Ale-Ale

11.6K 347 7
                                    

Setelah berganti baju Alesha langsung pergi bersama ibu Ina untuk berangkat ke pasar lebih tepatnya toko bahan kue disana ada niatan Alesha juga untuk berjualan gorengan.

"Sumi ieu abdi meser terigu lima kilo, Endog sakilo Bae, sp dua bungkus pokokna mah nu Osok di peser abdi di lewihan saetik" ucap Bu Ina menggunakan bahasa Sunda.

"Siap na tungguan" balas Sumi ibu pedagang bahan kue.

Alesha yang tidak paham pembicaraan itu hanya diam dan tersenyum ia tidak tau harus berbuat apa.

"Na eta Saha nu di gigir maneh" tanya Sumi penasaran.

"Ohh kenal keun ieu namina Ale sum, dulur ti almarhum salaki" ucap ibu Ina berbohong.

"Geulis atuh neng Ale teh ka doang putri kerajaan" puji Sumi.

"Bisa wae tapi bener sih mening geulis kieu"

Meskipun tidak memahami Alesha tetap tersenyum kepada Sumi.

"Nak Ale tadi sama Bu Sumi kamu katanya cantik kayak putri kerajaan" ucap ibu Ina menjelaskan sejak tadi ia memperhatikan raut wajah Alesha yang mengkerut kan kening.

"Makasih Bu, bisa aja ibu dan Bu Ina juga cantik alami" puji balik Alesha.

"Jadi sabaraha total na sum" tanya ibu Ina.

"Jadi 150 rebu na"

"Acis na pasnya sum, abdi Jeung Ale Bade neangan bahan nu lain deui" pamit ibu Ina ramah dan kini sudah berjalan ke tukang sayur.

Terlihat beberapa sayur yang masih segar walaupun hari sudah semakin sore karena pasar itu sampai malam adanya.

"Sayur sop tilu bungkus Ceu" pinta ibu Ina.

"Tahu tempe 10 rebu" lanjutnya.

Setelah semuanya terbeli Alesha dan ibu Ina sudah sampai di rumahnya lagi ia langsung menghampiri dapur untuk mulai membuat kue.

"Ibu biasanya suka bikin apa aja buat di jual" tanya Alesha mempersiapkan wadah seperti baskom, mixed dan oven yang sudah tersedia di rumah.

"Macam-macam Le kayak bolu, bolu kukus, kue Bugis, apem, gemblong dan lainnya" jawab ibu Ina.

"Emangnya ibu kuat buat kue sebanyak itu bahkan Ale dengernya pasti susah dan berat juga"

"Alhamdulillah ibu gak pernah mengeluh ibu masih kuat kalo bikin kue bermacam-macam jenis kayak gini itung-itung mengusir rasa kesepian ibu" ibu Ina terkekeh.

"Tapi sekarang kan udah ada Ale yang nemenin ibu disini meskipun kita bukan keluarga" ucapnya sendu.

"Kamu sudah ibu anggap seperti anak sendiri bahkan ibu berterimakasih karena mau tinggal sama ibu disini" ucap ibu Ina sambil tersenyum manis.

"Udah ah kita mulai aja buat kuenya"

"Ayo Bu Ale udah gak sabar" seru Alesha antusias.

Mereka berdua membuat kue dengan perasaan bahagia dengan sesekali bercanda ria.

"Nak Ale kamu potongin sayuran, tempe sama tahunya" titah ibu Ina.

"Emangnya harus sekarang Bu di potonginnya?" Tanya Alesha.

"Iya biar gak ribet nanti subuh tinggal di kasih tepung langsung di goreng aja" sahut ibu Ina di depan oven dan kukusan karena sedang mengecek hasil kuenya yang masih belum matang.

Alesha menuruti perintah ibu Ina ia mulai memotong sayurannya menjadi kecil-kecil untuk membuat gorengan bakwan.

Matahari yang tadinya sangat terik kini sudah pulang ke tempatnya ya hari pun sudah malam Alesha pun sudah menguap beberapa kali.

Alesha Bella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang