukuran baru untuk baju pengantin nanti,,, 2bulan lagi perutmu akan mulai menonjol... ne?"

"iya eomma,,, kami hanya akan menginap 1 hari saja,,, besok aku akan langsung ke rumah"

"baiklah... jangan lupa katakan pada Sunghoon untuk berhati-hati... eomma tutup"

"ne eomma..."

Sunoo tersenyum.

Tidak semua orang seberuntung ia yang memiliki calon mertua yang baik seperti itu. Terlebih statusnya yang seorang yatim piatu dari panti asuhan.

Memiliki Sunghoon saja sudah cukup baginya, tapi kedua orang tua pria itu, seperti anugrah tersendiri, seperti kado terindah yang ia terima dari Tuhan.

"maaf, aku lama,,," Sunghoon masuk ke dalam mobil, menyalakannya dan memakai seatbelt.

Sunoo menekuk wajah cantiknya. Ia masih kesal karena perjalanan mereka tertunda hampir 1 jam.

Sunghoon menoleh ke samping, mengulurkan tangannya menyentuh wajah kekasihnya itu.
"hei,,, masih kesal? Aku minta maaf..."

Shut Up this is SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang