JIKA DIMINTA mendeskripsikan soal dirinya, Bryan Lesmana bisa saja dengan bangga menyatakan dirinya sebagai bintang nomor satu di Sekolah.
Berparas good looking, menjabat sebagai ketua OSIS SMA bergengsi sejak masih di kelas satu, juara umum sekolah dua tahun berturut-turut serta merupakan kapten tim basket sekolah yang baru-baru ini berhasil memboyong juara pertama tingkat nasional, segala ditambah dengan fakta bahwa dia adalah putra tunggal Direktur Utama Lesmana Group -salah satu perusahaan terbesar di jakarta-, membuat posisi Bryan tak terkalahkan siapapun.
Bryan digandrungi oleh cewek manapun, baik di SMA nya maupun SMA lain. Bahkan cewek-cewek itu mendirikan sebuah perkumpulan khusus fans Bryan Lesmana yang saat ini sudah mencapai tiga ratus anggota.
Disisi lain, Bryan tidak terlalu memikirkan hal itu. Baginya, semua pencapaiannya adalah sebuah kewajiban yang harus ia tunaikan untuk memenuhi janjinya pada Mama.
"Bapakmu mau kawin lagi?" Itu celetukan pertama yang didengar Bryan setelah bercerita pada kedua sobat karibnya, Reksa dan Agung.
Bryan mengangguk menanggapi celetukan Agung, sembari meneguk minuman bersoda kalengan ditangannya. "Janda. Punya anak satu. Denger-denger sih cewek,""Weh, Rondo Cok!" Agung berteriak semangat. "Anaknya cewek? Cantik ndak? Kalo cantik kenalin ke aku dong.." Agung memasang muka memelas, yang dilihat Bryan sebagai raut muka paling menjijikkan yang pernah ia lihat. Sembari menoyor kepala Agung agar otak cowok medok itu sedikit waras, Bryan melempar kaleng sodanya ke tempat sampah.
"Emang sekarang itu yang penting?" Bryan menoleh pada sahabat-sahabatnya. "Papa gue bakal nikah lagi, dan lo tau, Papa cinta mati sama orang itu. Orang itu, Cewek itu, Bakal gantiin posisi Mama. Dan Mama, Pasti akan dilupain begitu aja. Gue ga sanggup. Gue ga sanggup bayanginnya, Gue ngga bisa ngelupain Mama."
Bryan menengadah, menatap langit berawan. "Gue bahkan masih nganggep Mama pergi jauh ke luar negeri, dan akan kembali ke rumah lagi suatu saat,"Reksa dan Agung saling pandang. Selama tiga tahun ini, mereka lah yang paling tahu soal kesedihan Bryan. Berkali-kali, Bryan akan kembali bercerita soal mamanya. Mengatakan bahwa ia tidak akan bisa melupakannya. Saat kesedihannya memuncak, Bryan tidak akan segan bertindak agresif, melukai diri dan bahkan berusaha untuk mengakhiri hidup. Karena khawatir pada keadaan Bryan, Papa Bryan sampai memohon kepada Reksa dan Agung sebagai sahabatnya sejak kecil untuk menemani Bryan di SMA yang sama. Bahkan Papa Bryan sudah menjamin biaya mereka berdua hingga lulus demi membuat Bryan tidak merasa sendirian.
Reksa pikir, ini semua hanya soal waktu. Bryan akan kembali pada sisi Bryan yang dulu, seseorang yang sangat positif dan semangat menjalani hari. Saat ini Bryan memang masih terlihat sempurna dalam bidang akademik maupun non akademik. Namun di dalam, Reksa tahu Bryan sedang hancur lebur tak terselamatkan. Baru saja tiga hari yang lalu, Reksa dikejutkan dengan kedatangan Bryan tiba-tiba ke rumahnya tengah malam dengan luka di sekujur tubuh akibat jatuh dari motor. Dari ceritanya, demi menghindari kucing yang lewat ditengah jalan ia harus membanting stir dan berakhir menabrak tiang listrik sehingga harus berpelukan dengan aspal. Kala itu Bryan tertawa sembari bercerita, namun saat ini Reksa tahu bahwa kecelakaan itu terjadi setelah pertemuan pertama Bryan dengan calon ibu tirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (END)
Teen FictionBryan Lesmana. Cowok paling famous satu sekolah yang kesal bukan main setelah mendengar Papanya akan menikah lagi. Ia pun berencana menggagalkan pernikahan itu dengan mengancam Adinda, calon adik tirinya. Iris Soraya. Terpaksa berpura-pura menjadi A...