Happy reading!
•
•
•"Pagi, Bun!" Sapa Alvin sambil mencium kedua pipi Bundanya.
"Pagi juga sayang! Duduk Vi, sini kita makan bareng" Livi membalasnya dengan anggukkan sopan lalu duduk di samping Alvin.
Setelah selesai makan, mereka berdua langsung berpamitan untuk pergi ke sekolah.
"Naik"
Livi langsung naik keatas motor. Alvin menengok kearah belakang. "Pegangan woi"
"Ini udah pegangan" jawab Livi yang berpegangan pada besi di belakang jok motor Alvin.
"Jangan pegangan situ lah, Vi!" Ucap Alvin.
"Trus dimana?!" Tanya Livi kesal, pedahal dia sudah pegangan, trus apalagi?
Alvin menarik tangan Livi untuk dilingkarkan ke pinggangnya, sedangkan Livi yang kaget langsung menghempaskan pegangan Alvin pada tangannya.
"Anjir!"
"Kenapa?!" Alvin kesal karna Livi tidak mau memeluk pinggangnya.
Livi mendekatkan wajahnya ke samping telinga Alvin yang tertutup oleh helm. "Nanti orang-orang pada salah paham sama kita Alvinnn"
"Salah paham gimana maksudnya?" Tanya Alvin yang tidak paham dengan ucapan Livi.
"Dengerin! emak lu aja ngira gue cowo, apalagi orang-orang, nanti mereka ngiranya elu--" Livi menggantungkan ucapannya.
"Gue apa?" Tanya Alvin penasaran.
"Belok"
Alvin tersentak ketika mendengar ucapan Livi. Dia baru ingat kalau Bundanya mengira Livi adalah cowo, gimana dengan orang lain?
Alvin melihat penampilan Livi dari kaca spion motornya. Mirip banget kaya cowo, ucap Alvin dalam hati.
"Yaudah"
Alvin langsung menghidupkan motornya dan mengendarainya keluar dari rumah.
Mereka berdua tidak sadar kalau ada sepasang mata yang melotot melihat kearah mereka sedari tadi.
***
"Nanti gue nunggu dimana?" Tanya Livi setelah mereka berdua sampai di parkiran sekolah.
Alvin membuka helm nya, lalu merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Eum kayanya lu tunggu di UKS aja deh, soalnya cuman tempat itu yang aman" jawab Alvin sambil merangkul bahu Livi.
"Oke"
Mereka berdua berjalan menuju UKS sambil saling merangkul. Livi melihat sekolah Alvin dengan tatapan takjub, sekolah ini sangat besar. Dia tambah senang ketika melihat banyak cogan yang berkeliaran.
"Matanya ngga usah jelalatan!" Alvin berucap ketus, dia melepaskan tangannya dari bahu Livi sambil berjalan lebih cepat.
Livi yang melihat Alvin sudah berjalan lebih dulu langsung berlari menghampirinya.
"Alpin marah ya?" Tanya Livi dengan suara yang diimut-imutkan.
Alvin membuang muka tidak mau melihat kearah Livi. "Jelek banget lo!" Ucap Alvin ketika melihat wajah Livi yang sangat imut dimatanya.
"Iiih kok gitu si~"
"PINPINN!" Alvin langsung berbalik badan ketika mendengar ada yang memanggil namanya.
"Ngapa?" Tanya Alvin ketika melihat siapa yang memanggilnya.
"Loh Livi? Kok ada disini?" Tanya Cecep ke Livi mengabaikan pertanyaan Alvin.
"Ah itu gue---"
Teng! Teng! Teng!
Suara bel masuk berbunyi menghentikan ucapan Livi.
"Lu sana masuk kedalam, gue ke kelas ya" Alvin langsung menarik Cecep yang masih penasaran pergi dari sana.
Sedangkan Livi masuk kedalam ruangan yang tadi ditunjuk oleh Alvin. Dia berjalan kearah kasur paling pojok lalu merebahkan tubuhnya.
"Tadi gue berubah jadi manusia sekitar jam 6, berarti bakal berubah lagi jam 11'an" gumam Livi pelan lalu memejamkan matanya.
Cklek!
Pintu UKS dibuka, terlihat dua gadis yang berjalan masuk kedalam ruangan itu. Gadis yang memakai jepitan rambut berbentuk kucing terlihat sedikit pucat.
"Gue masuk ke kelas ya, Mel"
Perempuan yang dipanggil 'Mel' mengangguk. "Makasih udah nganterin gue" temannya menjawab dengan mengacungkan kedua jempolnya lalu pergi dari sana.
Livi membuka matanya ketika mendengar suara seseorang disampingnya.
"Hai! Murid baru ya?"
______
Gimana part ini? Seru atau ngga?
Jangan lupa vote, komen, dan tandai typo.
NEXT!
KAMU SEDANG MEMBACA
JADI KUCING?! [TAMAT]
Fantasy[2] : [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] BUKAN LAPAK BUAT PLAGIAT!!! _____ "wtf.. kenapa gue malah jadi kucing?!" Livi Marcella atau sering dipanggil Livi, dia adalah 'cegan' alias cewek ganteng, yang mati karna tertabrak mobil oleng. Dia mengira dia akan ma...