• Hee

80 11 0
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan kelas dua belas. Setelah deretan acara terlaksana, akhirnya tiba waktu bebas dimana semua siswa yang resmi lulus berhamburan di lapangan sekolah. Banyak dari mereka mengabadikan foto bersama keluarga ataupun teman-temannya.

Di tengah-tengah hiruk pikuk para murid, Yuna melangkah cepat sambil memanjangkan leher, mencari-cari seseorang. Tangannya menggenggam setangkai mawar kuning yang terbuat dari kain flanel. Matanya melebar saat menemukan sosok yang dicarinya. "Kak Hee!"

Heeseung yang tengah berbicara dengan temannya spontan menoleh. Pakaiannya rapi berjas dengan model rambut yang disisir ke atas. Ia berpamitan sebelum menghampiri Yuna.

"Lo dateng?" Heeseung mengulas senyuman.

Yuna mengangguk.

"Sendirian aja?"

"Nggak, tuh!" Yuna menunjuk Sunoo yang berdiri jauh di belakang sambil bersandar pada dinding pilar.

"Ah ..." Heeseung kembali menatap Yuna. "Ngomong-ngomong, itu apa?"

Tersadar, Yuna segera menyerahkan bunga itu padanya. "Ini buat Kakak."

"Wow ... thanks loh." Ia memandang bunga di tangannya.

"Bagus gak? Itu aku bikin sendiri tahu?"

Heeseung melebarkan mata. "Oh ya? Keren banget ...."

Yuna menggaruk tengkuknya malu sambil meringis. "Btw, congrats ya udah lulus."

Heeseung mengangguk. "Lo juga nyusul nanti."

"Iya, tar masih dua tahun ke depan," ujarnya sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.

Heeseung terkekeh. "Yaudah, foto yuk!"

Mengangguk. Yuna lantas memanggil Sunoo. "Cepetan ih! Fotoin gue sama Kak Heeseung!" serunya sambil melambaikan tangannya.

Di tempatnya, Sunoo mendecak. "Iya, sabar!" Lalu dengan malas ia berjalan mendekat.

Semakin mendekat, semakin jelas juga tatapan Heeseung yang terarah padanya. Mereka sempat bertatapan, tetapi Sunoo segera memutuskan kontak mata. Selain dengan kakaknya sendiri, Sunoo juga menganggap Heeseung sebagai salah satu saingan beratnya dahulu. Oleh karena itu, meskipun kini ia sudah resmi menjadi kekasih Yuna, rasa permusuhannya masih belum berubah.

"Mana hapenya?" Sunoo mengulurkan tangannya.

Yuna memberikan ponselnya lalu berdiri di samping Heeseung. "Yang bener fotonya."

"Bawel." Sunoo segera memposisikan ponselnya.

Yuna dan Heeseung menatap lensa kamera sambil tersenyum lebar.

Cekrek

"Lagi-lagi, sekarang bergaya," seru Yuna sembari mengangkat tangan membentuk tanda peace.

Sunoo menghembuskan napas. "Yaudah, cepet."

Heeseung yang awalnya memberi gestur jempol, langsung mengubah gaya menjadi tanda peace begitu Sunoo mengangkat ponselnya. Terlebih ia sengaja menyimpannya di atas kepala Yuna.

Sunoo mengernyit. Senyuman Heeseung yang menurut orang lain biasa saja, di matanya kini berubah menjadi senyuman meledek. Namun, sebelum ia sempat memprotes, Yuna malah berteriak menyuruhnya agar cepat memotretnya. Mau tidak mau, ia pun menekan tombol shutter.

"Udah."

Yuna langsung merebut ponselnya. "Mana lihat."

Ketika Yuna sibuk melihat hasil jepretannya, Sunoo melirik Heeseung dengan wajah dongkolnya. Sedangkan pemuda yang ditatap hanya mengangkat sebelah alis sambil tersenyum penuh arti.

"Seru juga responsnya," batin Heeseung.

Respons Sunoo selalu saja sesuai dengan ekspektasinya. Oleh karena itu, ia suka menjahilinya. Meskipun Heeseung tahu kalau Sunoo akan mengumpatinya dalam hati.

"Lo gak mau ngucapin gue selamat gitu?" ucap Heeseung.

Sunoo meliriknya sejenak. "Selamat."

Singkat dan padat. Namun, berhasil membuat Heeseung tergelak dibuatnya. "Ya, ya, thank you."

Sunoo tak merespons dan melengos. Namun, tawa Heeseung malah makin keras. Membuat Sunoo memandangnya aneh.

"Sehat, Bang?"

Yuna yang fokus pada ponselnya jadi mendongak, melirik kedua pemuda itu. "Mereka berdua kenapa?" Mengedikkan bahu, ia kembali menunduk pada ponselnya.

❤💜❤💜

Up : 29-06-23

EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang