Happy reading!
•
•
•Alvin menatap tajam kedua temannya yang menatap Livi lekat. Dia mendelik, pedahal niatnya ingin berterimakasih pada seseorang yang memencet bel karna telah menyelamatkannya, tapi kayanya... tidak jadi.
"Beneran cewe?" Tanya Frans atau yang sering di sapa dengan panggilan 'Panjul' itu dengan wajah yang masih tidak percaya.
Kenapa dia dipanggil 'Panjul'? Dia sendiri tidak tau apa arti panggilan itu. Sebenarnya... nama 'Panjul' dibuat oleh seseorang yang dia suka, yang dia temui secara virtual.
"Gue kira lo belok, Pin!" Cowo bermata sipit menatap Alvin serius. Dia -Cello- yang sering dipanggil dengan nama 'Cecep'. Sebenarnya dia tidak mau dipanggil dengan sebutan itu karna menurutnya sangat tidak estetot. Tapi bagaimana lagi? Dia mempunyai teman yang suka mengubah nama orang.
"Belok pala lo! Gue normal" Alvin berucap kesal.
Cecep menatap gadis didepannya dengan tatapan genit. "Kalo diliat-liat mukanya imut banget. Btw, siapa namanya, cantik?" Tanyanya sambil mengedipkan matanya.
Plak!
"AWW! KDRT lu Pin!!" Cecep mengusap lengannya yang sakit akibat tertampar kenyataan, eh maksudnya tertampar oleh Alvin.
"Mata lo mau gue congkel?" Tidak menghiraukan rintihan Cecep, Alvin malah bertanya dengan raut wajah menyeramkan.
Panjul yang melihat itu menganggukan kepalanya, dia mengerti sekarang. "Ini cewe yang lu bilang?" Tanyanya dan dijawab anggukkan oleh Alvin.
Panjul mendekatkan dirinya kearah Alvin, sedangkan Cecep yang melihat itu juga mengikuti Panjul dengan mendekatkan diri juga.
"Selera lo ngapa jadi yang tepos gini dah?" Tanya Panjul pelan supaya gadis yg sedang dia bicarakan tidak mendengarnya.
Cecep menengok kearah Livi, menatapnya dari atas ke bawah, kemudian dia mengangukkan kepalanya, tanda setuju dengan ucapan Panjul.
Sedangkan Livi masih dapat mendengar pertanyaan itu langsung menatap tajam teman Alvin yang sekarang menatapnya bingung.
"Ngajak gelud?!" Tanyanya sambil melipat lengan bajunya.
"Ayo! Dimana? Kasur?" Bukan. Bukan Panjul yang menjawab, melainkan Cecep.
Alvin menabok lengan cowo itu. "Lu kalo sekali lagi ngomong ngelantur, gue seret keluar."
"Parah banget Pin, minta digebukin dia!" Panjul memanas-manasi keadaan. Dia menyenderkan tubuhnya sambil menyomot makanan yang ada diatas meja.
Alvin yang panas langsung mengode Panjul lewat tatapannya. Panjul yang mengerti itu langsung menarik kaki Cecep hingga pria itu jatuh ke lantai.
BRAK!
"ADUH! Kalo pantat gue tepos tanggung jawab lu berdua!"
Alvin memegang tangan pria itu, dan mereka berdua mengangkat tubuh Cecep sambil berjalan kearah pintu keluar.
"Eh eh mao dibawa kemana... hubungan kita~" Memang temannya yang satu ini sudah stres. Lihat Dia malah bernyanyi tidak jelas.
BRUK!
Cecep merasakan sakit pada punggungnya. Dua human itu melemparkannya keluar rumah.
"Aduh sakit anjir!"
Alvin dan Panjul mengelap tangannya seolah ada kuman yang menempel setelah memegang Cecep. Mereka berdua masuk kedalam rumah tidak mempedulikan Cecep yang minta tolong.
"Temen bangsat!" Ucapnya. Cecep menatap satu orang lagi yang masih berdiri didepan pintu dengan tatapan memelas.
"Bantuin---"
"Semoga pantat lo beneran tepos!!"
BRAK!
Cecep langsung berdiri ketika mendengar ucapan gadis itu. Dia memperhatikan pantat lalu bergumam pelan.
"Untung masih bahenol!"
____
Jangan lupa vote, komen, dan follow akunku mwhehehe.
Makasih sudah membaca!
NEXT?
KAMU SEDANG MEMBACA
JADI KUCING?! [TAMAT]
Fantasy[2] : [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] BUKAN LAPAK BUAT PLAGIAT!!! _____ "wtf.. kenapa gue malah jadi kucing?!" Livi Marcella atau sering dipanggil Livi, dia adalah 'cegan' alias cewek ganteng, yang mati karna tertabrak mobil oleng. Dia mengira dia akan ma...