SUASANA UKS yang cukup lengang terlihat mencekam. Suara kipas angin yang berisik mendominasi keheningan. Dua orang remaja yang duduk di kursi yang saling berhadapan itu hanya terdiam, sama-sama menunduk.
Iris termenung. Pikirannya kosong. Badannya memang ada disini, tapi jiwanya sudah berjalan-jalan entah kemana.
Sejak mendengar cerita lengkap Reksa soal insiden di rumah sakit, Iris bahkan tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
"Sorry," Reksa berkata tulus. "Harusnya Gue bisa cegah mereka ketemu waktu itu,"
"Nggak, nggak," Iris menggeleng. "Ini bukan salah Kak Reksa,"
Yang Iris katakan benar. Reksa tidak salah sama sekali. Mungkin Tuhan memang ingin menghukumnya sedemikian rupa, membuat semua kebohongannya terungkap.
"Menurut Gue, kayanya Dinda jadi kaya gitu karena marah sama Lo. Gara-gara omongan yang dia denger dari si Bryan,"
Iris mengangguk. Sekarang semuanya masuk akal. Dinda yang marah, Dinda yang tiba-tiba berubah. Semuanya terlihat jelas sekarang.
"Ini salah aku kok Kak," Iris menghela napas. "Aku emang harus terima semua konsekuensinya,"
"Semangat," Reksa menepuk pundak Iris lembut. "Gue yakin Lo bisa ngadepin semua ini. Gue akan bantu Lo sebisa Gue,"
Iris tersenyum, mengangguk kecil. Meski begitu, perasaannya masih terombang-ambing. Bagaimana? Bagaimana dia bisa menghadapi Dinda sekarang? Terus Kak Bryan? Bagaimana caranya mengubah kembali nasi yang sudah menjadi bubur?
***
"Ada yang bisa jelasin duluan ke Ibu?"
Saat ini, Iris sudah duduk di ruang BK bersama Dinda. Kepala mereka tertunduk dalam. Mata Bu Dewi seolah mengeluarkan laser saking tajamnya.
Hari ini, sepertinya guru BK benar-benar panen besar. Setelah kejadian Iris dikurung di gudang, dan Reksa akhirnya terluka, semua murid yang terlibat di panggil. Termasuk seluruh murid kelas X IPA I, kelas Iris dan Dinda. Mereka semua ditanya alasan membully Iris satu persatu.
Sesudah itu Salsa, sang biang kerok dipanggil. Dari keterangan yang di dapat, Salsa ini mulai terobsesi pada Bryan sejak kelas 2 SMP. Sebenarnya, saat itu Salsa adalah korban bully teman-temannya, tapi kemudian Bryan yang melihatnya menolong. Sejak saat itulah, Salsa benar-benar jatuh cinta, dan terobsesi padanya.
Salsa bahkan sampai pindah rumah, hanya demi bisa mengawasi Bryan 24 jam. Gadis itu bahkan sudah berkali-kali memotret Bryan tanpa izin, menyimpan foto-fotonya di dalam kamar.
Akibatnya, Salsa di depak dari sekolah tanpa surat rekomendasi pindah.
Iris bergidik. Astaga.. Ada ya orang segila itu? Tapi tentu saja, Iris tidak butuh waktu lama untuk memikirkan masalah Salsa. Karena sekarang tibalah giliran dia dan Dinda dipanggil bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (END)
Teen FictionBryan Lesmana. Cowok paling famous satu sekolah yang kesal bukan main setelah mendengar Papanya akan menikah lagi. Ia pun berencana menggagalkan pernikahan itu dengan mengancam Adinda, calon adik tirinya. Iris Soraya. Terpaksa berpura-pura menjadi A...