PART-16

52.4K 9.9K 225
                                    

Happy reading!


Di area pojok kantin 4 orang remaja sedang menikmati makanan yang mereka pesan.

Nanan menatap Alvin yang sedang menatap kosong kearah minumannya, ada apa dengan pria itu, sedari pagi Alvin hanya diam.

"Lo kenapa si? Diem diem bae, kaya orang galau karna ditinggal doi nya" tanya Nanan sambil memakan bakso nya.

"Pinpin kan ngga punya doi" Cecep menimpali.

"Anjir ngakak"

Alvin hanya diam saja, dia masih memikirkan Livi yang entah berada dimana. Apa Livi baik-baik saja? Bagaimana kalau ada yang menyakitinya? Bagaimana kalau dia dilecehkan lagi? Akhh! Memikirkan itu semua membuat Alvin mengusap rambutnya kasar.

"Kucing lu belum ketemu?" Tanya Panjul ke Alvin. Ck, pasti kucing itu adalah kucing kesayangan temannya ini.

Alvin menggeleng pelan. Dia menunduk sedang memikirkan dimana Livi berada.

"Oalah kucing toh! Lu begini cuman karna kucing? Ckckck tak patut!" Ucap Nanan santuy. Dia tidak tau saja kalau kucing yang dia kurung taman samping rumahnya adalah kucing milik Alvin.

Alvin berdecak sinis mendengar ucapan Nanan.

Sedangkan Cecep sedang asik memakan mie ayamnya dengan lahap sesekali menyomot makanan milik Alvin yang tidak dimakan oleh pemiliknya.

"Oh iya, Cep!" Panggil Nanan ke Cecep.

Cecep menaikkan alisnya tanda bertanya, 'apa'

"Katanya lu lagi gebet ketua rohis ya?" Tanya Nanan penasaran. Semalam Panjul bilang ke dirinya kalau Cecep sering menatap Arsya -ketua rohis di sekolahnya.

UHUKKK!

Cecep tersedak mie ayamnya. Dia menyentuh hidungnya ketika ada sesuatu yang keluar dari sana, lalu menariknya keluar.

"Jorok! Mie nya keluar dari idung!" Panjul menjauh dari Cecep yang masih menarik mie itu.

Alvin yang tadinya terdiam langsung tertawa bersama Nanan. Sedangkan Cecep mendengus, dia menatap ketiga temannya yang bahagia diatas penderitaannya.

"Sialan lo pada!"

Cecep melanjutkan acara makan mie nya.

"Ternyata Cecep diem-diem ngincer yang alim" goda Nanan.

"Nanan cemburu tuh!" Ledek Panjul.

"Nanan gamau di duain" timpal Alvin.

"Apaan si! Kaga anjir, gua normal!" Niatnya ingin meledek Cecep malah dia yang diledek.

***

Setelah pulang sekolah mereka berencana untuk kerumah Nanan. Biasa, numpang makan.

Alvin turun dari motornya. Dia mengusap rambutnya, lalu menghampiri ketiga temannya.

"Nan! Pohon jambu samping rumah lu udah berbuah apa belom?" Tanya Cecep.

"Kayanya udah"

"Ke sono yo!" Ajak Cecep, dia berjalan kearah samping rumah diikuti teman-temannya yang sedang mengelus dada sabar.

Si Cecep berasa rumah sendiri.

"Ihh anjir udah banyak banget!" Cecep menatap lapar kearah jambu air yang berada dipohon.

"Gede-gede banget" Panjul menimpali.

"Panjat Cep!" Nanan menyuruh Cecep mengambil jambu itu.

Cecep langsung membuka sepatu dan kaos kakinya lalu bersiap untuk memanjat pohon didepannya. Dengan sangat mudah Cecep memanjat, seperti sudah terbiasa.

"Gampang banget Cecep naiknya" Panjul berdecak kagum.

"Kan gua bilang dia kaya monyet!" Ucap Nanan sambil menangkap jambu yang dilempar oleh Cecep.

Sedangkan pria satunya lagi sedang menatap sebuah kandang yang berada tidak jauh dari situ. Dia berjalan mendekatinya ketika melihat putih-putih berada didalamnya.

BRUKK!

Saat sudah hampir terlihat jelas dia malah mendengar suara terjatuh dari arah belakangnya. Alvin melihat Cecep yang sedang terduduk di tanah dengan kedua temannya yang lain sedang tertawa.

Alvin langsung menghampiri mereka.

"Aduhhh pantat gue sakit banget, sialan!"

_____

Pocong makan kedondong!
Vote lagi dong!

Jangan lupa komen dan tandai typo, makasih.

NEXT

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang