Happy reading!
•
•
•Sudah 15 kali dia berkeliling rumah Alvin, tapi tidak mengurangi rasa gabutnya. Uh, sangat memuakkan jadi kucing.
Btw, dia tidak akan masuk kedalam rumah sebelum Alvin pulang sekolah. Didalam sana, ada monster mengerikan yang sepertinya sudah membenci dia sedari awal.
Bi Minah.
Tadi Livi sedang makan ikan, tiba-tiba Bibi itu memarahi dia dan berkali-kali berbicara tentang 'karma'. Entah karma apa yang dia maksud.
Ssh panas bet, kaya liat crush gandeng cewe didepan mata.
Sekarang pukul 14.05. Livi sedang menunggu Alvin. Kan dia rindu...eh.
"Puss"
Livi yang sedari tadi menunduk pun langsung menengok ketika mendengar suara seseorang.
Didepannya sudah ada seorang pria tampan yang sedang berjongkok sambil mengelus kepala Livi.
Jangan gini bang, jantung gue jadi dangdutan.
Alvin menatap mata bulat kucing putih yang belum dia beri nama itu. Menggemaskan. Dia langsung menggendong Livi masuk kedalam rumah.
"Eh, Aden sudah pulang?" Pertanyaan yang tidak patut ditanyakan keluar dari mulut Bi Minah yang jelas-jelas sudah melihat Alvin berdiri di depannya.
KALO DIA DISINI BERARTI SUDAH BALIK, MINAH! Ingin rasanya Livi berteriak seperti ini, tapi hanya bisa meneriakkannya didalam hati.
"Iya, Bi"
"Aku keatas dulu ya Bi" Alvin pamit ke Bi Minah yang sedang menatap kucing di gendongannya dengan pandangan yang sulit diartikan.
***
Alvin meletakkan kucing itu diatas kasur, lalu dia duduk disebelahnya.
Dia menatap Livi serius.
"Nama lo siapa?" Tanyanya dengan wajah sangat-sangat serius.
Livi bingung, dia memiringkan kepalanya kesamping.
Cogan bisa gila juga ya?
YA GIMANA NGGA GILA BUND, DIA INI KUCHENG MANA BISA NGOMONG.
"Meow?" Akhirnya kata itu keluar dari mulutnya setelah mengatai Alvin gila dalam hati.
"Ck" Pria itu berdecak.
Livi melihat Alvin mengeluarkan selembar kertas dan satu bolpoin, lalu menuliskan sesuatu disana.
"Bantet?"
WHAT THE FU*K
Ingin rasanya mencakar orang didepannya. Bagaimana bisa pria itu bisa berfikir memberi nama kucing dengan sebutan 'bantet'
"Eum... badan lu pendek, gendut pula" Alvin bergumam.
Dia menatap Livi, "Puspus!" Ucap Alvin.
Sangat tidak estetot sekali.
Livi menggeleng tanda tidak mau, dan bodohnya Alvin tidak merasa aneh ketika kucing itu seakan mengerti bahasa human.
Ckckck cowo bego, untung ganteng.
"Kuku?"
Livi menggeleng.
"Cingcing?"
Livi menggeleng.
"Kucing?"
ITU BUKAN NAMA BANGS--- Astagfirullah.
Alvin mengacak rambutnya rambutnya kasar. Begitu susah kah memberi nama seekor kucing?
"Monyet?"
NO!!
"Anjing!"
NO!!
"KAMPRET!!"
Loh kok...
Livi melihat Alvin yang begitu frustrasi.
"Pipi?" Kali ini Alvin bertanya lirih, tanda putus asa.
Akhirnya Livi hanya mengangguk pasrah. Kasian juga pria itu. Dia harus menerima namanya yang seperti nama bagian tubuh. Lagi pula itu lebih estetot daripada 'bantet'
"OKE DEAL! PIPI"
_____
Jangan lupa vote dan komen!
NEXT?
KAMU SEDANG MEMBACA
JADI KUCING?! [TAMAT]
Fantasy[2] : [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] BUKAN LAPAK BUAT PLAGIAT!!! _____ "wtf.. kenapa gue malah jadi kucing?!" Livi Marcella atau sering dipanggil Livi, dia adalah 'cegan' alias cewek ganteng, yang mati karna tertabrak mobil oleng. Dia mengira dia akan ma...