3. Saya Adinda

334 21 10
                                    

MINGGU DEMI minggu pun berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MINGGU DEMI minggu pun berlalu.

Sekolah Dinda dan Iris sudah selesai melaksanakan Ujian akhir, dan sekarang kedua cewek itu sedang mempersiapkan diri untuk memasuki semester baru di SMA Dua Belas.

Meskipun nilainya pas-pasan selama sekolah, Dinda bukan termasuk ke jajaran murid yang bego-bego banget. Walau seringnya cuma masuk juara harapan -itupun kalo udah belajar keras banget sampai besoknya harus kerokan sebadan-, tetapi setidaknya hal itu membuktikan pada Mami kalau bagian otaknya masih bisa dipakai selain buat gambar doang. Sedangkan kalau Iris, dia termasuk murid yang selalu masuk jajaran tiga besar. Makanya Dinda seneng sahabatan sama Iris, soalnya kebantu banget kalo lagi nggak paham soal pelajaran!

Tapi selain persiapan untuk masuk SMA, sebenarnya tanpa sepengetahuan Mami, Dinda juga mempersiapkan rencana balas dendamnya kepada Bryan. Aksi saling mengumpat mereka memang terhenti gara-gara handphonenya disita Mami, tapi tentunya dia masih punya dendam kesumat dengan cowok itu.

"Emang rencana Lo apaan?" Iris menyeruput mi instan rasa kari di tangannya, kepalanya terayun menikmati nikmatnya rasa sedap yang masuk ke lidah.

"Gue bakal buka aib dia waktu di sekolah, terutama waktu MOS. Gue akan sebarin di seluruh SMA Dua Belas kalo idola mereka selama ini adalah pengecut yang maki-maki Gue di sosmed," Jawab Dinda berapi-api, ditangannya teracung garpu.

"Tapi kan, Lo ikutan maki-maki dia juga. Nggak takut apa kalo fansnya nyerang balik?"

"Kan dia yang mulai duluan!" Dinda ngegas, "Gue korban loh ini!"

"Tapi kalo Bryan nggak ngaku?"

"Ya makanya Gue butuh bantuan Lo buat ngerencanain ini bareng-bareng!"

"Artinya.. Lo belum punya rencana apa-apa kan?"

"Eh?" Dinda kicep, emang iya!

"Ampun deh," Iris menggeleng tak percaya.
"Bisa mati duluan kita kalo mau nyerang tanpa strategi,"

"Iya sih," Dinda mengaduk mi instan gorengnya lesu, "Tapi Gue belum tau mau ngapain,"

"MOS nya tinggal besok loh,Din!"

"Makanya," Dinda mendekat pada Iris, mengerjap-ngerjapkan mata sok imut. "Gue butuh ide cemerlang dari temen terbaik dan tercerdas Gue, Iris Soraya,"

"Halah, kalo begini aja bilangnya teman terbaik,"

Dinda cengengesan. Walaupun nggak tau mau ngelakuin apa buat ngebales Bryan besok, setidaknya udah ada satu orang yang pasti bakal mendukungnya! Iris Soraya!

***

"Sebelum kita mulai, Gue mau ngingetin sama Lo," Bryan bersedekap, menatap Reksa tajam. "Kalo Lo ketemu sama anak baru namanya Dinda, Lo harus langsung kasih tau gue!"

"Yaelah, Gue kira apaan?" Reksa mendengus, "Iya, nanti Gue kasih tau,"

"Beneran loh!"

"Kan Lo yang nge-MOS mereka, gue cuma PMR. Malah Lo yang tau duluan kalo ada anak baru yang namanya Dinda,"

Sweet Liar (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang