PART-12

59.5K 10.9K 324
                                    

Happy reading!


"AAAAA KUCHENGGG!!!"

___

Cecep berteriak heboh, dia langsung bersembunyi dibelakang Alvin, sambil menatap sinis ke arah kucing putih itu.

"Ah, gue lupa punya temen yang takut kucing" ucapan Panjul membuat Livi menatap pria itu bingung.

Alvin melihat Livi yang sedang menatap Panjul lama, langsung mengambil kucing itu dan ditaruh di pangkuannya.

"Genit lu" gumamnya pelan.

"Ngga semua kucing nyakar kali, Cep!" Ucap Alvin.

Cecep menatap Alvin sinis, "semua kucing sama aja!"

Dulu Cecep juga punya kucing  -namanya Emon- kucing jantan pemberian Bundanya. Jadi gini, saat itu dia sedang bermain dengan  Emon. Karna dia adalah orang jail makanya iseng-iseng dia sentil sesuatu yang bulat di bokong kucing itu.

Karna kaget, si Emon nyakar, dan hampir terkena mata Cecep. Begitulah ceritanya. Makanya dia takut dengan kucing, takut dicakar, rawrr.

"Pipi jinak kok" ucap Alvin. Dia sengaja memanggil kucing ini dengan nama 'Pipi' kalau dia panggil dengan nama Livi, berabe! Temannya itu kompor mleduk.

"Tau nih Cecep, coba dulu pegang!" Panjul menarik tangan Cecep untuk duduk di sebelah Alvin.

Cecep duduk tapi tetap menjaga jarak.

Livi mengerti sekarang. Ah, pria itu ternyata takut sama kucing. Xoxoxo, dia tertawa jahat, otak kecilnya sedang memikirkan rencana jahat.

"Coba pegang, Cep!" Suruh Panjul gemas dengan temannya yang satu ini.

Cecep ragu, tapi dia tetap mendekatkan jari telunjuknya ke kepala kucing putih itu dengan lambat.

Livi menunggu jari pria itu menyentuh kepalanya. Sudah dekat dengan dirinya, Livi langsung menggigit jari Cecep.

"AKHHHH!" Cecep langsung melepaskan jarinya lalu menatap Livi tajam.

"Tuhkan gue bilang juga apa! Semua kucing sama aja!" Ucap Cecep. Dia melihat jarinya, lalu mengusapnya pelan, jantungnya berdetak dengan cepat.

Alvin menatap Livi, pria itu mendengus, gadis ini sangat jail.

"Gitu doang takut! Cowo bukan lo?" Tanya Panjul.

"COWO LAH ANJIR!"

"Oh"

"Ba--"

"Udah, udah!"

Cecep duduk kembali di sofa yang jauh dari tempat duduk Alvin. Dia mendumel kesal.

"Tumben lu melihara hewan, kucing lagi?" Panjul membuka suaranya setelah keadaan diruangan itu hening.

"Mau aja" jawab Alvin singkat. Panjul mengangguk saja.

Drrrt drrrt!

Alvin mengambil ponselnya yang berdering. Dia melihat nama Ayahnya yang tertera di layar ponsel. Alvin langsung menaruh Livi di sofa, lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Gue angkat telfon dulu" ucap Alvin pada mereka bertiga.

Panjul bergumam pelan sebagai jawabannya. Sedangkan Cecep tidak menjawab, dia sedari tadi hanya menatap Livi dengan tatapan permusuhan.

"Aduh haus banget gue, ngambil minum ah" Panjul beranjak menuju dapur.

Tersisa dua makhluk hidup diruangan itu. Livi menyeringai. Dia berjalan pelan kearah Cecep yang sudah menatap waspada kearahnya.

"Mundur!"

Livi semakin mendekat.

"Gua bilang mundur!

Semakin dekat.

Cecep panik, "G-gua bilang mund---"

"Meow"

"AKHHHH"

BRUK!

Livi melongo melihat pria itu terjatuh sambil memejamkan matanya. Dia berjalan mendekat kemudian matanya langsung membulat. Cecep pingsan.

Aduh gimana nih, gawattt!

Pedahal dia hanya berpura-pura ingin melompat kearah pria itu, tapi Cecep malah pingsan beneran. Ckckck

"Eh! Eh! Cep! Woi, bangun woi!" Panjul berlari ketika mendengar suara teriakkan temannya.

Dia menatap Cecep, "Tidur apa pingsan si nih orang?!"

***

"Elo ngapa si Cep?!" Ucap Panjul.

Sekarang mereka berdua sedang berjalan menuju motor yang berada didepan rumah Alvin. Setelah bangun, temannya ini langsung mengajaknya untuk pulang.

Cecep yang tadi terbengong langsung menengok kearah Panjul, lalu menggenggam tangan pria itu erat.

Panjul mendelik. "Apansi megang-megang!"

"Besok gausah maen kerumah Alvin lagi!" Mengabaikan ucapan Panjul dan berucap dengan raut wajah serius.

Panjul bingung, "Hah? Emang ngapa dah?" Tanyanya penasaran.

"Ada monster, Jul! Monster!"

_____

Mari kita panaskan part ini dengan spam emot '🔥🔥🔥'

Jangan lupa vote dan komen

NEXT

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang