[64] SIAP, PAK SUAMI!

2.4K 191 16
                                    

HALO GUYSS
BTW! JANGAN LUPA

FOLLOW DULU AKUN INI
PenaDilDil

KOMEN APA AJA💬

DISHARE JUGA BOLEH↪️

*

*

*

*

*

*

*

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

_______________________________________
HAPPY READING😆🦋

Senyuman licik tercetak dari wajah Rion kala melihat gadis di hadapannya itu sudah terduduk lemas, sambil menyandarkan tubuhnya ke pintu. Kedua kaki Indry lurus ke depan dengan tangan yang masih terus mengibas ke udara. Mata Indry terpejam, ia benar-benar tersiksa dengan tubuhnya yang terasa panas hingga mengeluarkan buliran keringat.

Samar-samar ia melihat laki-laki yang kini berada di depannya mulai mendekat. Dapat ia rasakan hembusan napas Rion menerpa kulit wajahnya, membuatnya semakin meracau tak jelas.

"Lo makin lama makin cantik, Ndry. Gue bener-bener udah gak bisa nahan. Gue pengen milikin lo seutuhnya," bisik Rion tepat di depan wajah Indry.

Rion menyunggingkan senyumnya, mengelus pipi Indry pelan membuat gadis itu mendesis karna sentuhannya. Rion terkekeh, ia kemudian berdiri bersiap untuk membawa Indry ke dalam Apartemennya.

Bugh!

Baru saja tangan Rion menyentuh pinggang Indry, tiba-tiba saja seseorang datang dan melemparkan satu pukulan pada wajahnya. Rion meringis pelan, ia mengusap sudut bibirnya yang sudah mengeluarkan darah. Tatapan tajamnya menatap laki-laki yang kini berada di atasnya yang bersiap untuk menghajarnya lagi.

Bugh!

Bugh!

Orang itu menarik leher baju Rion yang sudah terkapar lemah. Wajahnya memerah padam, rahangnya mengeras dengan deru napas yang naik turun. Ia menoleh pada Indry dan mengumpat dalam hati.

"Sialan lo!"

Bugh!

Lagi-lagi satu bogeman ia berikan pada Rion hingga membuat laki-laki itu pingsan dengan wajah yang sudah babak belur. Ia beralih menatap Indry dan membawa gadis itu pergi menjauh dari Rion.

"Lo kenapa bisa sih sampe kayak gini?" tanya Dhito lalu dengan hati-hati ia menurunkan Indry ke jok mobil. Ia meneguk ludahnya susah payah ketika mendengar suara desis yang keluar dari mulut Indry.

Dhito mengalihkan pandangannya, enggan menatap Indry yang kini tengah menggeliat sambil meracau tak jelas. Segera ia ikut masuk ke dalam mobil untuk membawa Indry kepada Alvin. Melirik sekilas bibir gadis itu, membuat jakunnya naik turun.

Dhito lagi-lagi mengumpat dalam hati. Ayolah, dia ini laki-laki normal, jadi mana mungkin ia tidak tergoda. Dhito mencengkram ujung Hoodie yang ia kenakan, berusaha mengusir pikiran kotornya itu.

"Enggak, Dhito! Kalo lo ngelakuin hal itu, berarti lo sama aja kayak cowok tadi! Sadar! Indry udah punya suami!" Dhito meremat kuat stir mobil, seraya memijit pelipisnya karna sedikit pusing.

SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang