[2] SIAP, PAK SUAMI!

17.2K 894 25
                                    

Weshhh!!
Karna banyak yang penasaran sama reaksi Indry pas dia mau dijodohin, makanya author buat satu part biar kalian puas:)

\\btw, buat kalian yg nanya kenapa author ga update cerita selama 2 minggu ini?

Udah pasti, jawabannya karna DilDil lagi banyak tugas sekolah🛐 trus juga pulang sekolahnya jam 3🛐 capek euyy.

Jadi, maapin author karna baru bisa up:)
Dahla, eheq!

_________________________________________
HAPPY READING 😆🖤


Mengetahui jika hari ini adalah pertemuan Indry dengan calon mertuanya, Roy segera membangunkan putrinya yang kini tengah terlelap tidur di kamar. Ia tersenyum hangat menatap Indry, kemudian mengusap pelan puncak kepalanya.

"Indry, ayo bangun. Ada tamu di luar, kamu keluar ya," ucap Roy membuat sang anak menggeliat di atas kasur.

"Siapa?" tanya Indry dengan suara serak.

"Kamu pergi cuci muka sana, Ayah tunggu di ruang tamu ya." Indry hanya menganggukkan kepalanya. Ia pun bangkit dari kasur dengan sesekali menguap.

Selesai mencuci muka serta mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih sopan, Indry segera turun ke Ruang tamu. Ia melihat orang tuanya sedang mengobrol asik dengan seseorang.

"Indry sayang, ayo sini duduk," perintah ibunya-Intan, tak perlu berlama-lama ia langsung duduk di sofa samping orang tuanya.

"Sayang, ayo kenalan sama mereka." Indry pun bersalaman dengan begitu sopan.

Tapi ... tunggu!

Tampaknya Indry tidak asing dengan laki-laki yang duduk di tengah pasangan suami istri itu. Bukankah dia guru Kimia yang mengajar di kelasnya tadi pagi?

"B-bapak ngapain ke sini?" Gadis itu kembali menatap orang tuanya satu persatu. Sedangkan laki-laki itu-Alvian Megantara hanya terdiam melihatnya dengan tatapan dingin.

"Indry sayang, biar Bunda jelasin semuanya ya ke kamu." Intan mulai menjelaskan tentang kedatangan keluarga Alvin ke rumahnya.

✨✨✨

"Enggak! Indry gak mau!" tolaknya, setelah mendengar ucapan Bundanya barusan.

Intan sontak mengelus dadanya pelan, sebab suara Indry begitu menggelegar, membuat suasana ruang tamu yang tadinya hening tiba-tiba gaduh.  Ia menatap putrinya itu dengan tersenyum kikuk.

"Indry—"

"Kalo Bunda ngebet pengen punya cucu, ya bunda aja yang nikah, jangan Indry!"

Semua orang langsung membelalakkan matanya mendengar perkataan Indry. Sedangkan gadis itu, ia hanya memutar bola matanya jengah ketika Intan menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ngomongnya yang sopan, Indry," bisik Intan, geram dengan kelakuan anaknya itu.

"Ehm, Alvin," panggil Roy mencoba mencairkan suasana yang sempat canggung beberapa detik.

"Iya, Om."

"Kamu ajak Indry keluar dulu. Biar kalian bisa ngobrol berdua." Tanpa berbasa-basi pun Alvin hanya menganggukkan kepalanya dan langsung menarik lengan Indry agar gadis itu mengikuti langkahnya.

Sesampainya di teras rumah, Indry menjatuhkan bokongnya ke kursi sembari melipat kedua tangannya depan dada, dan tak lupa pula ia melemparkan tatapan sinisnya pada Alvin.

SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang