PART-29

40.7K 8.5K 330
                                    

Happy reading!


"Bruno kok bulunya rontok ya?" Gumam Aca bertanya setelah membuka kandang kucing nya.

Terlihat banyaknya bulu yang berserakan di dalam kandang, dan Bruno yang sedang menunduk. Livi? Kalau kucing satu itu langsung berlari masuk kedalam rumah setelah Aca membuka kandang.

"Meow!" Livi berdiri di depan pintu kamar Alvin sambil mengeong.

Dug! Dug!

"Pipi pasti nungguin Alvin ya" ucap Aca yang sedang menggendong Bruno. Dia mengambil kunci yang disimpan di kantong celananya lalu membuka pintu kamar anaknya.

Cklek!

"Bunda kembaliin kucing Alvin--uhmm" gumam Alvin yang masih tertidur.

Aca menggeleng melihat anaknya yang berbicara saat tertidur, "ngigo ini anak" ucap Aca lalu pergi begitu saja.

Livi yang melihat Aca sudah pergi langsung masuk kedalam. Dia melihat Alvin yang tertidur di kasur lantai dengan Cecep disebelahnya. Sedangkan dua teman yang lainnya tidur diatas kasur yang biasanya Livi tempati.

Yang punya kasur siapa, yang tidur di bawah siapa, ckckck.

Livi berjalan menaiki badan Cecep agar bisa ke Alvin. Cecep yang merasa geli langsung terbangun. Livi terdiam smabil menatap kearah Cecep yang mulai membuka matanya.

Sedangkan si Cecep yang sedang memfokuskan pandangannya langsung melotot dengan mulut terbuka melihat kucing putih diatas tubuhnya.

"AKHHH!"

Cecep langsung menghempaskan tubuh kucing itu hingga terjatuh menimpa Alvin yang terlentang disebelahnya.

Cup!

BYUSS!

Mampus. Batin Livi berucap.

Alvin yang merasa ada beban diatasnya langsung membuka mata, matanya membulat, kaget. "Livi?" Tanya Alvin dengan bingung.

"Alvin, si Cecep..." ucap Livi menggantung sambil melirik kearah cowok disebelahnya.

Alvin langsung menengok kearah yang Livi tunjukkan. Matanya lagi-lagi membulat ketika melihat Cecep menggeleng tidak percaya.

Dia beralih menatap Livi lagi, Alvin baru sadar kalau gadis itu sudah menjadi manusia. Ah, tadi bibir mereka saling menempel, pantas saja.

Sedangkan Cecep masih shock.

"Ngga mungkin-- kucing, manusia? Kucing jadi manusia?"

"Dunia apa yang gua tempatin ini?!" Tanya Cecep sebelum kesadarannya menghilang.

BRUK!

"CECEP!"

***

"Ini ada apaan ya?" Tanya Panjul polos. Dia menatap temannya satu persatu dan berakhir menatap kearah Livi.

"Kenapa ada Livi?" Tanyanya lagi.

Cecep memijat kepalanya pusing. "Jelasin! Gue bisa gila lama-lama tinggal di bumi!" Ucap Cecep dengan nada putus asa.

Dia masih tidak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Sangat... sangat...mustahil.

"Ekhem" dehem Alvin sebelum menjelaskan semuanya.

"KOK BISA ANJIR?!" Tanya Panjul ngegas.

"Waduh dulu gue suka jailin kucing, apa sekarang gue dikutuk jadi ngga suka kucing ya?" Tanya Cecep ke dirinya sendiri.

"Keren anjir bisa berubah-berubah. Menang banyak lagi si Alvin" ucap Panjul membuat bibir Alvin tertarik membuat sebuah senyuman bangga.

Panjul menengok kearah Nanan yang terlihat tidak peduli, "btw, kok lu kaga kaget, Nan?" Tanya Panjul sambil mengambil kripik ditangan Nanan.

Nanan mendengus tidak suka karna makanannya diambil, " gue udah dikasih tau duluan" jawabnya datar.

Cecep langsung menabok lengan Alvin setelah mendengar ucapan Nanan. "Ngga kawan kita! Masa Nanan dikasih tau duluan, sedangkan gue engga. Apa karna Nanan kaya makanya lu kasih tau duluan, hah?! Gue tau si, gue emang ngga----"

PLAK!

"Ngga nyambung, goblok." Sarkas Alvin. Dia kesal, temannya yang satu ini memang agak aneh.

"Tapi lu kenapa ngasih tau Nanan?" Tanya Panjul yang masih penasaran.

Alvin mengusap dagunya, berfikir. "Eum karna waktu itu cuman ada dia? Terus juga gue terpaksa sih" Jawab Alvin.

Alvin melirik sebentar kearah Livi yang sedang menonton film.

"Pin! Terus gimana sama Bunda lu? Kalau dia tau ada Livi disini!" Tanya Nanan membuat Panjul dan Cecep menatap dirinya bingung.

Nanan membuang nafasnya kasar karna ditatap intens oleh dua temannya yang mempunyai rasa penasaran tinggi.

"Alvin dikira belok ama Bundanya" jelas Nanan pada dua temannya.

"Hahahaha, sumpah? Belok ke siapa? Livi? ngakak abizz" Cecep terbahak-bahak. Sedangkan Alvin kesal karna menjadi sasaran tabokkan tangan Cecep ketika cowok itu tertawa.

Kenapa orang kalo lagi tawa suka banget nabok sih?! Tanya Alvin dalam hati.

***

"Bruno kucing Bunda, gimana semalem? Seru banget ya?"

"Apa prosesnya berjalan lancar?"

"Aaa dikit lagi Bunda punya cucu deh"

Gimana mau mulai prosesnya, gue gerak dikit langsung dicakar. Batin oyen curhat.

Sedangkan disebelah sana Abra hanya bisa mengelus dadanya sabar karna dicuekin oleh sang istri.

Gue buang dah tuh kucing!

______

Gimana part ini? Next ngga nih?

Jangan lupa vote, komen, dan tandai typo!

Follow akun wp aku ya. @pilupi_

NEXT!

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang