••• Tuan Putri & Tiga Kurcaci

86 11 0
                                    

Waktu berlalu dengan cepat. Tidak terasa sekarang Yuna, Sunoo, Jungwon, dan Ni-ki akhirnya dinyatakan lulus dari sekolah. Semuanya berpenampilan rapi, kebaya untuk Yuna dan jas untuk para pemuda.

"Lo lihat, lo lihat ... gue juga punya banyak fans kan? Dari tadi para degem-degem pada minta foto bareng." Ni-ki memainkan alisnya sambil berlagak sok tampan.

Jungwon dan Sunoo yang melihatnya hanya mengernyit heran. Perlahan mereka menjauh. "Biarin aja, kasihan baru nyobain jadi populer," bisik Jungwon.

"Kita yang udah sering ngalah aja ya ...," sahut Sunoo ikut berbisik.

"Woy, gue masih bisa denger ya!"

Di sisi lain, Yuna sedang berfoto dengan ibunya.

"Cantik banget anak Mama."

"Oh tentu!"

Ibunya langsung tertawa. "Dasar! Eh, itu ... kamu gabung temenmu sana, Mama mau kesana." Ia menunjuk ibunya Sunoo yang tengah mengobrol dengan ibunya Jay.

Yuna hanya mengangguk kemudian ibunya pun pergi. Saat itu ia melihat Jay, Jake, dan Heeseung yang berjalan ke arahnya. Ia bergumam takjub, sudah lama rasanya tidak melihat pemandangan tersebut.

"Kalian dateng?"

"Iya dong! Gue gak mungkin gak dateng ke kelulusan adik kesayangan gue." Heeseung tersenyum riang. "Oh iya, nih buat lo." Ia memberikan sebuket bunga pada Yuna.

"Makasih banyak, Kak. Bunganya cantik." Yuna mencium kumpulan bunga tersebut. Wangi semerbak langsung memenuhi penciumannya.

"Bagus deh kalau lo suka. Yaudah, gue ke sana dulu ya?" Ia menunjuk kelompok Sunoo dengan jempolnya.

Yuna mengangkat alis heran. "Ah ... oke." Ia penasaran mau apa Heeseung ke sana. Karena seingatnya, pemuda itu tidak dekat dengan Jungwon ataupun Ni-ki, sedangkan dengan Sunoo ... sudah jelas hubungan mereka tidak akur.

Sepeninggal Heeseung, Yuna mengalihkan perhatiannya pada Jay dan Jake. "Oh iya, btw, kalian kok bisa barengan?" tanyanya.

"Gak bareng, cuma kebetulan aja ketemu di gerbang."

Yuna manggut-manggut mendengar penjelasan dari Jay.

"Yun, selamat ya udah lulus. Gue gak bisa ngasih apa-apa, tapi ini gue ada voucher buat lo."

"Voucher?"

"Lo tahu kan bokap gue buka restoran, ya ini dari sana. Ini ada dua, sekalian buat pacar lo." Jay menyerahkannya.

"Wah, makasih banyak, Kak, sampein juga ucapan terima kasih gue ke Om sama Tante."

Jake yang menyaksikan dalam diam lantas melirik Jay. "Buat gue?"

"Lo banyak duit, gak perlu voucher." Jay memicingkan mata heran.

Jake mencuatkan bibir. "Tapi kan gue juga suka gratisan."

Yuna tersenyum melihatnya sedangkan Jay makin mengerutkan kening.

Ponsel Jay berbunyi. "Yunjin udah dateng, gue jemput dulu."

Yuna membelalak. "Eh, Kak Yunjin dateng juga? Bukannya dia masih kuliah di Amerika ya?"

"Lagi libur. Yaudah, gue duluan." Jay pun berbalik dan berlari untuk menemui kekasih yang dirindukannya.

"Tinggal kita berdua ya?" Jake mengambil langkah mendekat. Ia lalu menyodorkan paper bag besar kepada Yuna.

Yuna melirik tas itu bingung. "Apa itu?"

"Lihat aja."

Begitu dibuka, berbagai macam olahan durian ada di sana. Mulai dari pancake durian, kue durian, bahkan sampai keripik durian pun ada. Yuna menatap Jake dengan tatapan tak percaya, sementara pemuda itu malah tersenyum bangga.

EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang