PART-41

34.8K 6.6K 354
                                    

Follow sebelum membaca, terimakasih.

Happy reading!


2 tahun kemudian...

"Akhirnya lulus anjir" Cecep melompat-lompat kegirangan.

Hari ini adalah hari kelulusan mereka. Mereka bertiga tersenyum tipis melihat Cecep yang terlihat sangat bahagia, bukan Cecep saja tapi mereka semua juga bahagia.

Panjul merangkul Nanan yang berada disebelahnya, "Lulus mau pada ngapain nih?" Tanyanya sambil menatap satu-persatu temannya.

"Gue mau rebahan di rumah minimal 5 tahun" Jawab Cecep sambil menyengir ketika teman-temannya menatap dirinya sinis.

Alvin mendengus, "Kalau gue mau nikah aja dah" Alvin menjawab pertanyaan Panjul tadi.

Plak!

"Nikah mulu pikirannya!" Panjul menabok lengan Alvin kesal.

Dia beralih menatap Nanan yang sedari tadi diam, "Kalau lu, Nan?" Tanya Panjul ke Nanan.

Nanan melirik sebentar sebelum menjawab, "Kayanya gue bakal kuliah--"

"Wow! Kuliah---" Perkataan Cecep terhenti ketika Nanan melanjutnya ucapannya.

"Ke luar negeri" lirih Nanan.

Mendadak mereka semua langsung terdiam sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Jadi pertemanan kita cuman sampai sini aja ya?" Tanya Alvin pelan.

Cecep mengusap sudut matanya, dia kembali mengingat tentang apa saja yang sudah mereka berempat lewati selama ini.

Panjul menatap teman-temannya, "Ih anjir gausah sad deh, kita kan masih bisa temenan walaupun nanti pisah dan sibuk sama urusan masing-masing" Ucap Panjul mencoba untuk mengembalikan keadaan agar mereka tidak sedih seperti ini.

Alvin menatap Panjul yang sedang tersenyum tipis, Alvin tau kalau pria itu sedang menyembunyikan kesedihannya.

Alvin menepuk pundak Panjul. "Bener kata Panjul kita tetap bestie, jangan sedih dong woi! Senyum, senyum" Ucap Alvin sambil menarik sudut bibir Nanan dan Cecep agar mereka berdua tersenyum.

Cecep menyentak tangan Alvin lalu menyengir lebar.

Alvin tersentak kaget, "Serem banget muka lo!" Ledek Alvin yang membuat Cecep langsung mendelik.

Panjul dan Nanan tertawa melihat itu.

"Anjir lo Alpin!"

***

"Kalian lama banget si?!" Livi menatap empat pria didepannya dengan tatapan jengah.

Alvin berjalan mendekati Livi, "Mukanya jelek banget begitu" Alvin menarik pipi Livi agak kencang membuat gadis itu merintih kesakitan.

"Sakit ih!"

"Kalo mau mesra-mesraan gausah disini deh ya!" Sindir Cecep menatap dua bucin itu dengan tatapan malas.

"Sirik aja yang pacaran ngga pernah romantis-romantis'an" sindir balik Alvin, Cecep yang mendengar itu hanya melongos tidak peduli.

Cecep mengeluarkan kunci motornya dan dilemparkan ke Amel yang berdiri disamping Audi, untung saja Amel bisa menangkap kunci itu dengan mudah.

"Gue lagi males bawa motor, lu yang bawa ya!" Ucap Cecep sambil duduk jok belakang motornya.

Lihat kan?!

Amel mendengus tapi tetap menuruti perintah Cecep. Dia menaiki motor itu lalu menghidupkannya. Cecep menaruh kedua tangannya diatas kepala Amel.

"Woi! Gue duluan ya" pamit Cecep ke teman-temannya.

Cecep menepuk pelan kepala Amel, "Capcusss kita berangkat mba!"

"Suka banget nepuk kepala gue si?!" Tanya Amel kesal.

"Cepet jalan!" Bukannya menjawab pertanyaan Amel, Cecep malah menyuruh gadis itu untuk cepat-cepat menjalankan motornya.

Amel mendengus, kemudian tersenyum tipis tanda pamit ke teman-temannya. "Gue duluan ya, bye!" Amel langsung mengendarai motornya pergi meninggalkan tempat itu.

"Mau gue anterin?" Tanya Nanan ke Fira.

Fira menengok lalu menggeleng pelan, "Gausah gue udah dijemput, itu sopir gue! Duluan ya" Fira langsung berlalu darisana.

Kasian Friendzone, Alvin menatap Nanan kasian.

"Yaudah gue pulang ya" pamit Nanan.

Tersisa empat orang disana.

"Lu langsung pulang?" Tanya Panjul sambil memakai helmnya lalu menatap kearah Audi yang juga menatapnya.

Audi menggeleng, "Gue mau ke toko buku dulu" jawab Audi.

Panjul berdehem sebentar, "Mau gue anter?" Tanya Panjul lagi.

Audi menatap Panjul ragu, "Boleh?" Tanya Audi balik.

Panjul mengangguk lalu memberi isyarat agar Audi naik kemotornya dan dituruti oleh gadis itu.

Audi melambaikan tangannya kearah Livi dan Alvin ketika Panjul mulai melajukan motornya pergi darisana.

"Mereka saling suka ya?" Tanya Livi ke Alvin.

Alvin mengangguk, "Iya, tapi mereka kegedean gengsi jadi ngga ada yang berani nyatain perasaan" jawab Alvin sambil memakaikan helm ke kepala Livi.

"Kasian" Ucap Livi pelan.

Alvin menatap wajah Livi dari kaca spionnya, dia terkekeh gemas melihat wajah gadis itu.

"Udah cepetan naik! Nanti kalau telat pulang kita diomelin Bunda lagi"

Livi mengangguk.

Alvin menarik tangan Livi dan dilingkarkan dipinganggnya.

"Biar ngga jatoh" Alvin tertawa ketika merasakan belakang helmnya ditepuk.

Kemudian dia mulai mengendarai motornya pergi dari sana.

***

"Kalian tunangan aja dulu ya" Ucap Aca ke Alvin dan Livi yang berada didepannya.

Livi mengangguk menuruti ucapan Bunda, sedangkan Alvin mengangguk terpaksa.

"Oke karna udah setuju semua, jadi mau tunangan kapan?" Tanya Aca sambil menatap Alvin yang sedang memainkan ujung baju Livi.

Alvin menengok, "Secepatnya pokoknya! Eum-- 1 minggu lagi" Jawab Alvin cepat.

Aca melotot sedangkan Abra hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat anaknya kebelet nikah.

"Yaudah" Aca berucap pasrah ketika melihat Alvin yang tidak mau dibantah.

Alvin bersorak kegirangan didalam hati.

"Livi gapapa kalau kalian tunangan 1 minggu lagi?" Tanya Abra pada calon menantunya.

"Gapapa, Yah! Livi ikut Alvin aja" jawab Livi.

Abra mengangguk, menantunya ini penurut sekali, pikirnya.

Mereka berbincang-bincang mengenai persiapan tunangan nanti, setelah deal Aca pun bangkit dan pergi darisana diikuti oleh Abra.

Alvin menyenderkan kepalanya di pundak Livi.

"Pedahal gue maunya nikah" gumam Alvin yang masih dapat didengar oleh telinga Livi.

Livi melirik sinis Alvin.

"Awas gue mau mandi, gerah!" Usir Livi, dia berusaha menjauhkan kepala Alvin dari pundaknya.

Bukannya menjauh Alvin malah mendusel-dusel di pundak Livi.

"Ih Alvin geli!" Ucap Livi menahan geli.

Alvin terkekeh pelan, dia mengecup pipi Livi lalu berlari pergi sebelum suara cempreng Livi terdengar.

Belum jauh dari Livi yang sedang terdiam, Alvin berteriak. "Gue mandi duluan" teriak Alvin.

Tawanya seketika meledak mendengar teriakan Livi.

"ALVINNNNNN!"

_______

Jangan lupa vote dan komen ya!

NEXT!

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang