[68] SIAP, PAK SUAMI!

2.6K 193 12
                                    

haiii!!
thanks for reading my story
vote dan komen jangan lupa yaa🖤

Sebulan kemudian ...

Selesai salat isya dan makan malam, kedua pasutri itu kini berada di dalam kamar dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Indry menonton film dari laptopnya sambil rebahan di kasur, sedangkan Alvin duduk di meja kerjanya dan disibukkan oleh pekerjaannya. Indry berkali-kali menghela napasnya dengan keras, seakan-akan ingin mengode suaminya itu.

Setelah film tersebut selesai, ia benar-benar tidak tau ingin melakukan apa sekarang. Indry mengelus perutnya yang sedikit membuncit itu, lalu menatap Alvin sinis. Sudah hampir 5 jam-an laki-laki itu hanya fokus pada pekerjaannya, membuat Indry merasa jengah.

"Ekhm!" Indry berpura-pura batuk agar Alvin meliriknya, namun laki-laki itu sama sekali tak memberikan respon apapun.

Jari-jari Alvin bergerak cepat di atas keyboard, dan sesekali menatap ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Dapat Indry lihat betapa fokusnya sang suami, sampai-sampai mata laki-laki itu sedikit memerah karna terlalu lama berhadapan di layar laptop. 

Indry meregangkan otot-otot tubuhnya, lalu meraih bantal guling dan menaruhnya di belakang punggung. Indry merasa perutnya sering kram belakangan ini, dan jangan lupakan perubahan suasana hatinya yang selalu saja berubah-ubah.

Selama sebulan Indry sudah merasakan yang namanya Morning sickness. Setiap pagi dirinya harus mual dan berakhir masuk ke kamar mandi dengan sempoyongan. Alvin yang tidak tau ingin berbuat apa pun hanya bisa mengatur pola makan Indry, dan juga menasehati istrinya untuk memperbanyak meminum air agar tidak dehidrasi.

"Ekhm!" Indry kembali memberi kode dengan keras yang tentu saja membuat Alvin langsung meliriknya.

Bukannya menghampiri sang istri, Alvin malah keluar dari kamar dan tak mengucapkan sepatah kata pun. Indry berdecak kesal, ia pikir Alvin akan menghampirinya.

Tak lama dari itu pintu kamar kembali terbuka, dan menampilkan Alvin yang kini membawa sesuatu dari tangannya. Laki-laki itu kemudian duduk di pinggiran ranjang, dan menatap Indry.

"Udah waktunya kamu minum susu," ujar Alvin sambil menyerahkan segelas susu pada Indry yang sedari tadi hanya diam. "Maaf ya aku lupa, soalnya kerjaan lagi banyak," lanjutnya dengan raut wajah bersalah.

Indry meraih gelas tersebut dan meneguknya beberapa kali. Selesai meminumnya ia kembali menyerahkan gelas itu kepada Alvin yang masih berada di sampingnya. 

"Kamu pekanya lama," kata Indry dengan nada jutek.

Alvin meletakkan gelas tersebut di atas nakas, lalu menggenggam tangan Indry. "Kamu marah ya?" tanya Alvin dengan lembut.

Indry menghela napasnya kasar. "Enggak, aku gak marah."

Alvin menaikkan sebelah alisnya. "Tapi, muka kamu kenapa gitu? Cemberut dari tadi, itu artinya marah kan?"

"Enggak," jawab Indry sambil memalingkan wajahnya ke dinding.

Alvin mencium punggung tangan Indry lama. "Kalo kamu butuh sesuatu atau ada apa-apa, ngomong ke aku. Jangan cuma diem," ucap Alvin membuat Indry langsung memasang wajah datar.

"Jadi, ini semua salah aku?"

Alvin menggeleng pelan. "Bukan kamu yang salah, tapi aku."

"Ohh yaudah." Indry kemudian mengambil ponselnya, mengabaikan Alvin yang masih berada di sampingnya.

"Kamu mau apa? Mau makan sesuatu? Biar aku beliin," tawar Alvin, dan Indry hanya meliriknya sekilas lalu menggeleng.

"Katanya banyak kerjaan, yaudah kerjain sana. Nanti kalo di sini mulu malah gak selesai-selesai."

SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang