38. Downpour

46 10 0
                                    

Sunghoon pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang sudah habis masa pinjamannya. Kondisi tangan kirinya yang di-gips membuatnya cukup kesulitan jika harus menyimpannya satu per satu ke rak, untuk itu ia meminta tolong kepada siswa yang ada di sana. Setelah menandatangani kartu peminjam, ia pun keluar.

"Ck, hujan." Rasanya baru sebentar di dalam, tetapi begitu keluar, hujan sudah turun dengan derasnya. Sunghoon menghembuskan napas sembari membenarkan letak ransel di bahu kanannya. Tanpa menunggu waktu lama, ia kembali ke perpustakaan untuk meminjam payung. Jika kondisinya baik-baik saja, ia akan langsung menerobos hujan. Namun, apa boleh buat, gips di tangannya tidak boleh basah.

Sunghoon melangkah memasuki lapangan. Masih ada waktu sekitar sepuluh menit sampai bel berbunyi, tetapi tidak ada siswa yang terlihat di luar. Tentu saja, hujan penyebabnya.

Sebentar, ia ralat ucapannya barusan.

Ada, seseorang terlihat menerjang hujan menuju ke arahnya. Sunghoon menghentikan langkah. Hujan deras mengaburkan pandangannya. Matanya kini menyipit. Di saat-saat seperti ini, ia jadi menyesal karena tidak mematuhi perintah sang ibu untuk tidak memainkan ponsel sambil berbaring.

"Eh?" Sosok tersebut lama-kelamaan semakin jelas. "Yuna ... "

Hanya dengan satu kata, perasaan bersalah yang hampir lenyap sekarang kembali menyelimuti hatinya. Pemandangan Yuna yang berdiri sendirian di halte tadi pagi tergambar jelas di matanya, membuat genggamannya di gagang payung semakin mengerat.

"Kak!" Yuna berhenti di hadapan Sunghoon dengan terengah-engah. Setelah dengan bodohnya berlari di bawah derasnya hujan, ia basah kuyup. Namun, wajahnya sama sekali tak menampakkan kalau dirinya peduli tentang hal itu. Ia hanya memandang lurus pemuda yang ada di depannya.

Sunghoon ternganga dengan kehadiran gadis tersebut. "Yuna, lo ...." Ia tidak melanjutkan ucapannya lalu tangannya bergerak untuk memayungi Yuna. Detik kemudian, wajah terkejutnya lenyap.

Kedua alisnya bertaut. "Lo ngapain sih, Yun? Sekarang masih pagi, tapi lo udah basah kuyup gini. Mau masuk angin, ha?" omel pemuda itu.

Yuna menggeleng. "Kak, lupain itu." Ia mendorong lengan Sunghoon pelan, membenarkan letak payung agar menutupi gips di tangan pemuda itu.

Sunghoon bingung dengan semua itu. Mulutnya sudah terbuka hendak berbicara. Namun, belum juga terlaksana, berikutnya malah matanya yang terbuka lebar.

"Kita bolos yuk!" ajak Yuna tiba-tiba.

TBC

❤💜❤💜

Kenapa ya Yuna ngajak bolos?

Tebak mau ngapain hayoooo

EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang