Sunoo mengetuk-ngetuk sepatunya ke lantai angkot. Sorot matanya tajam dengan mulut yang sibuk mengunyah biskuit. Rasanya kesal mengingat Yuna dibawa kakaknya tadi. Dia tahu betul kalau semuanya hanyalah rencana Sunghoon.
Berdecak lidah. Entah apa yang sedang mereka lakukan sekarang. Namun yang pasti, Sunoo tidak suka meskipun untuk sekedar membayangkannya.
"Itu kan ...." Perhatiannya beralih pada motor hitam yang terparkir di depan minimarket. Bukannya itu motor Sunghoon?
Angkot yang kosong membuat Sunoo dapat bebas berpindah duduk. Ia pindah ke kursi seberangnya lalu membuka jendelanya untuk melihat lebih jelas.
"Lah, iya!" serunya begitu melihat stiker di bagian samping motor.
Ketika Sunoo sibuk sendiri, angkot mendadak berhenti. Mengernyit heran, ia melongok ke depan. Kerumunan orang di depan membuatnya makin penasaran dengan apa yang terjadi.
"Ada kecelakaan apa gimana?" gumamnya.
Baru saja menutup mulut, matanya seketika melebar. Kembali melirik motor hitam itu, jantungnya jadi berpacu dua kali lipat cepatnya.
"Bang, kiri!" Setelah memberikan ongkosnya, ia pun turun. Kakinya dengan cepat melangkah menghampiri kerumunan. Dalam hati terus berharap kalau dugaannya salah.
"Jalanan sepi gini bisa-bisanya ada kecelakaan."
Mendengar ucapan bapak-bapak di sana, hatinya semakin tidak karuan. Setelah memberanikan diri, ia pun bertanya, "Maaf, Pak, apa ada kecelakaan di sini?"
Bapak itu mengangguk. "Barusan anak sekolah depan, katanya pas nyebrang ada motor ngebut. Sekarang udah dibawa ke rs deket sini."
Sunoo meneguk ludah. Telapak tangannya kini basah oleh keringat. Selepas mengucapkan terima kasih, ia berbalik menuju parkiran minimarket. Dengan hati gelisah ia mendekati motor hitam yang ia duga milik Sunghoon.
Mendapati kuncinya masih tertancap di tempatnya, matanya bergetar. Apalagi setelah melihat boneka penguin tergantung di sana. Tidak salah lagi, motor ini memang milik kakaknya.
~~~~
Mengusap dahinya, Sunoo berlari memasuki rumah sakit. Setelah menanyakan ke resepsionis, ia pun segera mencari Sunghoon dan Yuna. Berulang kali ia membuka tirai yang salah, membuatnya terus mengulang kata maaf. Sampai tirai terakhir di pojok terbuka, Sunghoon dengan tangan kiri yang diperban langsung melotot padanya.
"Lah, lo ngapain—"
Sunoo yang melemparkan kunci motor segera memotong ucapannya. "Gila lo ya! Untung gue yang nemu." Pemuda itu menunjuknya kesal dengan napas yang masih memburu. Tubuhnya membungkuk dengan tangan menopang pada lutut. "Sumpah ya, gimana kalau ilang coba?!" ujarnya lagi. Meskipun tak terlihat, sebenarnya ia lega kakaknya tidak terluka parah.
Sunghoon tak menjawab. Ia hanya merunduk pada kunci motor di tangannya. Tersadar, ia mendongak dengan alis terangkat. "Lo yang bawa—"
"Yuna mana?" tanya Sunoo setelah menegakkan tubuhnya.
Lagi-lagi Sunoo menukas perkataannya. Namun, Sunghoon tidak bisa marah. Wajar adiknya begitu, karena ia tahu bahwa Sunoo pasti mengkhawatirkan mereka.
"Sunoo?"
Keduanya kompak menoleh.
"Itu ...." Sunghoon lantas menunjuk Yuna yang berdiri di belakang Sunoo. Kedua tangannya penuh oleh botol air mineral. Wajah gadis itu jelas menunjukkan kebingungan.
Tanpa ba-bi-bu, Sunoo langsung menghampiri dan memeluknya erat. Yuna yang tersentak, mengerjapkan matanya.
"K-kenapa?"
Alih-alih menjawab, Sunoo malah mengeratkan pelukannya. Menyaksikan sendiri Yuna tidak apa-apa membuat hatinya kembali tenang.
Disaat keduanya sibuk dengan dunianya sendiri, Sunghoon berusaha untuk mengalihkan perhatiannya. Tentu saja demi kesehatan hatinya. Karena kenyataan bahwa kini gadis yang baru saja menolaknya malah berpelukan dengan adiknya bukanlah sesuatu yang mudah ia terima.
Berpura-pura mengamati gantungan kunci penguinnya, tanpa sengaja Sunghoon menemukan bercak merah di sana. Menyadari itu adalah darah, ia jadi menaruhnya kembali. Takut-takut lecet di telapak tangannya kembali mengeluarkan darah. Namun, faktanya tidak. Kalau begitu darah apa ini?
Ketika Sunghoon bertanya-tanya, Yuna yang masih dipeluk Sunoo merasa kalau dekapannya melonggar. Mengira pemuda itu hendak melepaskan pelukannya, Yuna melangkah mundur. Namun, gerakannya terhenti ketika kepala Sunoo di pundaknya malah memberat.
"Sun—E-eh?" Keseimbangannya mulai goyah sebab berat tubuh Sunoo terpusat padanya. "Sunoo, lo—Kak! Bantuin!" pekiknya bingung seraya berusaha menahan agar Sunoo tidak jatuh.
Sunghoon mendongak, lantas berdiri. "Kenapa?"
"Sunoo pingsan!"
TBC
❤💜❤💜
Vote komen juseyoo :)
KAMU SEDANG MEMBACA
EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔
FanfictionAnggap aja kalian Yuna, oke? Silakan menghalu ria!! - Per-bab berisi ± 500 word Start : 21-12-21 End : 29-06-23 1# imagine 19/11/23 1# halu 17/05/24 1# en- 02/07/24 1# yeen 24/07/24