28. Cancel?

68 13 1
                                    

Siang ini Yuna harus istirahat di UKS akibat dismenoreanya yang memburuk. Padahal kemarin-kemarin masih bisa di tahan, tapi hari ini untuk mengangkat pensil pun ia tidak kuat.

Coba tebak, siapa yang menjaga UKS hari ini?

Benar sekali!

Jay!

Sungguh kebetulan yang menyebalkan! Jika saja mamanya beserta ibunya Jay mengetahui ini, mungkin mereka sedang bersorak kegirangan sekarang.

Sebenarnya Yuna biasa saja dengan Jay. Ia tidak membencinya ataupun menyukainya. Pemuda itu hanyalah kakak kelas biasa baginya. Namun karena dua ibu-ibu rempong itu mulai bilang akan menjodohkan mereka, bertemu dengan Jay pun Yuna jadi malas. Ia tidak tahu mereka bilang begitu serius atau hanya sekedar candaan ibu-ibu, tapi tetap saja membuat Yuna enggan meski sekedar berpapasan saja.

Menyadari sejak tadi ada tatapan tajam yang mengarah padanya, Jay jadi menoleh. "Lo ada perlu apa lagi?"

Buru-buru Yuna membuang muka. "Gak ada," tolaknya ketus.

Jay mengernyitkan dahi menyadari itu.

Sebenarnya sudah sejak lama ia bertanya-tanya tentang sikap Yuna terhadapnya. Setiap kali mereka berpapasan, gadis itu selalu membuang muka. Tak jarang Jay mendapati Yuna memutar mata malas begitu ia menatapnya. Ia tidak tahu apa alasannya. Padahal sepertinya ia tidak pernah terlibat masalah dengan gadis itu.

Jay sudah tidak tahan lagi. Pemuda itu mematikan ponselnya lalu menghadap Yuna sepenuhnya. "Sekarang mending lo terus terang deh sama gue. Gue ada salah apa sih sama lo?" tanyanya tepat.

Yuna mengerjapkan mata. "H-ha?"

"Setiap kali kita ketemu pasti aja lo keliatan sinis ke gue. Jujur deh, lo ada masalah sama gue?"

Yuna terdiam cukup lama sambil menatapnya. Hingga akhirnya ia menghela napasnya. "Kak, mommy lo gak pernah bilang apa-apa?" tanyanya.

Jay menautkan alis. "Soal apa?" tanyanya tak mengerti.

"Udah gue duga sih. Kalau lo tahu lo pasti gak bakal lempeng kek gini."

Mendengar penuturan Yuna, Jay menatap bingung. Ia benar-benar tidak mengerti dengan maksud Yuna.

"Kak, mama gue sama mommy lo berniat buat jodohin kita berdua," ucap Yuna mengawali.

"Ha?! Serius lo?" Jay melebarkan mata tak percaya.

Menghembuskan napas pelan, Yuna mengangguk. "Di antara kita berdua emang gak ada masalah. Tapi gue tahu soal perjodohan itu, makanya setiap gue ketemu lo gue suka males duluan. Lo gak ada salah apa-apa sama gue. Guenya aja yang tiap ketemu lo suka inget perjodohan itu."

Jay bangkit dari duduknya. "Ini udah tahun berapa woy?! Emang masih zaman jodoh-jodohan!" geramnya.

"Kak, protesnya jangan ke gue lah!"

Jay meliriknya. "Selama ini lo tahu, kenapa gak ngasih tahu gue?"

Yuna menatap langit-langit seraya berpikir. "Gimana ya? Gue gak terlalu anggap ini serius sih. Terus ya, gue ngerasa gak berhak aja gitu ngeduluin mommy lo buat cerita."

"Lo bilang gak terlalu anggap serius?" Jay menarik sebelah alisnya. "Tapi setiap ketemu gue, lo suka buang muka," sindirnya.

"Ya gue kesel lah! Emang lo gak bakal kesel juga kalau tahu bakal dijodohin?"

"Ya gue juga kesel."

"Nah kan, sama."

Jay jadi menghembuskan napas. "Nanti gue bakal minta mommy buat batalin rencana perjodohan ini."

"Gitu dong!" seru Yuna senang.

"Harusnya lo bilang dari awal biar masalahnya cepat selesai," cetus Jay menatapnya lurus. Sedangkan Yuna hanya bungkam, pura-pura tak mendengar.

TBC

❤💜❤💜

Up : 27-12-22

EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang