PART-42

36.1K 6.8K 320
                                    

Happy reading pren!


Alvin mengusap keringat di dahinya, dia berhenti berlari lalu mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Sekarang dia sedang berada di taman, terlihat keadaan taman sangat ramai karena sekarang adalah hari minggu. 2 hari yang lalu dia dan Livi sudah merencanakan lari pagi pada hari ini.

Alvin berjalan munuju bangku taman lalu duduk disitu sambil menyenderkan punggungnya. Dia mengedarkan pandangannya mencari Livi.

Di pinggir taman Livi sedang duduk sambil memakan ketoprak. Alvin berdecak melihat itu.

Lihat, gadis itu malah asik makan pedahal dia sudah berlari mengelilingi taman ini 4 kali. Alvin yakin kalau gadis itu tidak berlari sama sekali.

"Sendirian aja bang?" Tiba-tiba sebuah suara terdengar di telinga Alvin saat dia ingin bangkit menghampiri Livi.

Alvin menengok lalu menaikkan sebelah alisnya menatap anak kecil yang menyapanya dengan pertanyaan, "Hm? Iya sendiri" Jawab Alvin. Memang benar kan dia sekarang sedang sendiri disini.

Bocil itu tertawa, "Jomblo ya? Kasian" Ledek anak kecil itu membuat Alvin mendelik.

Gatau aja nih bocah gue punya pacar cegan.

"Adeknya?" Bukannya menjawab Alvin malah balik bertanya.

Alvin menatap anak kecil satunya yang berjenis berbeda dengan anak kecil yang tadi bertanya padanya.

Anak kecil cowok itu menggeleng, "Pacar aku ini bang"

Alvin melotot, dia menatap mereka dari atas sampai bawah. Alvin merasa mereka masih anak SD tapi kenapa sudah berpacaran?!

Gila!

"P-pacar?" Tanya Alvin lagi.

Anak kecil itu mengangguk.

"Ngga dimarahin emak lu?! Kecil-kecil udah pacaran" Gua aja yang 17 tahun baru pacaran, lanjut Alvin dalam hati.

Dia tidak habis dikit dengan anak kecil jaman sekarang.

"Emak kita gatau" Jawab mereka polos.

"Astagfirullah cil, cil!" Alvin memijat dahinya yang pusing tiba-tiba.

"Kenapa bang?"

"Pusing gue!"

"Pusing mikirin utang ya?! Hahahahaha" Bocil itu langsung berlari ketika Alvin yang sudah bersiap menimpuknya pakai sandal.

"Sialan tuh duo bocil!" Umpat Alvin kesal sambil berjalan menghampiri Livi yang masih stay di tukang ketoprak.

"Kenapa lu?" Tanya Livi saat Alvin manarik bangku disebelahnya dengan kasar.

"Ngga kenapa-kenapa"

"Bagi dong!" Alvin menarik piring ketoprak Livi.

Livi mendengus melihat Alvin yang sangat lahap memakan makanan miliknya.

Hening.

Livi mengambil ponselnya lalu memainkan game sambil menunggu Alvin menyelesaikan ketopraknya untuk yang kedua kalinya.

Perut karet!

"Permisi, boleh gue duduk disini?" Tanya seseorang membuat Livi mendongak, sedangkan Alvin hanya melirik saja kemudian fokus pada makanannya lagi.

"Boleh"

"Makasih"

Hening lagi.

Pria asing itu menatap kearah gadis di hadapannya. Dia menatap wajah gadis itu yang sangat imut dengan rambut pendeknya yang dijepit sedang fokus pada game di ponsel.

Livi sekarang memang sering memakai jepitan rambut agar tidak ada orang yang salah paham lagi ketika melihat dia dan Alvin bergandengan.

"Boleh kenalan? Gue Gara" Ucap Gara saat Livi balik menatapnya.

Livi melirik Alvin yang masih fokus ke makanannya kemudian menatap Gara lagi lalu menjabat tangan pria itu.

"Gue Livi, salam kenal" Ucap Livi.

Gara mengangguk, dia menyuapkan makanannnya yang sudah datang.

"Abis lari pagi ya?" Tanya Gara basa-basi.

Livi mengangguk, "Yoi"

Gara beralih menatap pria di samping Livi, sedari tadi dia merasa hawa disini sangat berbeda.

"E-eum dia abang lu?" Tanya Gara penasaran, dia langsung tersentak kaget karna tiba-tiba pria di samping Livi langsung menatapnya tajam.

"H-hai gue Gara, lu?" Tanya Gara berusaha tersenyum walaupun sedang ketar-ketir melihat pria itu.

"Gue Alvin, pacar Livi" Ucap Alvin dingin dan menusuk.

Gara mengusap lengannya.

"O-oh maaf, gue kira abangnya Livi"

"Jangan caper sama cewek gue!" Ucap Alvin sinis.

Gara menaikkan alisnya bingung, "Caper?" Gumamnya pelan.

"AYANGGG!"

Tiba-tiba terdengar suara teriakkan seorang gadis, mereka langsung menengok. Terlihat seorang gadis memakai topi berwarna hitam sedang berlari kearah mereka.

"Ayang kenapa ninggalin aku si?" Rengek gadis itu sambil duduk disebelah Gara.

Gara mengusap poni gadis didepannya ketika topi diatas kepalanya dibuka.

"Aku laper, jadi kesini duluan. Kamu si lama!" Ucap Gara dengan lembut.

Alvin dan Livi menatap mereka berdua.

"Pacar lo?" Tanya Livi.

Gara menatap Livi lalu tersenyum tipis, "Iya, kenalin nama dia Lili. Nah Li, kenalin dia Livi terus ini pacarnya Alvin" Ucap Gara sambil mengenalkan mereka.

Lili tersenyum manis lalu menjabat tangan Livi dan Alvin.

"Hai Liviii! Haii Alvin!" Sapa Lili lucu.

Gara tersenyum gemas melihat pacarnya.

"Hai juga Lili" Sapa Livi balik.

"Jepitan rambut Livi lucu deh" Puji Lili sambil menatap kearah rambut Livi berbinar, kemudian menatap kearah Gara.

Gara yang mengerti maksud tatapan Lili langsung menghela nafasnya pelan.

"Nanti ya, aku mau habisin ini dulu" Gara menunjuk kearah piring ketopraknya.

Lili cemberut, "Tapi Lili mau beli jepitan kaya punya Livi sekarang!" Ucap Lili sambil merengek.

Gara mengangguk pasrah, dia mengambil topi Lili lalu memakaikannya ke kepala gadis itu.

"Ayo"

"YESSS!" Lili bersorak kegirangan.

"Gue duluan ya!" Pamit Gara tapi sebelum pergi dia sempat membisikkan sesuatu ke Alvin lalu tersenyum tipis.

"Gue ngga caper ke cewek lo!"

Alvin mengumpat, malu.

Dia terlalu cemburuan.

______

Hai guys huhuuu aku kambekk:v

Jangan lupa vote dan komen ya!


JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang