25. Bukti

160 4 0
                                    

Haiii...

Hallow...

Update ah.. Mumpung pengen.. Wkwk

Koreksi typo yaa..

Jangan lupa vote, komen dan sharenya!

Love yaa💜💜

Love yaa💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAKKK!!

Suara gebrakan tas yang beradu dengan meja kayu sekolah sukses membuat seisi kelas terperanjat. Iris sampai hampir terlonjak, matanya melotot melihat Dinda yang beranjak duduk di sampingnya. Wajahnya terlipat serius.

"Kenapa Din?" bisiknya mendekati Dinda dengan sorot mata khawatir. "Kenapa dateng-dateng langsung marah?"

Dinda tak menjawab. Ia memejamkan mata menenangkan diri.
"Jangan nanya dulu, Gue lagi nggak mood."

"Oke.." cicit Iris tak kuasa membantah. Jarang sekali dalam sejarah pertemanannya melihat Dinda semarah ini. Biasanya marahnya Dinda itu mengomel sepanjang jalur kereta. Kalau Dinda terlihat serius, berarti dia sedang marah besar.

"Hai Din," Rinai muncul dari luar kelas, tampaknya ia baru saja datang.

"Hai," balas Iris balik menyapa. Ia berniat mengangkat tangan untuk melambai pada Rinai tapi—

PLAKKK!!

"Nggak usah disapa balik!" teriak Dinda galak.

"Sakit tau," ringis Iris sembari mengibaskan tangannya yang digeplak Dinda. "Lo ada masalah apa sih? Kenapa Gue juga kena?"

"Sensi banget sih Lo," Cibir Rinai pada Dinda. "Btw, kemaren weekend jalan kemana aja Din?" Rinai mengalihkan pandangan pada Iris.

"Weekend?" Iris mengernyitkan dahi. "Gue di rumah aja sih,"

"Masa sih, bukannya Lo—"

"Jangan nyebar fitnah Lo!!" Dinda tiba-tiba saja sudah berdiri, kedua tangannya terkepal di atas meja. Ia menatap Rinai dengan tatapan tajam. "Inget apa yang Gue bilang semalem,"

"Kenapa sih nggak mau nerima kenyataan Ris?" Rinai menggeleng-gelengkan kepala. "Udah ada buktinya juga kalo sahabat Lo itu sebenarnya—"

"Emang b*bi Lo ya!!" Kemarahan Dinda memuncak, tangannya sudah melayang pada Rinai.

"Dinda!" teriak Iris menahan tangan Dinda. "Udah stop! Lo ngapain, sih?"

"Jangan tahan Gue Ris! Gue harus kasih cewek ini pelajaran!"

"Ya Lo ngomong dulu apa masalahnya! Please jangan pake kekerasan lah, Din!"

"Biarin! Gue nggak terima Lo dikata-katain sama dia Ris! Gue udah muak sama berita nggak jelas yang dia sebarin!"

Sweet Liar (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang