11. The Reason

106 18 1
                                    

Sunghoon memberi sekaleng cola pada Yuna.

"Makasih."

Dan disinilah mereka sekarang, taman belakang sekolah yang biasanya kosong saat istirahat dan penuh oleh para pembolos pada jam-jam kelas.

Gadis itu meneguk cola. Ia menoleh pada Sunghoon yang juga meneguk colanya.

"So, lo mau ngomong apa?"

Sunghoon menyimpan kaleng cola di samping kakinya. "Tadi lo kesini naik angkot?" tanyanya.

Yuna mengangguk.

"Kenapa lo gak bilang? Tadi pas gue ke rumah, nyokap lo bilang lo udah berangkat duluan."

Yuna menarik sudut bibirnya. "Yaa gak penting juga kan? Ngapain begituan aja gue harus bilang ke lo?"

Sunghoon menghembuskan napas. "Menurut lo? Selama ini kan lo berangkat bareng gue. Malah aneh dong kalau tiba-tiba lo berangkat sendiri dan gak bilang gue."

Yuna menoleh, tiba-tiba saja jadi merasa kesal. "Yaudah, nih gue bilang! Mulai hari ini gue bakal berangkat naik angkot. Udah tuh, puas?"

"Kenapa? Kan ada gue, ngapain lo harus susah-susah naik angkot." Sunghoon menatap mantannya itu bingung.

Yuna mendengus keras. "Harusnya gue yang nanya ke lo. Kenapa? Kenapa lo harus nganterin gue tiap hari?" Ia menatap Sunghoon lurus.

Sunghoon terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menghela napas. "Kita udah berangkat bareng sejak SMP. Dan kalau masalahnya karena kita udah putus, ingat, gue udah nganterin lo dari sebelum kita pacaran. So, udah jelas sekarang?"

"Itu doang?"

"Ha?"

Yuna menatapnya tepat. "Karena itu doang?"

Sunghoon terdiam, hanya membalas tatapan Yuna.

Yuna mengalihkan wajah. "Kan, lo aja ga—"

"Karena gue udah anggap lo sebagai adik gue sendiri," potong pemuda itu.

Yuna menarik sebelah bibirnya.

"Boleh kan kalau gue anterin adik sendiri?" tanyanya.

Yuna mengangkat wajah, menatap Sunghoon dengan ekspresi tak terbaca. "Lo lupa lo punya adik sendiri, Kak?"

Sunghoon terdiam.

"Ada Sunoo kan? Dia adik lo kan? Ngapain lo susah-susah nganterin 'orang yang dianggap adik' daripada adik sendiri?" sambung gadis itu membuat Sunghoon semakin bungkam.

Sebuah ingatan tiba-tiba muncul di kepala Sunghoon.

Yuna bangkit dari duduknya. "Lo diam gitu berarti lo udah sadar kan?" Ia pun melangkah pergi tapi sebelum itu Sunghoon menahan tangannya.

Yuna menoleh pada Sunghoon yang merunduk.

"Jadi karena ini?" tanya pemuda itu pelan.

Yuna mengalihkan wajah, tak menjawab.

Sunghoon mendongak. "Jadi karena ini kita putus?"

Yuna menarik tangannya. "Baguslah kalau udah sadar." Tanpa menunggu jawaban, ia pun pergi meninggalkan Sunghoon yang masih terduduk diam dengan hati yang berkecamuk.

TBC

💜❤💜❤

Up : 21-02-22

EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang