[67] SIAP, PAK SUAMI!

2.8K 185 34
                                    

🗣️ : "Kok Alvin kek gitu sih? Trus juga harusnya kan Alvin yg minta maaf, bukan Indry."

"Udah kalian diem aja. Entar aku bikin Alvin meninggoy biar kalian puas🤪"

Selamat membaca kawand²
---------

"Aku kok tiba-tiba kepengen liat kamu botak ya," ucap Indry dengan sangat pelan, takut jika suaminya itu akan marah padanya.

Alvin berdehem singkat. "Menurut kamu aku ganteng apa enggak?" Pertanyaan itu membuat Indry mengerutkan keningnya bingung.

"Em ... ganteng. Kenapa nanyanya gitu?" tanya Indry dengan posisi yang masih duduk di brankar, dan Alvin berdiri di hadapannya.

"Rambut itu juga berpengaruh sama ketampanan cowok. Jadi, kalo model rambut dia aja kurang oke, ya muka dia pun juga biasa aja."

Indry menyipitkan matanya, ia kemudian menggeleng pelan. "Ganteng ya ganteng aja. Mau dikayak gimana pun, kalo udah dari sananya good looking, ya pasti bakal tetep ganteng."

"Tap-"

"Ssttt ... Gak ada bantahan." Indry membawa jari telunjuknya tepat di depan bibir Alvin. "Lagian, aku cuma bercanda kali. Aku juga sebenarnya gak mau kalo kamu jadi kembarannya Ipin. Kan gak lucu kalau kamu dipanggil Opin sama orang-orang."

Alvin hanya terkekeh pelan mendengarnya. Ia meraih tangan Indry dan menggenggam tangan istrinya. "Maaf ya, aku bener-bener gak sengaja bentak kamu tadi," ucapnya, dengan tatapan yang begitu sendu.

Indry menghela napasnya cepat, lalu mencium punggung tangan Alvin lama. "Ini udah kesekian kalinya aku maafin kamu, dan aku harap kamu gak ngulangin itu lagi."

Alvin tersenyum, lalu mengangguk patuh.

"Aku juga minta sama kamu ... please jaga jarak sama, Audry. Aku bener-bener cemburu liat kamu sebegitu perhatiannya sama dia," gumam Indry sambil menunduk dan memainkan jari-jari tangannya.

Alvin menyentuh dagu Indry dan menariknya pelan ke atas. Sebelah tangannya mengusap kepala Indry lembut. "Iya, aku bakal jaga jarak.. Tapi, aku masih bisa kan sahabatan sama dia?"

Indry mengangguk ragu. "But, just friends?"

"Yes, I promise."

"Sekarang dia di mana?" tanya Indry yang tentu saja orang yang dia maksud itu adalah sang kakak.

"Masih di ruangannya. Aku juga udah telfon Bunda."

"Bunda mau ke sini?" Kedua mata Indry berbinar kala mendengar ucapan Alvin barusan.

"Iya. Soalnya aku bilang ke Bunda, kalo Audry sakit dan sekarang lagi dirawat."

Mulut Indry membulat. "Ouhh ... yaudah, ayo pulang. Aku gak betah lama-lama di rumah sakit."

Alvin dengan sigap pun langsung membantu Indry turun dari brankar, ia memegang bahu dan pinggang istrinya agar tidak jatuh. Keduanya keluar dari ruangan tersebut, lalu mendapati Lia dan Edo yang ternyata masih menunggu di luar.

"Saya boleh minta tolong ke kalian?" tanya Alvin sambil terus memeluk Indry di hadapan mereka.

"Minta tolong apa, Pak?" tanya Lia terlihat antusias. Namun, berbeda dengan laki-laki di sampingnya yang nampak lesu. "Disuruh aneh-aneh nih pasti!" batin Edo.

"Tolong kalian datang ke ruangan, 09. Audry dirawat di sana, dan saya minta ke kalian jaga Audry selama Bunda Intan belum datang."

Lia mengendus kesal, lalu mengangguk dengan tersenyum paksa. Ia pikir mantan gurunya itu akan meminta tolong apa.

SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang