21. The Oldest

91 19 3
                                    

Setelah kedatangan Heeseung di tengah percekcokan adik kakak yang tidak penting tadi, sekarang ketiganya malah berakhir di parkiran dengan Sunghoon yang pulang lebih dulu.

Yuna memandang mobil hitam di hadapannya ragu. "Gapapa Kak?" tanyanya.

Heeseung mengacak rambut Yuna gemas. "Kaya yang baru aja, gapapa kali."

Tak jauh dari mereka, Sunoo memandang interaksi keduanya tak suka.

Heeseung membuka pintu depan. "Yaudah masuk," ucapnya mempersilakan Yuna. Tetapi belum juga ia melangkah, dengan cepat Sunoo menyerobot dan duduk di kursi samping pengemudi.

"Sunoo!"

"Apa? Lo di belakang sana," ucapnya acuh tak acuh.

Diam-diam Heeseung tersenyum kecil. Ia lalu menutup pintu dan membukakan pintu belakang untuk Yuna.

Heeseung duduk di kursi pengemudi. Ia memasang sabuk pengamannya. "Selfbelt jangan lupa," katanya mengingatkan. Segera Sunoo dan Yuna pun memakainya.

Pemuda bermata bulat itu menoleh pada Yuna. "Kalau mau pake selimut, ambil aja di kursi belakang lo." Gadis itu pun mengangguk.

Heeseung kembali menghadap ke depan dan mulai menyalakan mesin mobilnya. "Oke, berangkat ya." Ia mulai mengeluarkan mobilnya keluar parkiran sekolah. Dari spion depan pemuda itu melihat Yuna yang sedang mengambil selimut. Hal itu membuatnya tersenyum. Dan Sunoo yang menyadari itu jadi berdehem.

Heeseung meliriknya, kemudian tertawa kecil. "Mau minum, Sunoo?" tanyanya.

"Gak," jawabnya singkat.

Di belakang mereka Yuna memandang bingung. Beberapa lama kemudian ia mulai memejamkan mata, melanjutkan tidurnya.

~~~~

Suasana mobil sangat hening. Tidak ada satupun yang berbicara. Di kursi belakang Yuna sudah terlelap sejak tadi, sedangkan di depan Sunoo memainkan ponsel dan Heeseung sibuk menyetir.

Sampai akhirnya Heeseung mengambil inisiatif untuk memecah keheningan. Dengan pandangan yang fokus ke jalan ia buka suara. "Sunoo, udah gede ya sekarang."

Pemuda itu segera menurunkan ponselnya, ia menoleh. "Abang juga udah tua yang sekarang," ujarnya seketika membuat Heeseung menengok padanya. Pemuda yang 2 tahun lebih tua itu kemudian terkikik geli.

Sunoo menarik bibirnya samar. Matanya melirik Yuna yang sedang memejamkan mata lewat spion.

"Lucu ya, padahal dulu lo suka berantem karena berebut mobil-mobilan sama abang lo di taman." Heeseung kembali mengingat kisah masa kecilnya dengan teman-teman kompleknya dulu.

"Dan sekarang jadi berantem gara-gara cewek," sambung pemuda itu. Sunoo menoleh sekaligus. Ia menatap Heeseung dengan wajah terkejut. "Maksud lo, Bang?"

Si pengemudi meliriknya sekilas. "Gini-gini gue peka loh orangnya. Mana mungkin gue gak sadar kalau perhatian lo ke Yuna itu udah di atas wajar 'seorang teman'," ucapnya sambil menekankan dua kata di akhir kalimat.

Spontan Sunoo melihat ke belakang, takut jika Yuna mendengar yang diucapkan kakak kelasnya itu. Ia berdehem. "Kalau gitu harusnya abang juga sadar dong, kalau perhatian lo itu sama-sama udah di atas wajar."

Heeseung menarik sebelah bibirnya. "Ya gue sadar dong sama apa yang gue lakuin. Toh, gue lakuin itu juga karena gue suka sama Yuna."

Sunoo seketika terdiam. Ia tidak tahu jika Heeseung akan setransparan itu padanya.

Melihat reaksi Sunoo yang begitu kehabisan kata-kata, Heeseung lagi-lagi dibuat tertawa. "Kenapa? Takut ya karena rival lo itu gue?"

Heeseung menatap Sunoo dengan senyuman di bibirnya. "Tenang aja, gue mainnya sportif kok."

TBC

💜❤💜❤

EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang