AKU KASIH PERINGATAN YA GUYS, SOALNYA ADA ADEGAN ANU!
"Yaudah, kalo gitu saya minta hak saya sekarang."
________________________________________
Menikah muda adalah kata yang tidak pernah Indry pikirkan selama hidupnya. Terlebih lagi diumurnya yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bapak ngapain?"
"Menurut kamu? Saya mau berenang di sini?"
"Hah, bapak ngaco aja. Di mana-mana tuh ya orang berenang itu di kolam renang, bukan di atas kasur."
Alvin yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di kasur, lalu menoleh ke arah Indry yang hanya duduk sambil bersandar pada kepala ranjang.
"Dasar bunglon! Tadi aja ngomongnya manis bet kayak gula, lah sekarang udah kayak cewek PMS. Ngegas mulu." Indry membatin.
"Panggil saya Alvin, kamu bukan anak saya," katanya, tiba-tiba.
"Lah, bapak kan guru saya di sekolah. Jadi saya harus manggil bapak dengan sebutan bapak dong. Lagipula ya bapak itu udah tua, masa mau sih nikahin anak SMA kayak saya ini? Udah tau saya nggak bisa masak, ngurus rumah, atau apapun itu."
"Udah?"
"Apanya?"
"Bacotnya."
"Belum, soalnya mulut saya ini masih mau ngebacotin bapak sampe gendang kuping bapak pecah," ucap Indry seraya mengikat rambutnya dengan asal.
"Oh iya saya mau tidur, Pak," lanjutnya membuat Alvin meliriknya dengan alis tertarik ke atas.
"Terus?"
"Bapak keluar lah, nanti bapak hilaf lagi sama saya."
"Ngapain saya harus keluar? Ini kan kamar saya, jadi saya berhak tidur di sini."
"Bapak Alvian Megantara yang terhormat, kita ini kan udah nikah. Jadi ... barang-barang bapak termasuk kamar ini udah jadi hak saya juga dong."
Mendengar hal tersebut, Alvin merubah posisinya menjadi duduk lalu menarik tangan Indry dan menggenggamnya. "Yaudah, kalo gitu saya minta hak saya sekarang."
Indry membulatkan kedua matanya setelah apa yang ia dengar dari mulut Alvin. Jantungnya berdegup begitu kencang, dan tiba-tiba saja badannya panas dingin.
Indry menarik tangannya kembali. "Bapak apa-apaan sih! Saya itu masih SMA, saya masih mau kuliah."
"Terus?"
"Ya jangan dulu lah, pak!"
"Terus kapan?"
"Tunggu tiga tahun lagi."
Alvin yang mendengarnya hanya tercengang. "Kalau gitu buat apa saya nikahin kamu kalo ternyata saya sendiri nggak dikasih jatah? Mending saya cari yang lain."