PART-27

41.1K 8.1K 258
                                    

Happy reading!


Cklek!

"Alvinn Bunda pulang!" Aca berjalan kearah sofa dan mendudukkan tubuhnya disana. Dia menaruh sesuatu yang baru saja dibelinya dan sang suami dibawah dekat kakinya.

"Ihh comel deh" Gemas Aca.

Dug! Dug! Dug!

Suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Disana terlihat Alvin yang memakai baju berwarna hitam sedang berjalan menuju Aca sambil menggendong Livi.

"Kenapa Bun?" Tanya Alvin setelah tiba dihadapan Aca.

"Bunda punya surprise! Mau tau ngga?" Tanya balik Aca dengan nada gembira.

Abra datang sambil membawa kresek hitam, lalu duduk disamping Aca. "Haduh capeknya" gumam Abra yang didengar oleh Aca.

Aca menengok kearah Abra, seketika wajah yang tadinya gembira berubah menjadi sinis. "Kamu ngeluh? Kamu ngga ikhlas nemenin aku? Kalo tau kaya gitu, aku bakal pergi sendiri!" Omel Aca.

"N-ngga gitu Yang, maksud aku--"

"Maksud kamu apa, hah?!" Sela Aca memotong ucapan Abra.

Dengerin dulu makanya!! Batin Abra kesal. Tapi dia gabisa bilang langsung karna dirinya tipe suami yang takut istri.

Alvin menguap, dia memperhatikan Bundanya yang sedang memarahi sang Ayah. Alvin lebih suka lebih suka kalau Bunda dan Ayahnya keluar kota. Bukan karna dia tega, dan tidak sayang kedua orang tuanya itu.

"Bunda" Panggil Alvin pelan.

Aca menengok, "APA?!"

"Surprise apa? Bunda mau kasih tau apa? Kalau ngga jadi Alvin mau ke kamar lagi" ucap Alvin sambil menatap Aca dengan tangan yang  mengusap kepala Livi.

Amarah Aca mereda, dia tersenyum lalu menunduk untuk mengambil sebuah kandang dibawah kakinya.

"TADAAA!"

Aca mengangkat kandang yang berisi seekor kucing berwarna oren kedepan wajah Alvin.

"MEOWWWW!" Livi langsung berteriak dan melompat dari pangkuan Alvin. Dia menatap waspada kearah kucing dikandang itu.

Sialan, gua trauma ketemu kucing oyen! Batin Livi ketakutan.

"Eh, Pipi kenapa? Pipi senang ya karna punya temen" Aca mengeluarkan kucing oyen itu.

Alvin berdiri, dan berjalan kearah Livi. Dia menggendong Livi, Alvin mengerti kenapa sikap gadis itu seperti ini.

"Namanya Bruno, dia jantan. Bunda sengaja beli yang jantan biar menghasilkan anak-anak kucing yang imut" Ucap Aca menjelaskan.

"MEOWWW!" Livi menggeram.

Gue gamau punya anak!! Batin Livi berteriak.

"Bunda, kenapa namanya Bruno?" Tanya Alvin tiba-tiba.

Ada mengelus rambut Bruno, "soalnya cuman nama itu yang lewat dipikiran Bunda" jawab Aca.

"Nanti Pipi masukkin ke kandang yang sama kaya Bruno ya!" Perintah Aca.

Livi langsung menengok, dia melihat kearah kucing oyen yang terlihat sedang senyum miring kearahnya. Livi berhalusinasi.

TIDAKK!! INI MUSIBAH, SIAPAPUN TOLONG GUE!

***

"Kata lu berdua, disana ada Bunda sama Ayahnya Alvin ngga?" Tanya Nanan.

Cecep dan Panjul menengok, "ya ada lah, bego! Itukan rumahnya" Jawab Panjul ngegas.

"Maksud gue tuh, emang orang tuanya udah pulang dari luar kota?" Nanan meralat pertanyaannya.

"Katanya si Pinpin si, orang tuanya udah balik"

"Ohh"

Mereka bertiga berjalan kearah pintu rumah Alvin.

Tok! Tok! Tok!

"PINPIN!"

"Eh Cep! Elu kenapa diem aja dari tadi?" Tanya Nanan yang berdiri disebelah pria itu.

"Ngga ngapa-ngapa" jawab Cecep pelan. Seperti cewek yang bilang sedang 'tidak apa-apa' pedahal lagi 'ada apa-apa'. Sama halnya seperti Cecep sekarang ini, dia bilang seperti itu pedahal dia sedang gelisah.

Ceklek!

"Eh kalian, ayo masuk!"

"Iya, Yah!"

Mereka bertiga memang memanggil orang tua Alvin dengan sebutan 'Ayah-Bunda' karna disuruh oleh Bunda Aca. Katanya seperti ini...

"Kalian udah Bunda anggap seperti anak sendiri, jadi jangan manggil Tante-om ya! Panggil aja Bunda-Ayah!"

Mereka hanya mengangguk mendengar perintah Bunda Aca.

"Kalian kesini? Sini duduk-duduk. Lihat Bunda baru beli kucing! Comel kan?" Tanya Aca.

Panjul dan Nanan mengangguk serempak.

"Waduh kucing oyen, ras terkuat!"

"Kucing oyen tak terkalahkan!"

Sedangkan Cecep ketakutan.

Waktu itu cuman 1, ini kenapa ada 2, bajingan! Ucap Cecep dalam hati.

"Gue harus pergi dari sini, gue harus pergi" gumam Cecep berulang kali mengucapkan kata 'pergi'.

Dengan perlahan Cecep berjalan mundur. Dia harus pergi! Disini sangat bahaya, tempat mengerikan.

Dug!

Cecep menghentikan langkahnya ketika merasa dirinya menabrak sesuatu. Dia menengok kebelakang.

"Den Cecep ngapain jalan mundur-mundur gitu?" Tanya wanita paruh baya didepannya.

"BI MINAH?!"

______

Hai Hai hai! Bi Minah comeback ada yang kangen ngga?

Jangan lupa vote dan komen ya! Hargai author hikssrot..

Next!

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang