45. Caught

46 7 0
                                    

Yuna tidak bisa terus bolos jika mau naik kelas. Oleh karena itu, mengesampingkan perasaannya, ia pun masuk kelas. Meskipun seharian ini ia berusaha untuk tidak bertatapan ataupun berbicara dengan Sunoo. Untungnya salah satu pelajaran hari ini ada kuis, jadi ia dapat menjadikannya alasan. Ia bilang pada Sunoo agar tidak mengganggunya belajar dan rencananya pun berhasil—setidaknya sampai bel istirahat berbunyi.

"Yun—"

"Gue duluan, perut gue mules."

Gadis itu pun segera berlari meninggalkan Sunoo yang menatapnya bingung. Ia pun pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan sebelum pergi ke UKS lagi.

Alis Yuna terangkat antusias. Sudah lama ia tidak melihat permen durian di kantin sekolahnya. Seringkali ia ingin membeli, tetapi selalu tidak ada. Ibu pemilik warung bilang kalau dari pasarnya selalu kosong. Oleh karena itu, mumpung sekarang ada, ia harus beli banyak!

"Bu, permennya—"

"Neng Yuna ya?"

Matanya melebar samar kemudian mengangguk. "Iya, Bu, kenapa?" tanyanya bingung.

Wanita itu tak menjawab dan malah membungkuk hendak mengambil sesuatu. "Nih, Neng, udah Ibu pisahin khusus." Ia menyodorkan plastik putih berisi permen durian padanya.

"Eh?" Yuna melirik plastik itu penuh tanda tanya.

"Eneng kan dari kemaren-kemaren udah nungguin. Nah, mumpung sekarang udah ada jadi Ibu pisahin." Wanita itu pun memberikan plastik tersebut padanya.

Meskipun Yuna agak bingung, ia pun menerimanya. "Makasih, Bu. Ini uangnya," ucapnya sambil mengulurkan selembar uang. Namun wanita itu malah menolaknya.

"Jangan, udah ambil aja, gapapa."

Yuna menyipitkan mata. "Tapi, Bu, saya—" Mengingat kalau ini bukanlah pertama kalinya mendapat permen gratis, ia menatap pemilik warung itu penuh selidik. Ia merasa ada yang janggal dan dugaannya itu diperkuat dengan gelagat kikuk wanita di hadapannya.

Yuna memandang permen tersebut. Matanya seketika melebar begitu teringat kalau ini adalah permen yang pernah diberikan Jake waktu ia sakit. Otomatis ia berbalik pergi.

Seharusnya Yuna memang tidak boleh langsung menyimpulkan seperti ini. Akan tetapi, di antara orang-orang terdekatnya, hanya Jake-lah yang berkaitan dengan permen durian itu.

Di tengah perjalanan, hujan mendadak turun dengan sangat deras. Namun, hal itu tidak menghentikannya untuk pergi ke kelas Jake. Sial baginya, karena begitu sampai, Jake malah tidak ada di kelas dan katanya sedang ke ruang guru. Padahal ia sudah nekat menerobos hujan, tetapi pemuda itu malah ada di gedung kelasnya. Alhasil, ia harus menyeberang lapangan lagi untuk itu.

Yuna memutar langkah. Ia berhenti sejenak untuk mengambil aba-aba sebelum kembali berlari menerjang hujan. Belum sempat ia melaksanakannya, dari arah berlawanan Jake terlihat berjalan ke arah gedung ia berada. Yuna pun akhirnya memilih untuk menunggu.

"Yuna? Ngapain lo disini?" tanya Jake yang berhenti di hadapannya.

Yuna tidak menjawab dan mematung di tempat. Begitu berhadapan dengan pemuda itu, ia segera tersadar bahwa yang ia lakukan hanyalah tindakan impulsifnya. Sekarang dia malah bingung harus mengatakan apa padanya.

"Yuna?" Jake memandangnya bingung. Gerakan Yuna yang berusaha menyembunyikan seplastik permen ke belakang tubuhnya segera menarik atensinya. Ia segera menyadari sesuatu. "Itu—"

Yuna yang melewatinya langsung membuatnya melotot kaget dan refleks menarik tangannya. "Lo mau kemana?" tanya Jake lalu memayungi gadis itu. "Seenggaknya bawa payung gue."

Yuna melirik payung yang disodorkan Jake. Payung hijau tua dengan stiker bintang di gagangnya. Sebentar ... stiker bintang? Yuna mengerjap. Teringat sesuatu, segera ia mendongak dan menatap Jake lekat.

"Waktu itu ada yang ngasih gue payung, tapi sampe sekarang gue gak tahu siapa orangnya." Yuna memindai ekspresi Jake, tetapi tak ada perubahan yang berarti terlihat. "Warnanya biru tua ... di gagangnya juga ada stiker bintang kaya di payung ini. Mungkin kalau gue gak salah, jenis payungnya bahkan sama."

Jake bungkam.

Tak juga mendapatkan balasan, Yuna menunjukkan permen yang sejak tadi ia bawa. "Semuanya Kakak yang ngasih?"

Hening.

Jake mengulas senyuman di bibirnya sambil berseru, "Yah ... ketahuan deh."

TBC

❤💜❤💜

Mau Jake juga :(

EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang