PART-6

72.4K 12.1K 240
                                    

Happy reading!


Alvin menatap gadis yang sedang bingung. Awalnya Alvin ragu kalau didepannya ini seorang gadis, karna gaya rambut yang dipotong pendek. Matanya turun melihat ke bawah...

Rata, datar.

Tapi ketika mendengar suaranya Alvin yakin dia adalah cewe.

Suaranya cempreng bat

"Kok lu bisa jadi kucing? Sihir apa gimana?" Tanya Alvin yang ikutan bingung.

"YNTKTS"

"Hah? Apaan tuh?"

Livi menatap Alvin, "ya ndak tau kok tanya saya" jawab Livi.

Alvin mendelik.

Hening

Livi teringat tentang kejadian tadi, dia langsung memegang bibirnya.

Apa karna ciuman gue bisa jadi manusia lagi?

Sedangkan Alvin yang melihat gadis itu memegang bibirnya langsung membuang muka dengan telinga yang memerah.

"Ekhem" Alvin berdehem.

"J-Jadi lo bakal pulang kerumah lo? Apa---gimana?" tanya Alvin.

Livi diam sedang memikirkan sesuatu. Masalahnya dia tidak tau jalan pulang, dia lupa...

"Ngh, gue gatau" jawabnya pelan.

Alvin diam. Kalau Livi tinggal disini juga tidak apa-apa sebenarnya karna orang tuanya tidak ada disini. Tapi... bagaimana dengan Bi Minah.

"Lu tinggal disini aja, buat sementara waktu" Oke dia memutuskan untuk menampung gadis itu. Masalah Bi Minah, dia akan menyembunyikan Livi dari wanita paruh baya itu.

Livi berterimakasih.

"Mau mandi?"

***

Ceklek

"Kayanya Bibi lagi keluar" ucap Alvin memberi tau.

"Ayo ke dapur!"

Livi hanya mengangguk saja. Selepas mandi tadi tiba-tiba perutnya bunyi karna lapar.

Memalukan

Wajahnya memerah menahan malu ketika mengingat itu.

"Wei, sini duduk!" Perintah Alvin

Livi segera duduk. Dia menatap makanan didepannya gembira. "Boleh makan nih?" Tanya Livi.

"Silahkan" ucap Alvin menjawab. Dia menatap gadis didepannya sambil mengangguk kepala pelan. Pantas saja kucing putih itu tidak suka makanan kucing, ternyata dia seorang manusia.

Sedangkan Livi sedang memakan sedang lahap, sampai menambah lauk dan nasinya.

Kaga makan berapa hari dia? Perasaan tiap hari gua kasih makan. Batin Alvin.

Pria itu juga makan sesekali melirik kearah Livi yang terlihat menggemaskan.

Kucing atau manusia, sama-sama menggemaskan.

"Aduh, kenyang gue" ucap Livi pelan sambil mengelus perutnya.

"Kecil kecil makannya banyak bat" Guman Alvin.

***

"Disini cuman ada dua kamar, kamar gue sama orang tua gue" ucap Alvin menjelaskan.

"Terus gue tidur dimana?" Tanya Livi menatap Alvin.

Alvin menggaruk kepalanya, " Disini?" Pria itu malah bertanya balik.

"Eh, emang boleh?"

"Boleh si, lu tidur di sofa ya" suruh Alvin.

Livi mendelik, masa iya dia di sofa, bisa remuk badannya. Livi mengeluarkan jurus andalannya.

Alvin membuang muka ketika melihat mata gadis itu berkaca-kaca. Ah, dia tidak boleh lemah hanya karna tatapan itu.

"Sono ke sofa!" Ucap Alvin sambil memberikan Livi bantal.

"Ck" bukannya jalan ke sofa, Livi malah berdecak sambil menatap Alvin yang sedang menata kasur dengan sinis.

Gabisa, gue gamau disofa.

Livi langsung melompat ke kasur, lalu menutup matanya rapat.

"Eh! Apaan nih?!" Alvin segera menarik gadis itu untuk bangun dari kasur nya.

Livi menyentak tangan Alvin. Cowo itu oleng, dan malah terjatuh menimpa Livi. Mereka diam saling menatap dengan tatapan kaget.

Ceklek!

"Aden!"

BYUSSS

____

Jangan lupa vote dan komen ya guys-!

NEXT?

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang