[70] SIAP, PAK SUAMI!

3.6K 187 23
                                    

haiiiii!!
Vote+komen jangan lupa:)

Happy reading 🖤

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, dan Indry tetap memaksakan diri untuk tidak tertidur. Lia, Edo dan Aksa telah terhanyut dalam mimpi sekitar se-jam yang lalu. Mungkin mereka kelelahan karna harus begadang menemaninya.

Indry memeluk tubuhnya sendiri, dan bersandar pada kursi yang kini ia duduki. Indry menatap langit-langit atap rumah sakit. Pikirannya sangat kacau hari ini. Terlebih lagi ketika dokter mengatakan, bahwa Alvin harus segera diamputasi agar tidak terjadi infeksi pada tangannya.

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang perlahan-lahan semakin mendekat pada Indry.

"Waalaikumsalam, bunda," balas Indry lalu memeluk sang bunda, hingga air matanya kembali tumpah.

Orang tua Indry dan Alvin langsung berangkat ke Bandung, setelah mereka dapat kabar tentang putranya itu. Sedangkan Indra, anak itu dititipkan pada bibi di rumah. Tentu saja kejadian tersebut membuat mereka bertanya-tanya, dan mau tak mau Indry pun menjelaskannya.

"I-ini semua salah, Indry. Alvin kayak gini, gara-gara aku, Bun," kata Indry diiringi dengan isakan pilunya.

Risa menatap kedua mata Indry, dan kemudian memeluk menantunya itu. Ia mengelus kepala Indry, mencoba menenangkannya. "Ini semua bukan salah kamu, Indry. Alvin kecelakaan karna memang sudah takdirnya. Kamu jangan menyalahkan diri sendiri ya. Lebih baik kita berdoa agar Alvin bisa cepet sadar."

Ceklek!

Dokter yang memeriksa Alvin tadi keluar dari ruangan bersama beberapa suster di belakangnya. Dokter yang mungkin sebaya dengan Roy itu pun melepaskan maskernya.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Risa merasa sangat khawatir pada putra satu-satunya itu. 

"Proses amputasi-nya berjalan dengan lancar, namun pasien saat ini sedang dalam keadaan koma. Mohon doanya, agar beliau bisa cepat sadar." Ucapan dokter barusan tentu saja membuat kedua kaki Indry seketika lemas.

"Dok, apa saya boleh masuk?" Indry bertanya, dengan raut wajahnya yang begitu lelah.

Dokter laki-laki tersebut mengangguk pelan. "Silahkan, tapi hanya satu atau dua orang saja ya."

"Biar Mama sama Indry dulu yang masuk. Kalian tunggu di sini," ucap Risa lalu segera menarik lengan Indry agar mengikutinya.

Sesampai mereka di dalam, keduanya tak lupa memakai baju hijau yang persis dipakai oleh dokter tadi, lengkap dengan pelindung kepala dan juga masker.

DIL GAK TAU NAMANYA APA GUYS

KOMEN DONG YG TAUU

Indry menatap wajah Alvin yang sudah dipenuhi oleh perban, mulai dari bagian bawah matanya, sampai ke dagu. Sorot mata Indry kemudian beralih pada tangan kiri Alvin yang diperban. Air matanya kembali keluar ketika melihat keadaan suaminya itu.

SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang