PART-23

45.3K 9.1K 319
                                    

Happy reading!


"Hai! Murid baru ya?"
______

Livi menatap seseorang yang menyapanya. Siapa lagi nih cewek? Batinnya bertanya.

"H-hah? I-iya gua anak baru" jawab Livi berbohong.

Gadis itu mengangguk. "Kenalin gue Amel, lo?"

"Livi" jawab Livi sambil menjabat tangan Amel.

"Lagi sakit? Sakit apa?" Tanya Amel, dia tiduran sambil menghadap ke Livi yang kasur nya berada disebelahnya.

Nanya mulu, gue pengen tidur susah banget kayanya. Batin Livi menggerutu.

"Pusing" denger ocehan lu. Lanjut Livi dalam hati.

Livi segera membalikkan dan agar tidak menghadap gadis itu, dia tidak menghiraukan ocehan Amel sampai gadis itu berhenti berbicara.

Jahat sekali Livi, tapi bagus, teruskan!

***

"Ngga ikut ke kantin, Pin?" Tanya Panjul ketika melihat Alvin terburu-buru ingin keluar kelas.

Pelajaran baru saja selesai, dan bel tanda istirahat sudah berbunyi. Alvin harus segera menemui Livi di UKS.

"Duluan aja, ntar gue nyusul" setelah mengucapkan kata itu Alvin segera keluar dari kelas.

Ketiga temannya menatap Alvin bingung. "Mau kemana tuh orang?" Tanya Nanan penasaran.

"Paling ke UKS, soalnya tadi pagi gue ketemu Livi" Cecep berucap santai, dia berjalan kearah gadis berkacamata yang sedang menatapnya tajam.

"Buat lo aja! Sono bawa" ucap gadis didepannya ketus. Namanya Audi.

Cecep langsung mengambil pulpen yang tadi dia berikan ke gadis itu. Pulpen itu punya Audi, tapi dia tidak akan menerima kembali pulpen yang dibalikkan Cecep karna dibagian ujung pulpennya ada bekas gigitan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan pria itu sendiri.

"Besok kalo minjem gua gigit lagi biar pulpennya buat gue ahahaha" gumam Cecep sambil tertawa bahagia. Pedahal Cecep bisa saja membeli pulpen, tapi dia menerapkan kalimat 'buat apa beli kalau bisa minjem'

Nanan dan Panjul hanya bisa menggelengkan kepala.

"Eh, beneran ada Livi?" Tanya Panjul ke Cecep yang sudah duduk di tempatnya.

"Iya, tadi pagi. Gua bingung deh Livi itu siapanya Alvin, kok dia bisa dirumah Alvin waktu itu?" Tanya Cecep penasaran.

"Loh kalian gatau kalo---" Hampir. Hampir saja Nanan memberi tau sebuah rahasia yang dia tau. Alvin bilang tidak boleh kasih tau mereka berdua.

"Kalo apa?" Panjul dan Cecep bertanya berbarengan.

Nanan gugup, "eum i-itu" mata Nanan tidak sengaja melihat seorang guru laki-laki yang melintas didepan kelasnya.

"Itu apaansi?!"

"Itu, kalau Pak Jamal mau nikah!" Jawab Nanan cepat dan kencang sampai murid di kelas menatap kearahnya, setelah itu dia langsung membenturkan pelan kepalanya keatas meja. Ingatkan Nanan untuk minta maaf ke gurunya.

"Demi apa si?! Itu guru udah punya 2 istri mau nikah lagi?" Tanya Cecep ke Nanan, sedangkan yang di tanya hanya bisa mengangguk pelan penuh keterpaksaan.

***

Ceklek!

Amel yang sedang bermain ponsel langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu. Dia segera bangkit dan menatap orang itu berbinar.

"Loh, Alvin mau---" pertanyaannya terhenti ketika Alvin berjalan melewatinya dan berdiri disamping kasur disebelahnya yang sedang ditiduri oleh Livi.

"Jadi Livi temen---"

"Vi bangun!" Alvin mengguncangkan tubuh Livi agar gadis itu cepat bangun.

Engh

"Ah, Alvin? Ngapain disini?" Tanya Livi.

"Udah jam istirahat, mau ikut kantin ga? Lu masih lama kan berubahnya?" Alvin berucap pelan di pertanyaan yang terakhir.

"Masih lama kok. Gue ikut, laper."
Mereka berjalan keluar meninggalkan Amel yang sudah cemberut.

"Alvin cuekkin gue mulu! Gimana si tipe cewe yang Alvin suka?!" Tanyanya entah pada siapa.

Setan dipojok ruangan berucap pelan. "Goblok"

______

Rame ngga ya kalau up sekarang?

Jangan lupa vote, komen dan tandai typo.

NEXT.

Pa jamal belike: "aduh kok kuping saya panas ya?"

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang