Ekhmm/batuk kul
INGET YA, JANGAN MEMBAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, ATAU PUN SEBALIKNYA. KALIAN SEBAGAI PEMBACA JUGA HARUS BISA MENGHARGAI KARYA PENULIS, KARNA, NULIS ITU GAK SEGAMPANG TAI KUKU EAAKK.
ENGGAK, INTINYA JAGA KETIKAN AJA.DAN KALO EMANG ENDING CERITA INI GAK SESUAI SAMA EKSPEKTASI KALIAN, YA UDAH, JANGAN PROTES. KARNA DARI AWAL NULIS JUGA CERITA INI UDAH AKU PIKIRIN ENDINGNYA GIMANA.
DAN UNTUK KALIAN YANG SERING NGASIH KOMEN YA WALAUPUN CUMA BEBERAPA, MAKASI LHO. KARNA, KOMEN KALIAN ITU NAIKIN MOOD AKU. ENTAH ITU CUMA SEKEDAR KATA 'NEXT ATAU LANJUT' GAK MASALAH.
TAPI, KALO KALIAN MAU NGASIH SARAN ATAU KRITIK UNTUK CERITA AKU JUGA GAK PAPA. AKU MALAH SENENG. KARNA AKU BISA TAU LETAK KESALAHAN AKU DIMANA. MAU ITU DARI TATA BAHASANYA YANG KURANG TEPAT, TYPO, ATAU BAHKAN ADA KALIMAT YANG BUAT KALIAN TERSINGGUNG.
OKE? YAUDAH
SELAMAT MEMBACA🦋*
*
*
*
*
*
*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ
_________________________________________
"Kamu udah sering liat dia, sayang." Indry semakin dibuat bingung, namun berbeda dengan Intan yang tersenyum hangat. Ia menarik napasnya dalam-dalam, lalu membuangnya perlahan. "Audry itu, kakak kandung kamu."
Indry yang mendengar itu sontak membelalakkan kedua matanya, serta menutup mulutnya menggunakan telapak tangan. Ia lalu menatap sang Bunda dengan tatapan memicing, seolah-olah tengah curiga.
"Bunda pasti tau kan kalo aku sama Audry itu gak akur, makanya Bunda ngomong gini, biar aku bisa baikan sama dia. Bener kan?" Intan hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Ia kemudian menggenggam kedua tangan Indry dan menatap Putrinya itu lekat.
Beberapa tahun yang lalu ...
Intan dibuat pusing dengan suara tangis putrinya yang terus saja merengek entah kenapa. Ia kemudian menyudahi kegiatannya, lalu menghampiri bayi kecilnya itu yang kini berada di dalam kamar.
Jam masih menunjukkan pukul 9 pagi, dan itu belum waktunya Roy pulang kerja. Andai saja suaminya ada, pekerjaan rumah pasti sudah terselesaikan sejak tadi.
"Kamu kan udah minum susu, udah makan juga. Nah, sekarang Audry mau apa?" tanya Intan seraya menggendong bayinya.
Namun, bukannya menjawab, Audry justru kembali menangis dengan suara yang tak kalah keras seperti tadi. Melihat hal itu Intan pun berinisiatif untuk membawa Audry ke taman dekat rumahnya menggunakan kereta bayi.
Umur Audry sudah satu tahun lebih, dan dapat Intan lihat jika wajah putrinya itu hampir mirip dengan Roy. Ia memiliki hidung yang mancung dan bulu mata yang lentik, persis Ayahnya.
Saat itu ketika Intan tengah berjalan mengelilingi taman, sembari mengambil foto putrinya sebagai dokumentasi, tiba-tiba saja seseorang menelponnya.
"Halo. Enya Bu," ucap Intan pada orang tuanya yang kini berada di luar kota.

KAMU SEDANG MEMBACA
SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓
Roman d'amourAKU KASIH PERINGATAN YA GUYS, SOALNYA ADA ADEGAN ANU! "Yaudah, kalo gitu saya minta hak saya sekarang." ________________________________________ Menikah muda adalah kata yang tidak pernah Indry pikirkan selama hidupnya. Terlebih lagi diumurnya yang...