[15] SIAP, PAK SUAMI!

7.4K 424 23
                                    

Hai! Hai!
DilDil comeback lagi gengs😌
Sorry telat. Biasa, ada urusan negara dulu<3
Kan saia Tukang rebahan 🗿

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

_______________________________________________
Selamat membaca🦋

Laki-laki berjakun itu mengendarai motornya pelan, seraya menatap sekitar jalanan. Sudah 15 menit ia mencari rumah yang ingin ia kunjungi, tapi sampai sekarang belum juga ia temukan.

"Mana ya?" gumamnya, kebingungan.

Kemudian ia turun dari motor dan memilih untuk bertanya pada orang-orang sekitar. "Maaf permisi, Bu. Mau numpang tanya, boleh?"

"Iya, ada apa ya?" kata ibu-ibu tersebut yang tengah menyapu halaman rumahnya.

"Jadi gini Bu, saya mau tanya. Ibu tau rumah yang ini?"

Ibu-ibu itu terdiam sembari menatap kertas yang bertuliskan alamat. "Ohh ... saya tau kok, dek. Rumahnya di sana yang cat warna hijau, trus banyak pot bunga juga. Deket kok dari sini," jawabnya sambil menunjuk salah satu rumah yang tak jauh dari tempatnya itu.

"Makasih ya, Bu. Kalo gitu saya permisi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Laki-laki dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya itu pun, datang ke rumah yang ibu-ibu tunjuk tadi. Ia mengetuk beberapa kali, sebelum pintu itu terbuka.

"Aksa, kamu ngapain ke sini?"

"Eh, Assalamualaikum Bu, Mawar," ucapnya dengan menyengir.

Yah, laki-laki tersebut adalah Aksa. Ia bisa mengetahui alamat rumah Mawar karna teman-temannya yang ada di IPS 3.

"Nggak di suruh masuk dulu nih, Bu?" Aksa berucap, membuat lamuan Mawar pecah.

"Di rumah cuman ada saya." Perempuan dengan memakai baju rumahan, beserta jilbab langsung itu pun menatap sekitar. "Kamu ngapain ke sini? Ada perlu apa?" sambungnya.

Aksa tersenyum. "Saya cuman mau bilang kalo besok, sahur nanti biar Aksa yang bangunin ibu."

Mawar mengerutkan keningnya heran. "Maksudnya?"

"Nanti juga ibu tau. Yaudah, kalo gitu saya pulang ya, Bu. Assalamualaikum." Dengan kedua sudut yang tersenyum lebar, Aksa pun pamit pergi.

Sedangkan Mawar, perempuan itu masih bingung atas ucapan muridnya tadi.

✨✨✨

Indry saat ini tengah mengobrol santai dengan Ayah dan Bundanya di ruang tamu. Begitu pun Alvin, akan tetapi laki-laki itu hanya mengeluarkan suara jika ditanya saja. Sebab, dirinya sedang mengajak adik iparnya bermain, yaitu Indra.

"Nak, berapa bulan lagi kamu lulus?" tanya Roy—ayah Indry. Pria yang akan memasuki kepala empat itu bertanya seraya menyeruput teh miliknya.

"Emm ... Dua Minggu lagi deh kayaknya. Iya kan, pak?" Indry memastikan dengan menyenggol Alvin menggunakan sikunya.

"Iya, Yah. Mulai hari Senin, Indry akan mulai ujian," jawab Alvin yang kini memakai sweater hitam beserta topi hitamnya pula.

Intan—ibu Indry bergumam seraya melirik putrinya. "Jadi ... Kapan dong Bunda dapat cucu?"

Mendengar perkataan ibunya, Indry hanya membelalakkan kedua matanya. Ini sudah kesekian kalinya ia dipertanyakan soal anak, cucu, atau apapun itu.

SIAP, PAK SUAMI! [END ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang