[48] SIAP, PAK SUAMI!

3.1K 218 21
                                    

SAWADIKAP!!
Eheqqqqq, Dil up lagi gengsಥ_ಥ
Vote+komen jangan lupaaa!!
Bantu promosiin juga:)

*

*

*

*

*

*

*

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

_________________________________________
Selamat membaca🦋

Hari Senin adalah hari pertama Indry menjadi maba di Universitasnya. Selesai salat subuh bersama Lia ia langsung bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Soal kosan yang ia tempati saat ini, ia akui tempatnya nyaman, dan ukurannya juga lumayan besar untuk mereka berdua.

"Ndry, udah belum?" teriak Lia yang kini tengah menunggu di luar bersama dengan Edo.

"Bentar-bentar, dikit lagi nih," sahut Indry, sembari memasang peniti pada hijabnya.

Lia berdecak kesal, ia kemudian melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Cepet dong, Ndry. Ini udah jam berapa, bisa telat nih kita."

Tak lama Indry pun keluar seraya menenteng tasnya. "Ish, iya bawel loh ah. Ayo, berangkat."

Hampir lima menitan berada di dalam taksi, mereka akhirnya tiba di kampus dengan tepat waktu. Indry memandangi gedung besar di hadapannya itu sambil berdecak kagum.

"Gak nyangka, jadi maba nih gue."

"Masuk yuk, entar bisa telat beneran kita," kata Lia lalu menarik lengan Indry dan Edo menuju ke lapangan.

Ternyata di sana sudah banyak maba lain yang kini telah berbaris di hadapan panitia ospek. Dapat Indry lihat wajah panitia tersebut begitu datar dan tak lupa tatapan tajamnya, membuat mereka bergidik ngeri.

Dengan perlahan ketiganya pun ikut bergabung ke barisan itu. Sontak, semua pasang mata langsung tertuju pada mereka, termasuk para panitia ospek.

"Jam berapa sekarang?" Salah satu dari mereka berucap sembari menatap Indry, Lia dan Edo secara bergantian.

"Ehm, jam setengah delapan, kak." Edo menjawab dengan penuh keberanian yang ia punya.

"Lo—"

"Stt, baru juga pertama ospek, udah buat mereka takut aja. Lagian, mereka cuma telat beberapa menit doang, gak masalah itu mah."

Terdengar helaan napas berat yang keluar dari mulut panitia tersebut. Membuat Edo menelan ludahnya kasar seraya menunduk takut. Namun, beberapa detik kemudian ia baru sadar. Nampaknya, ia tidak asing dengan suara itu.

"Kak Dhito?" Indry yang melihatnya pun hanya bisa bergumam tak percaya.

"Kali ini kalian lolos, tapi kalo sampe besok kalian ngulangin kesalahan ini lagi, siap-siap aja lari keliling lapangan kampus!"

SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang