25. Fair

87 17 3
                                    

Satu minggu sudah berlalu.

Malam ini tiba-tiba ibunya mengajak Yuna untuk pergi ke mall bersama ibunya Jay. Gadis itu menurut saja. Bahkan ia senang karena jarang-jarang ibunya mengajak ke tempat mewah seperti mall.

Tapi suasana hatinya seketika berubah ketika kedua wanita itu bilang Jay akan ikut. Pikirannya mulai kemana-mana. Yang pasti ia mencurigai kalau semuanya adalah rencana kedua wanita itu.

Dan benar saja. Sesampainya disana, bukannya mengajak masuk ke mall. Yuna dan Jay malah disuruh untuk menunggu di pasar malam yang berada dekat mall tersebut.

"Have fun ya," seru ibunya Jay disertai kerlingan penuh arti.

Ibu Yuna menaik-turunkan alis sambil menatap putrinya membuat Yuna melengos sebal.

Kedua wanita itu pun pergi meninggalkan sepasang manusia itu dengan suasana hati senang tanpa mempedulikan perasaan mereka.

Yuna menghela napas lalu melirik pemuda di samping yang sedang melihat jam tangan. "Kak, mama lo gak bilang apa-apa?" tanyanya.

Jay menoleh. "Tadi kan bilang nyuruh have fun," jelasnya dengan wajah datar.

Yuna memutar mata. Sudah pasti pemuda itu tidak diberitahu soal perjodohan mereka. Ia melirik pintu masuk mall dengan sebal.

Dasar ibu-ibu licik!

Jay berjalan mendahului tanpa bicara. Yuna yang tersadar segera berlari mengikuti sambil menggerutu.

Mereka mulai memasuki wilayah pasar malam. Setiap sisi kanan dan kiri di penuhi oleh stan-stan yang menjual berbagai macam makanan, minuman, serta aksesoris.

Yuna dengan takjub menatap sekelilingnya. Lampu kerlap-kerlip beraneka warna ikut menghiasi membuat malam ini terlihat lebih indah.

Saking terpananya, gadis itu bahkan tidak sadar jika Jay sudah berbelok.

Jay berdiri di hadapan stan jagung bakar. "Bu, jagung bakarnya du—lo ma—eh, YUN!" Segera pemuda itu memanggilnya membuat Yuna yang tersadar berlari ke arahnya.

"Kak, kok gak bilang-bilang!" omelnya kesal.

Jay tak menjawab. "Lo mau jagung bakar?" tanyanya.

Yuna melirik jagung yang sedang dibakar kemudian mengangguk. "Boleh."

Pemuda itu pun langsung memesannya.

Tidak lama setelah itu, jagung bakar mereka pun siap.

Keduanya duduk di kursi panjang yang disediakan.

Yuna meniup jagung bakarnya terlebih dahulu sebelum memakannya, begitu juga dengan Jay.

Menit-menit berlalu dalam keheningan. Sampai akhirnya Yuna merasa harus mulai bicara. Ia menyimpan jagung bakar itu di sampingnya.

"Kak, lo suka jagung bakar?"

Jay yang baru menggigit, menoleh sekilas. Ia mengunyah sebentar lalu mengangguk. "Gue suka jagung," jawabnya.

Yuna mengangguk-angguk.

Gadis itu menatap langit sambil bersandar dengan tangan di belakangnya.

"Malam ini langit cantik banget ya, banyak bintang," ujarnya membuat Jay yang sibuk mengunyah ikut melirik langit.

Yuna menurunkan pandangan lalu menarik tangannya. Ia menggosok-gosokkan tangannya yang menyentuh besi di ujung kursi. "Iya cantik tapi ding—eh?" Matanya membulat menatap sebuah sarung tangan di hadapannya.

Ia menoleh pada pemuda yang menyodorkannya.

"Itu punya mommy, pake aja," ucap Jay dengan wajah tenang.

EN- Yeen (EN- Fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang