[1] SIAP, PAK SUAMI!

41.9K 1.5K 33
                                    

SELAMAT DATANG DI CERITA SIAP, PAK SUAMI!
SEBELUM BACA, KENALAN DULU YUK.

DILA NAMAKU, PANGGIL MA SAJA DILDIL, OKEII.
BUKAN ORANG BOGOR, BUKAN JUGA ORANG BANDUNG, BUKAN JUGA ANAK JAKARTA. ANAK MAKASSAR INI SUNDALA SENGGOL DONG🙏😂

KALO ORANG SULSEL KI JUGA, KOMEN KI NAH. SIAPA TAU SATU KAMPUNG JAKI TOH🗿

SUDAH MI PALE🐼✋

°
°
°
°
°
°

SEMOGA KALIAN SUKA YAA!!!
____________________________
Selamat membaca🦋

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Di ruang keluarga yang sangat megah, terlihatlah dua pasangan muda tengah mengobrol asik serta sesekali tertawa. Pasangan pertama yaitu Intan dan Roy, lalu yang kedua ada Risa dan Adam. Mereka telah bersahabat sejak lama, bahkan saat keduanya masih SMA hingga sekarang ini

"Bener yah, ini perjanjian kita loh. Kalo anak kamu udah lahir dan tumbuh dewasa, dia harus dijodohin sama anak aku nanti," ucap Intan seraya menatap perut buncit Risa yang kini telah mengandung 6 bulan.

"Iya-iya, tapi kalo anak kamu cowok juga gimana?" Risa bertanya pada dua pasutri yang baru saja menikah beberapa minggu ini.

"Ya aku sama Mas Roy bikin lagi lah. Pokoknya aku nggak mau tau, kita harus besanan." Suaminya hanya tersenyum sambil mengusap pelan rambut Intan.

"Aminn ... Doain aja yah. Supaya kita bisa cepet dapat anak perempuan."

"Amin ... "

23 tahun kemudian ...

Seorang gadis dengan rambut panjang yang terurai, sedang berjalan sambil bersenandung. Hatinya sangat senang hari ini, sebab Ayahnya akan memberikannya hadiah yang katanya untuk masa depannya nanti.

"Hy guyss ... liat nih, kali ini gue nggak terlambat lagi kan," teriaknya dengan pede, sehingga membuat seisi kelas menatap dirinya penuh aneh.

"Jam berapa sekarang?"

Suara bariton itu membuatnya menoleh, jelas saja, di belakangnya tepat di depan papan tulis sudah ada guru yang tengah menjelaskan.

"Saya bilang, jam berapa sekarang?!"

Sontak saja gadis itu langsung melirik jam tangannya, lalu detik kemudian ia menggerutu kesal. "Haah, gila! Gila! Gila! Kok gue bisa telat sih, perasaan pas gue liat jam weker gue masih jam 6 deh! Wait, atau jangan-jangan bocil itu udah ngerjain gue? Ohh awas aja ya lo, cil. Gue bully habis-habisan Lo entar!"

"Indry Kharisma!"

"Kok bapak tau nama saya?" tanya Indry dengan kening yang mengerut.

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan! Saya bertanya sekali lagi, jam berapa sekarang?"

"J-jam 8 lah pak. Emang bapak nggak punya jam di rumah? Kok nanya-nanya ke saya sih?"

"Harusnya saya yang bilang seperti itu! Kamu tidak punya jam sehingga terlambat seperti ini!"

"Asikk tontonan gratis nih," kata salah satu siswa yang bernama Edo.

"Eh, diem lo!" Edo hanya menyengir mendengar ucapan Indry.

"Ya saya punya pak, t-tapi gimana ya pak jelasinnya. Soalnya bapak juga nggak bakal ngerti. Saya minta maaf deh pak, saya akui saya salah."

"Baik, saya maafkan kamu. Tapi, di absen hari ini saya nyatakan kamu tidak hadir dan kamu silahkan pulang." Guru muda itu berkata dengan sangat tegas sambil memegang kertas absen milik 12 MIPA 5.

"Lah, kok gitu sih pak? Bapak jadi guru baru jangan semena-mena dong sama murid!"

"Oke, kamu tinggal pilih. Mau pulang atau saya suruh berdiri di tengah lapangan sampai jam pelajaran saya selesai? Ayo, pilih mana?"

Indry menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia bingung. Ia tidak ingin pulang, tapi ia juga tidak mau berdiri di lapangan.

"Bapak kok jadi guru baru ngeselin sih! Saya sumpahin ya, bapak jodoh sama cewek cabe-cabean!" Gadis itu berlari keluar kelas dengan sangat kesal. Ia memilih pulang ke rumah daripada harus berdiri di tengah lapangan.

"Ngeselin banget sih tuh bapak-bapak! Pengen banget deh gue lempar sepatu tuh mukanya!"

Sesampainya di rumah dengan mengendarai motor pemberian dari Ayahnya, ia melangkahkan kakinya masuk dengan sangat kesal.

"Guru ngeselin! Gue sumpahin, tuh guru berjodoh sama cewek cabe-cabean!" kata Indry dengan melempar tas nya ke sofa.

Wanita yang merupakan ibunya datang lalu menghampiri Indry. "Kok udah pulang? Kan masih jam 8, Ndry?"

"Nggak tau deh, Bun! Indry lagi males ngomong, udah capek-capek ke sekolah malah disuruh pulang!" Ia mengambil kembali tas nya lalu naik ke kamar dengan perasaan kesal.

Sang ibu hanya menggelengkan kepalanya menatap Putri satu-satunya itu. Ia mengetik sesuatu dari ponselnya.

Mbak Risa
Online

Malam ini kalian datang ke rumah ya.✓
Mungkin udh saatnya kita bicarakan semuanya ke
Indry.✓

_____________________

Bersambung ...

Hai! Hai!
Pantengin terus ya cerita ini, sampe ending pokoknya🥰

Bilangki dulu deh "Pakintaki rong🤙🤣"

Follow dulu dong PenaDilDil

SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang