"SSSTTT RIS," Dinda berbisik. Suasana perpustakaan sekolah terlalu tenang untuknya bersuara lebih keras. Ia tampak mencoret-coret buku paketnya bingung. Segera kemudian dihapusnya lagi coretan itu. Ditulis lagi. Dihapus lagi. Begitu terus menerus.
"Ris," Bisik Dinda lagi, saat Iris tidak menggubris panggilannya. Gadis itu kelihatannya saja tengah membaca novel berbahasa Inggris, padahal dari tadi tangannya hanya sibuk membolak-balikan halaman tanpa membacanya sama sekali.
"Woy! Iris!" Dinda berbisik lebih keras sembari menutup buku Iris, menyadarkan gadis itu dari lamunan. "Kok malah bengong?"
Iris tersentak, kemudian menoleh pada Dinda.
"Hehe, sorry.." Cengirnya. "Udah sampe mana tadi?"
"Nih, kalo yang 2√12 tuh berarti gimana?"
"Oh, Lo pecahin dulu √12 nya pake perkalian.. Jadinya kan √3×√4. Terus cari angka yang hasilnya bisa dipangkatin 2. Berarti kan 4 tuh.. Nah √4 = 2. Nah 2 yang tadi dikali sama 2 hasil dari √4. Jadinya 2×2√3 = 4√3!" Jelas Iris panjang lebar.
"Gimana, paham?"
Bukannya menjawab, Dinda malah menatap Iris dengan mulut terbuka.
"My bestie, Lo kan tau kalo otak Gue lemot. Apalagi kalo soal matematika beginian. Kalo Lo ngejelasinnya secepet itu, yang ada Gue bukannya paham, pusing iya!" Dinda menaikkan satu oktaf suaranya ketus.
"Sssttt.." Iris membungkam teriakan Dinda dengan tangannya, "Jangan keras-keras ngomongnya, ini di perpus!" Bisiknya kemudian sembari menebar cengiran minta maaf pada siswa-siswi yang melirik tajam.
"Habisnya Lo ngeselin sih!"
"Hehe, sorry.."
"Lo lagi mikirin apa sih dari tadi, sampe nggak fokus gitu,"
"Eh?" Iris terperanjat. Gue kepikirannya keliatan banget ya sampe seorang Dinda yang paling nggak peka pun bisa sadar?
"Nggak, Gue cuma.. keingetan kejadian tadi pagi,"
"Oh, kecoak itu?" Sambung Dinda. Kemudian dia tertawa kecil, "Gue seneng banget liat si Bryan ketakutan kaya gitu,"
Iris mengangguk setuju. Siapa sangka seorang Bryan Lesmana yang sangat galak dan mengintimidasi itu ternyata takut banget sama kecoak. Mana kecoaknya bukan kecoak asli, tapi mainan adik Iris yang nggak sengaja masuk kantong baju dan jatuh di ruang tamu tadi pagi.
Iris menggelengkan kepala sembari tersenyum kecil saat membayangkan lagi kejadian itu, Bryan lucu banget!
Eh?
"Hai kalian," Sebuah suara yang sudah tidak asing lagi menyapa Dinda dan Iris, membuat kedua cewek itu langsung mendongak ke asal suara. Cowok dengan kacamata bertengger di hidungnya itu tiba-tiba saja sudah duduk di hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (END)
Teen FictionBryan Lesmana. Cowok paling famous satu sekolah yang kesal bukan main setelah mendengar Papanya akan menikah lagi. Ia pun berencana menggagalkan pernikahan itu dengan mengancam Adinda, calon adik tirinya. Iris Soraya. Terpaksa berpura-pura menjadi A...