"Lo suka sama Yuna?"
Pertanyaan mendadak itu seketika membuat Sunoo yang tengah mengunyah apel menjadi tersedak. Sambil menepuk-nepuk dadanya, ia mendelik ke arah sang kakak yang bersandar di ambang pintu.
"Lo kalau mau masuk kamar orang, minimal ketuk pintu dulu ... bagus-bagus, ngucapin salam dah. Jangan maen nyelonong aja." Sunoo berujar kesal sambil menyimpan sisa apelnya ke atas piring—tidak lagi nafsu makan.
Seolah-olah tidak peduli, Sunghoon menutup pintu dan melangkah masuk. Ia mengambil apel bekas itu, menggosokkan sisi apel yang belum tergigit ke bajunya lalu menggigitnya. Melihat hal tersebut, Sunoo hanya menggeleng lemah sambil menghela napas.
Setelah mengambil satu gigitan lagi, Sunghoon kembali bertanya, "Lo suka sama Yuna?"
Dengan malas, Sunoo bersandar di tumpukan bantal di belakangnya. "Nggak."
Sunghoon mendengkus sambil menyeringai. "Dikira lo bisa bohongin gue? Jujur aja deh, tadi lo nekat begitu karena Yuna kan? Mana mungkin karena gue ... mustahil."
"Sok tahu! Lagian di mata lo, gue sejahat apa sih, Bang?"
Sunghoon tak merespons. Ia hanya memandangnya saja. Beberapa saat kemudian, ia kembali menggigit apel di tangannya. "Yaudah. Padahal kalau lo suka, lo udah bisa nembak dia sekarang. Toh, gue udah ditolak tadi." Ia berbalik.
"Lo ditolak?" Sunoo yang awalnya menutup matanya, kini menegakkan tubuhnya penuh minat. Tanpa sadar, senyumnya mengembang.
Sudut bibir Sunghoon terangkat samar. "Hm." Ia kembali menoleh lalu mengernyit. "Ngomong-ngomong, kenapa lo mau tahu? Katanya gak suka."
Mendengar itu, Sunoo perlahan menyandarkan tubuhnya kembali sambil membuang muka. Ia berdeham. "Siapa yang bilang gue penasaran? Nanya doang juga ...," ujarnya lantas mengulum bibir.
Sunghoon termenung cukup lama dengan mata yang tak lepas dari sang adik. Sampai tak lama, tawanya pun pecah. Sunoo seketika memandangnya heran.
Detik kemudian, Sunghoon pun menghampiri Sunoo hanya untuk menjitak saja.
"Bang, sakit woy!"
"Lo kalau mau bohong seenggaknya kontrol ekspresi napa!"
"Apa?! Ekspresi gue kenapa?" cecar Sunoo sambil menyentuh kepalanya yang berdenyut. Dasar tak berperasaan! Bisa-bisanya Sunghoon memukulnya di tempat yang dekat dengan lukanya.
"Gak sadar apa dari tadi lo nyengir selebar apa? Mau lo tahan kaya gimana juga, keliatan kali bibir lo kedut-kedut."
Sunghoon kembali mendekat. "Sini lo!" Ia kini menarik pipi Sunoo kencang. "Abang lo lagi sakit hati, masih bisa lo senyum-senyum, ha?!"
Sunoo berteriak sambil memukul-mukul tangan Sunghoon. "Argh ...! Sakit, gila!"
"Lo harusnya bersyukur tangan gue sakit sebelah, kalau gak ... udah abis lo sekarang!" Sunghoon tak mau melepaskan cubitannya meskipun adiknya sudah meronta-ronta minta dilepaskan.
"SUNGHOON BRENG—" Tangan Sunghoon bergerak membekap mulut Sunoo.
"MAAAA ... SUNOO NGOMONG KASAR!!!"
Di saat Sunghoon lengah, Sunoo menggigit tangan kakaknya itu lalu menendangnya.
Sunghoon memegangi perutnya. "Sunoo, lo—"
Berbeda dengan Sunghoon yang memandangnya tak percaya, Sunoo memandang tajam kakaknya yang terlempar beberapa langkah jauhnya.
"Bangs—"
"MAMA ... SUNOO NGOMONG KAS—"
Pintu yang didobrak kencang seketika menarik atensi keduanya. Di ambang pintu, sang mama berdiri dengan membawa sapu di tangannya.
"Ini udah malem loh." Ia menatap kedua anaknya bergantian dengan senyuman yang terpatri di bibirnya. Namun, bukannya terlihat ramah, wanita itu malah tampak menakutkan. "Kasih tahu Mama .... Siapa yang teriak-teriak tadi?"
Segera, Sunoo dan Sunghoon saling menunjuk satu sama lain. Oleh karena itu, tanpa menunggu lama, teriakan demi teriakan pun terdengar dari kamar tersebut. Di waktu yang sama, di ruang tengah, sang ayah yang awalnya tengah menonton televisi seketika bangkit lalu mengambil penyedot debu di pojok ruangan, refleks bersih-bersih rumah.
TBC
❤💜❤💜
Apakah mama kalian sama galaknya kaya mama sunsun?
KAMU SEDANG MEMBACA
EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔
FanfictionAnggap aja kalian Yuna, oke? Silakan menghalu ria!! - Per-bab berisi ± 500 word Start : 21-12-21 End : 29-06-23 1# imagine 19/11/23 1# halu 17/05/24 1# en- 02/07/24 1# yeen 24/07/24