35. Rahasia

103 5 2
                                    

Double up deh, mumpung masih ada draf

Gimana? Author baik kan?

Ramein ya, awas kalo nggak rame

"KENAPA LO sepeduli itu sama Gue? Bukannya Lo sendiri yang bilang nggak mau ngurusin hidup Gue lagi?" Bryan bertanya dengan nada emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KENAPA LO sepeduli itu sama Gue? Bukannya Lo sendiri yang bilang nggak mau ngurusin hidup Gue lagi?" Bryan bertanya dengan nada emosi. "Terus sekarang tujuan Lo kesini apa? Mau mastiin keadaan Gue yang jadi begini gara-gara nggak dengerin omongan Lo?"

"Lo duluan yang bilang ke Gue buat nggak ikut campur urusan Lo Yan,"

"Makanya itu! Kenapa Lo masih peduli?! Harusnya Lo biarin aja Gue mau ngapain juga. Nggak usah sok peduli nj*ng!"

"Karena Gue udah janji buat jagain Lo Yan,"

"Siapa?! Siapa yang nyuruh Lo berbuat kaya gitu?! Papa Gue?! Atau Papa Lo?!"

"Bukan dua-duanya," Reksa tetap berusaha menstabilkan nada bicaranya selembut mungkin. "Tapi Tante Rika, Mama Lo,"

***

Iris menyandarkan kepalanya pada kaca jendela bus yang berjalan perlahan menuju stasiun berikutnya.

"Pengecut," gumamnya gusar. Karena terlalu malu bertemu Bryan, gadis itu akhirnya memilih untuk berbalik langkah dan pulang ke rumah.

Iris mengeluarkan handphone pemberian Bryan dari balik saku. Ia membaca perlahan chat terakhir Bryan yang tak sempat ia balas. Apa kecelakaan itu terjadi setelah percakapan ini? Apa seharusnya ia membalas chat itu, atau tidak? Iris tidak tahu.

Apa yang bakal Lo lakuin setelah ini Ris? Menjauhi Bryan supaya nggak menambah luka hatinya, atau tetep ada disampingnya tanpa rasa malu?

Drrt... Drrt...

Dering telepon membuyarkan lamunan Iris. Ia merogoh tas tempat handphone barunya berada.

"Ibu?" Iris mengangkat telepon heran. "Halo? Kenapa Bu?"

***

"Kenapa Lo bawa-bawa Mama, brengsek!" Bryan tidak perduli lagi dengan tubuhnya yang sakit, ia sudah duduk di atas ranjang sambil berteriak emosi. "Ada janji apa Lo sama Mama?!"

"Lo inget, waktu Lo pertama kali ketemu Gue di panti asuhan sepuluh tahun lalu? Lo yang sesuka itu sama Gue, akhirnya nangis-nangis minta Tante Rika buat adopsi Gue. Lo tau, apa yang Tante Rika bilang ke Gue waktu itu? 'Reksa, kamu jadi temen yang baik ya buat Bryan. Tolong jaga Bryan selama Tante nggak ada'. Dan Gue megang janji itu sampai sekarang Yan," Reksa menjelaskan panjang lebar.

Bryan mendengus. "Anak berbakti banget ya Lo itu, sampe masih mau mertahanin janji orang yang udah nggak ada di dunia ini. Sekarang Mama udah nggak ada, lo bisa bebas! Nggak perlu jagain gue lagi, lo nggak perlu sahabatan sama gue lagi. Kalo lo mau pergi, silahkan Sa!"

Sweet Liar (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang