PART-24

45.2K 9.2K 522
                                    

Happy reading!


Setelah menikmati bakso di kantin, Livi diajak melihat-lihat bangunan sekolah ini oleh Alvin, seharusnya pria itu sudah masuk ke dalam kelas tapi kata Panjul gurunya datang terlambat karna ada keperluan sebentar.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.02, Livi menjadi gelisah. Sepertinya dia akan berubah, untung saja mereka sedang ada di taman belakang sekolah yang sepi.

BYUSS!

"Meow"

Akhirnya dia berubah menjadi seekor kucing berwarna putih bermata hijau.

"Udah waktunya ya?"  Tanya Alvin ketika melihat Livi sudah berubah.

"Meow" "iya"

Livi harus menunggu untuk bisa menjadi manusia. Dia tidak bisa langsung berubah, membutuhkan waktu juga seperti dia yang ingin berubah menjadi kucing.

Ting!

Alvin mengambil ponselnya yang tadi dia simpan di kantong celana abu-abunya. Ternyata Cecep yang memberinya pesan.

Cecep crush Nanan
|• p bosqyu

Bukan, bukan dia yang memberi nama pada kontak Cecep, melainkan si Panjul. Tapi karna Alvin males untuk menggantinya, jadi biarkan saja seperti itu.

Apa? •|

Cecep crush Nanan
|• Bu Titin udh otw kekelas!
|• cepet kesini, lu dimana si?!

Taman blkng•|
Gue otw kekelas•|

Cecep crush Nanan
|• lewat jln pintas biar cpt!
|• jngn lama-lama ya mazz, aku menunggu mu pulang.

Alvin bergidik geli melihat pesan paling akhir yang Cecep kirim. Iyuhh, dia bukan batang suka batang.

Setelah menaruh kembali ponselnya, Alvin berjalan kearah Livi dan menggendong tubuh kucing itu.

Setelah sampai di belakang jendela yang berada dekat taman belakang, dia melirik kedalam kelas yang ternyata belum ada guru.

Tok tok tok!

Panjul menengok ketika ada yang mengetuk jendela disebelahnya. Nanan dan Panjul duduk satu meja yang berada dipojok dekat jendela, sedangkan Alvin duduk bersama Cecep tepat dibelakang mereka.

Alvin memberi isyarat agar Panjul membuka jendela. Setelah dibuka, Alvin segera melompat memasuki kelasnya sambil membawa Livi.

"Lu ngapain bawa kucing ke sekolah? Perasaan tadi pagi gue ngga liat ini kucing" tanya Panjul yang membalikkan badan agar mudah menatap Alvin.

"Emang ngapa? Gaboleh?" Alvin malah bertanya balik.

"Y-ya gaboleh lah, kan---"

"Selamat siang anak-anak" seorang wanita paruh baya yang membawa penggaris besar di tangannya.

"Siang bu!"

"Oke, minggu kemarin kita sudah bahas sampai---"

"HALLLOO EPRI---badeh" Cecep meringis ketika melihat Bu Titin yang menatapnya tajam dengan penggaris dipukul pelan ke papan tulis.

"Assalamualaikum ibu cantik" Cecep menyalimi tangan Bu Titin sambil memuji wanita paruh baya itu.

"Waalaikumussalam, darimana saja Cecep? Kok baru masuk?" Tanya Bu Titin.

Cecep yang mendengar pertanyaan guru itu langsung menyembunyikan tangan kirinya yang sedang memegang cilok kebelakang tubuh.

Selamat, untung gurunya kaga liat ke tangan gue. Batin Cecep lega, tapi sekarang dia harus memikirkan alasan kenapa dia terlambat masuk, pedahal tadi ia menyuruh Alvin untuk cepat-cepat masuk.

"I-itu s-saya abis ke k-kamar mandi Bu" jawab Cecep setelah beberapa menit terdiam.

"Ke kamar mandi?" Bu Titin bertanya sekali lagi ketika melihat Cecep yang terlihat gelisah dengan mata menatap ke segala arah.

"Iya Bu, ke kamar mandi" jawab Cecep tenang, dia lagi berusaha menutupi kebohongan woiii.

"Yasudah, kamu silahkan duduk! Ibu akan mulai pembelajaran hari ini" 

Cecep buru-buru berlari kearah tempat duduknya, dia langsung menaruh cilok tadi ke bawah kolong meja dengan mata yang menatap kearah depan.

"Lu dari kantin ya?" Tanya Alvin berbisik.

"Yoi" jawab Cecep sambil memakan cilok diam-diam.

Di bawah meja, Livi ngiler melihat Cecep sedang memakan cilok yang terlihat sangat lezat dimatanya. Livi berjalan kearah kaki pria itu lalu mencakar-cakar sepatu Cecep.

"Ih kenapa si, Pin?!" Tanya Cecep ke Alvin, dia kira si Alvin sedang menyenggol kakinya.

"Apaansi?!"

"Ngapain nyenggol kaki gue?"

"Siapa lagi yang nyenggol" setelah mengucapkan itu Alvin menatap kearah depan melihat guru yang sedang menjelaskan.

Sedangkan Cecep merinding, tapi dia penasaran. Kalau bukan Alvin trus siapa?

Cecep melihat kearah bawah. Karna kaget cilok yang berada dimulutnya keluar dan mengenai wajah seekor kucing yang berada dibawah kakinya.

"M-mon-nster"

"AAAAAAA MONSTERR!!"

BRUKK!

"Cecep bangun nak! Cepat yang cowok angkat Cecep bawa ke UKS, untuk yang perempuan tetap didalam kelas." perintah Bu Titin pada anak muridnya.

Disaat semuanya lagi panik akibat Cecep yang tiba-tiba pingsan, Alvin malah sedang memasukkan Livi kedalam tasnya. Livi hanya bisa pasrah.

"Diem-diem disini, jail banget lu!" Alvin lalu mengikuti Panjul dan Nanan yang ikut mengantar Cecep ke UKS.

***

"Eh, ada apa ini?" Tanya Pa Jamal yang tak sengaja melihat beberapa murid laki-laki sedang mengangkat tubuh seseorang.

Alih-alih menjawab pertanyaan Pa Jamal, mereka justru meletakkan tubuh Cecep ke lantai lalu menyalimi tangan guru itu sambil mengucapkan selamat.

"Eh eh! Kalian ngapain ngucapin selamat?! Itu teman kalian sekarat!"

"Selamat atas pernikahannya yang ketiga pak!"

"Ciee bapak nikah lagi"

"Mantap pak!"

Pa Jamal menatap muridnya heran. "Siapa yang mau nikah lagi?!" Pa jamal langsung berlalu dari sana meninggalkan muridnya yang menatap dia dengan tatapan bingung, sedangkan satu diantara mereka sedang menepuk kepalanya, pusing.

"EH! NANAN PINGSAN JUGA WOI"

***

"Siapa pula yang mau nikah lagi. Ck, murid-murid itu."

"Tapi ide bagus si kalo saya nikah lagi"

"Tinggal cari calonnya"

Ada yang minat?

______

Hai hai hai pren! Jangan lupa vote dan komen ya-!

Dari 4 sekawan kalian milih siapa? Kalau aku si Cecep♡♡ terCecep-Cecep

NEXT!


JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang