بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
_________________________________________
Selamat membaca🦋Mulut Indry tak henti-hentinya mengunyah makanan yang ada di mulutnya. Yah, hari ini ia tidak puasa, sebab si merah sedang datang. Indry melirik Alvin yang tengah fokus dengan laptopnya, kemudian terlintas dibenaknya untuk menjahili laki-laki itu.
"Pak," panggilnya, Alvin pun menoleh dengan kedua alis yang tertarik.
"Mau nggak?" Indry menawarkan kue sisa sahur tadi kepada Alvin.
Tatapan dingin dari Alvin membuatnya tertawa. "Makanya, pak, jadi cewek aja. Biar bisa ngerasain yang namanya datang bulan."
Laki-laki itu hanya tercengang mendengar ucapan Indry. Kemudian, ia kembali fokus pada layar laptopnya.
Warga desa Djati Banten, jawara, ditahan atas tuduhan pencurian. Wanita tua tersebut divonis 5 tahun penjara, untuk 7 batang kayu milik perhutani.
Sesuai Pasal 12 juncto pasal 83 UU Nomor 18 tahun 2013, tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan.
Berita tersebut membuat Indry memelankan kunyahannya, lalu menatap televisi. "5 tahun penjara, cuman karna 7 batang kayu? Trus, gimana sama koruptor tuh?" ucapnya, seraya menggelengkan kepalanya.
MAU HERAN, TAPI INI INDONESIA. HADEUHH
Merasa tenggorokannya sedikit serak, Indry berjalan ke arah dapur dan mengambil segelas teh, sisa sahur tadi di dalam kulkas. Tidak peduli dengan Alvin yang berpuasa, ia dengan santainya minum di depan laki-laki itu.
"Emm ... manis banget loh ini." Indry kembali duduk di sofa, membuat kerutan di dahi Alvin terlihat. Bukankah mereka sedang kehabisan gula, lalu kenapa bisa Indry mengatakan jika teh tersebut manis.
Laki-laki itu menoleh. "Sejak kapan, teh tanpa gula bisa manis?"
"Ya bisalah, pak. Kan minumnya sambil liatin, bapak," ucap Indry lalu menyengir.
"Hm," jawab Alvin sok cuek. Padahal mah, jantungnya udah jedag jedug gak karuan.
Tak lama tayangan berita kini terganti menjadi film horor. Indry tetap menonton, walaupun dirinya jadi takut sendiri masuk ke dapur untuk menaruh piringnya. Ia bergeser lebih dekat ke Alvin, setelah menyeruput tehnya hingga habis.
"Kalo takut, mending siarannya diganti," ucap Alvin saat melihat gerak-gerik gadis itu.
Indry menegakkan tubuhnya. "Siapa yang takut? S-saya itu cuman mau tiduran ... di paha, bapak," alibinya, kemudian ia meletakkan kepalanya di atas paha Alvin yang tengah duduk di sofa, sembari menggerakkan jari-jarinya di atas keyboard.
Alvin terperanjat kaget, ia bisa melihat wajah Indry dari atas. Jakunnya naik turun ketika melihat bibir tipis gadis itu. Ia segera menepiskan pikiran buruk yang ada di kepalanya.
"Eh, pak," panggil Indry pelan. Ia tersenyum jahil, saat melihat Alvin yang ternyata tengah menatapnya sedari tadi. "Jangan liatin saya terus, nanti, bapak kepincut loh sama saya."
Alvin memalingkan wajahnya ke samping. "Saya ngeliatin kamu itu juga ada sebabnya."
"Apa?"
"Di gigi kamu ada cabe," ceplos Alvin, membuat Indry langsung bangkit dan mengambil ponselnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓
RomanceAKU KASIH PERINGATAN YA GUYS, SOALNYA ADA ADEGAN ANU! "Yaudah, kalo gitu saya minta hak saya sekarang." ________________________________________ Menikah muda adalah kata yang tidak pernah Indry pikirkan selama hidupnya. Terlebih lagi diumurnya yang...