PART-2

87.1K 14.5K 779
                                    

Happy reading!


Livi menghembuskan nafasnya kasar, dia meratapi nasibnya yang menjadi kucing. Rasanya dia ingin bunuh diri sekarang juga, tapi dia... takut.

Dia berjalan sambil menunduk. Livi tidak tau lagi mau kemana, dia tidak tau jalan dan tempat yang dia lalui ini.

Hiks sedih banget hidup gue. Batinnya berkata sedih.

Banyak sekali pertanyaan dikepalanya. Gimana dengan tubuh aslinya? Apa sudah mati? Sampai kapan dia akan menjadi kucing?

Bruk!

Tubuhnya sangat 4L -Lemah, letih, lelah, lesu- sampai-sampai tubuh kucingnya terbaring dijalan akibat menabrak sesuatu, entah apalah itu, dia sudah sangat lelah.

Matanya tertutup seakan menikmati kesunyian sore ini.

Duk! Duk!.

Ck, Livi berdecak ketika merasakan tubuhnya didorong pelan oleh seseorang. Matanya terbuka sedikit untuk melihat siapa yang menendang tubuh kucingnya.

Samar-samar dia melihat seorang pria berkacamata sedang menatapnya.

Ah, cogan.

Dan semuanya gelap.

***

Huftt

Hembusan nafas seseorang menerpa mengenai wajahnya, Livi menatap wajah tertidur pria di depannya yang terlihat sangat tenang.

Eumm

Tubuhnya semakin ditarik masuk kedalam dekapan pria itu.

Wangi banget ni orang

"Miaw"

Livi memegang wajah orang didepannya. Wajah dengan pahatan yang sempurna, SANGAT TIPE IDEAL LIVI SEKALI!!

Oke, sekarang kita panggil pria didepannya ini dengan sebutan  'cogan'. Hehehe 'Cegan' dan 'Cogan' ckckck cocok sekali.

Sekitar 30 menit dia memandang wajah 'Cogan'. Perlahan mata itu mulai terbuka. Matanya menatap Livi dengan tatapan tajam.

'Cogan' mengedip sekali lalu bangun dari posisi tidurannya. Dia menatap kucing putih didepannya serius. 'Cogan' mengelus perut kucing putih itu.

Livi yang merasa perutnya dielus-elus langsung menggeliat, geli.

Tok tok tok!

"Den Alvin, sudah pagi!"

Suara seorang wanita paruh baya dari depan kamar majikannya.

"Iya, Bi!" Jawab Alvin.

Sedangkan Livi yang mendengar itu hanya mengangguk kepalanya pelan. Ternyata 'cogan' didepannya ini bernama Alvin.

Livi menatap Alvin yang beranjak dari kasur. Alvin membuka bajunya didepan Livi, ingat! Didepan Livi.

Dia langsung berbalik badan ketika melihat perut kotak-kotak Alvin.

Mungkin kalau wujudnya manusia, sudah dipastikan wajahnya memerah karna malu.

***

"Den, ini kucing siapa?" Bi Minah -Art dirumah Alvin- menatap Kucing putih didepannya dengan tatapan permusuhan.

Sedangkan Livi hanya menatap wanita itu polos.

"Saya salah apa ya kak?" "Miaw miaw?" Tanya Livi.

Alvin menengok. "Nemu Bi" jawab Alvin sambil duduk di bangku bersiap untuk sarapan.

Bi Minah yang tadi sedang menatap Livi dengan tajam, langsung beralih menatap majikannya. "Ini kucing mau Aden rawat?" Tanya Bibi penasaran.

Alvin menatap Livi yang sedang menatapnya dengan tatapan... berbinar?

Dia membuang muka, "ekhem, mungkin"

"Kayanya kucing ini gaada pemiliknya  Bi" lanjut Alvin.

Livi sedikit merinding karna di tatap tajam oleh wanita didepannya. Dia merasa Bibi itu tidak menyukai dirinya.

"Alvin berangkat sekolah ya, Bi!"

"Kucingnya kasih makan ikan yang di kulkas" setelah mengucapkan itu Alvin menyempatkan mengelus kepala Livi sebelum keluar rumah.

Dan tinggal dua orang di ruangan itu. Eh, bukan dua orang, melainkan satu manusia dan satunya lagi manusia berwujud kucing.

"Kucing sialan! Kok masih idup?!"

____

Gaje ga si?

NEXT?

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang