Bryan Lesmana. Cowok paling famous satu sekolah yang kesal bukan main setelah mendengar Papanya akan menikah lagi. Ia pun berencana menggagalkan pernikahan itu dengan mengancam Adinda, calon adik tirinya.
Iris Soraya. Terpaksa berpura-pura menjadi A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DELAPAN JAM perjalanan jelas bukan hal yang menyenangkan bagi Iris. Apalagi jiwa rebahannya yang sudah menggebu-gebu ingin segera memeluk bantal dan guling. Gadis itu sudah berusaha tidur-bangun-tidur-bangun di dalam kereta dengan berbagai posisi. Tetap saja rasanya perjalanan masih terlalu panjang untuk sampai.
Ia mencoba mengalihkan perhatian pada novel-novel yang ia bawa, atau pada game candy Crush di handphone yang tidak habis-habis levelnya. Tetap saja, rasanya membosankan.
Belum lagi, pikiran Iris masih saja melayang-layang.
Apa Kak Bryan akhirnya membaca surat Gue? Gimana kira-kira respon dia? Apa dia malah tambah marah? Terus ? sekarang Gue mesti ngapain?
Saat sedang kalut dengan pikirannya sendiri, suara handphone berdering membuatnya tersentak. Astaga, dia sendiri tidak mengerti kenapa volume nada deringnya bisa diatur sekeras itu.
"Halo?"
<Udah sampe belum Ris?>
"Belum Dinda, Gue kan barusan chat lima menit yang lalu. Gue bilang mungkin sekitar satu jam lagi,"
<Duh, bisa nggak sih ntar Lo ikut keretanya balik ke Jakarta? Belum apa-apa Gue udah kangen banget sama Lo!>
"Aduhh.. ya mana bisa lah.. Pendaftaran sekolah Gue aja udah masuk di Jogja. Gimana Gue bisa balik ke Jakarta?"
<Tapi kan..>
"Ntar setiap lebaran atau tahun baru Gue balik deh. Kalau perlu, pas ulang tahun Lo dua bulan lagi Gue dateng ke sana. Katanya Lo mau ngerayain pesta ulang tahun besar-besaran sama Gue?!"
<Beneran ya, awas kalo Lo nggak dateng!>
"Iya Dinda.. Udah dong, jangan nangis mulu. Udah gede cengeng amat sih,"
<Dih, Lo gitu nggak ngerti rasanya ditinggal. Ditinggal orang yang kita sayang itu sakit banget tau! Bahkan lebih sakit dari saat meninggalkan!>