PART-43

30.6K 4.4K 305
                                    

Happy reading


"Pengen punya anak berapa Yang?" Alvin melirik kearah Livi yang sedang memakan sate.

Livi menelan sate didalam mulutnya sebelum menjawab pertanyaan Alvin, "Pin kita belum nikah, gausah ngomongin anak" Jawab Livi sambil mengambil satu tusuk sate lagi.

"Emangnya kenapa? Kita bicarain aja sekarang. Gue pengen nya sih ya 5 anak" Ucap Alvin santai.

Livi melotot.

Enak di dia, Batin Livi.

"Gue---"

"WOIII BUSET PADA MOJOK LU BERDUA"

Tatapan semua orang yang berada disana langsung tertuju pada pria yang memakai hoodie berwarna merah.

"Berisik!" Ucap salah satu orang yang ada disana.

"Dih! Emang kenapa? Mulut-mulut gue. Kalo ke ganggu putusin aja telinga lo!" Balas cowo ber-hoodie merah itu.

"Udah Cep, jangan nyari ribut disini." Alvin menatap Cecep tajam.

"Tau nih Cecep nyari ribut mulu" Ucap Amel menimpali.

Amel duduk disamping Livi sambil menaruh barang-barang yang dia baru saja beli disamping tempat duduknya.

"Banyak banget belanjaannya Mel"

Amel langsung menengok kearah Livi.

"Hehehe, mumpung di traktir sama Cecep, jadi beli apa aja walaupun gue gamau beli" Ucap Amel dengan tidak berdosanya setelah menghabiskan uang pacarnya itu.

Tapi yang dia beli bukan buat dia saja, tapi buat Cecep juga.

Cecep mendengus, "Matre banget cewe gue sumpah!" Adu Cecep sambil membuka dompetnya dan menunjukkan isinya.

"Mampus"

Cecep memutar bola matanya malas ketika mendengar kedua pasangan bucin itu bicara berbarengan.

"Btw Pin traktir gue sate dong. Lu liat kan tadi duit gue tinggal berapa? Serebu Pin, tinggal serebu! Traktir ya? Ya ya ya?" Muka Cecep sangat memelas membuat Alvin berdecak.

"Iya iya gue traktir. Lagian duit tinggal seribu ngapain kesini!"

"Tadi gue ngga sengaja liat lu berdua makanya gue samperin, lumayan kan minta di traktir"

"Tai lo!"

"Jorok Pin!" Livi menabok lengan Alvin.

Cecep menyeringai, "Pos, liat bumbu satenya Pos, iiii kek tai mencret" Usil Cecep.

"Anjir lu Cep, ngga selera makan lagi gue"

Cecep langsung terbahak sambil memukul meja dengan kencang.

"Mas! mas! Mejanya jangan dipukul kenceng-kenceng nanti hancur, Aduhh!" Ucap tukang penjual sate memperingati.

Cecep menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal, dia menatap penjual sate itu "Maap bang" Cecep berucap pelan.

"Iya mas gapapa, jangan gitu lagi ya"

Cecep mengangguk lalu melirik kesekitarnya dan langsung menutup mukanya dengan tangan.

"Anjir malu banget gue"

***

"Thanks ya Pin traktirannya, gue doain lu jadi wibu karna udah baik"

Plak!

"Ngga bener lu!"

Mereka lagi berjalan ketempat motor mereka terparkir, agak jauh dari tempat tukang sate itu.

"Mas Panjul kemana ya? Ngga pernah keliatan sekarang dia" Tanya Alvin bingung. Masalahnya temannya yang satu itu tidak pernah nimbrung di grup lagi dan susah dihubungin.

Cecep menengok, "Lu ngga tau? Dia sibuk sekarang" Jawab Cecep yang kembali menatap kearah depan memperhatikan pacarnya yang sedang bercanda bersama Livi.

"Sibuk ngapain dia?"

"Sibuk nge-wibu, waktu itu dia pernah minta saran anime yang seru ke gue" Ucap Cecep memberi tau.

Alvin melongo, "Serius?"

Cecep mengangguk, "Gue ngga pernah boong" Ucap Cecep serius.

"Pernah"

Cecep menatap Alvin.

"Waktu itu lu ngambil duit Emak lu, katanya buat bayar uang kas di sekolah tapi malah buat maen di warnet"

"Y-ya itu kan dulu"

"Sama aja, berarti lu pernah boong"

Cecep berdecak, "Iya iya gue pernah boong, tapi kali ini gue ngga boong. Kalo perlu kita kerumah Panjul besok, mau ngga?"

"Gass"

Hening sejenak sebelum Alvin berucap.

"Lu ngga kasian Cep?" Tanya Alvin dengan tatapan yang masih mengarah kedepan.

Cecep menatap temannya itu bingung, "Kasian? Sama?" Tanya Cecep.

"Pacar lu"

Cecep langsung menatap pacarnya, meneliti apa yang harus di kasihani dari pacarnya itu.

"Kasian kenapa dah?"

Alvin menggeleng-geleng kan kepalanya merasa kasian dengan Amel.

"Perhatiin pacar lu itu! Lihat! Kasian dia bawa belanjaan banyak-banyak sendirian. Lu ngga ada niatan bantu bawain gitu?" Tanya Alvin.

"Ngga. Itukan barang dia"

"Tapi tadi gue ngga sengaja liat ada banyak barang cowo"

Cecep gugup, "Y-ya sama barang gue juga maksudnya"

"Terus lu ngga mau bawain? Minimal barang lu sendiri. Kasian anjir dia" Kalo diijinin sama Livi boleh punya dua cewe, udah gue pacarin si Amel, kasian dia tersiksa sama Cecep, Batin Alvin.

"Biarin lah"

"Pacar adalah babu"

Ingin rasanya Alvin menendang kepala Cecep agar temannya itu tersadar kalo perkataannya itu salah.

Eh

Tapi

Boleh juga.

Livi bakal gue jadiin babu.

Livi my babu.

_____

Hay!

Udah berapa lama aku ngga up ya? Hehehe. Maap ya pren.

Kangen sama siapa? Cecep, Pinpin, mas Panjul atau Nanan.

Jangan-jangan kangen aku lagi:v bercanda

Garing.

Jangan lupa vote dan komen ya! Makasihh

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang