Tamparan

7.2K 220 1
                                    

Keadaan Ansel bisa dikatakan tidak baik-baik saja pasalnya kondisi tubuhnya sudah berubah ia menjadi orang yang sudah gila kerja ia juga selalu meminta schedule tambahan kepada Joddy, ya mau gimana lagi Joddy tidak berbuat apa-apa untuk bosnya sekaligus sahabatnya sejak lama.

Rambut sudah mulai panjang, bewok tidak di cukur ya seperti itulah kehidupan seorang Ansel seperti gembel berbalut kemeja dan jas yg mewah.

Tok... Tok..

Ceklek..

"Sel ini schedule yang Lo minta kelima kalinya dalam hari ini" ujar Joddy memberikan sebuah map berisi surat tanda tangan kontrak kerja sama.

"Hmm"

"Gue harap Lo bisa istirahat jangan maksain tubuh Lo yg kayak gini sel" ujar Joddy memberitahu.

Tanpa banyak bicara Ansel pergi meninggalkan Joddy di ruangannya sendirian.

"Lo harus bisa bangkit sel gue gak tega liat Lo kayak gini terus gila kerja" batin Ansel merenung melihat sahabatnya seperti ini.

Dirumah keluarga Derry Ahmad ayahanda dari Ansel ia menerima informasi dari anak buahnya tentang keadaan Ansel sekarang, ia meremas ponselnya dengan kuat ia sangat kecewa dengan sikap Ansel yang seperti ini.

"Joddy tolong suruh Ansel untuk pulang hari ini juga om tunggu kedatangan kalian berdua disini" ucap Derry di panggilan telfon bersama Joddy.

"Tapi om Ansel sedang sibuk ia selalu menerima semua kerjaan dan selalu meminta ke saya untuk menambah schedule" balas Joddy.

"Bawa saja kesini paksa dia Joddy, kalo tidak saya bisa pecat kamu hari ini juga" ancam Derry.

"B-baik om sa-ya bawa Ansel sebentar lagi"

Tut...

Setelah menunggu satu jam kemudian akhirnya Joddy membawa Ansel untuk pulang ke rumah untuk menyidang Ansel hari ini.

Prok... Prok...

"Wih yang katanya CEO kok kayak gini berantakan hidup gak bener sering ke club' malam" sindir Derry

"Duduk kamu" titah Derry dengan tegas.

"Jelasin semuanya kenapa ini semua terjadi Ansel!!" Ucap Derry dengan tegas.

Sebenarnya ia sudah tau masalah apa yang di hadapi oleh Ansel tapi ia ingin mendengar kan nya langsung dari mulut Ansel sendiri.

"Hmm" lagi dan lagi Ansel berdehem lagi ia sedang malas berbicara dengan ayahnya.

"JAWAB PAPA ANSEL" teriak Derry

Plak...

Sungguh tamparan ini sangat menyakitkan sekarang seperti aliran darah yang memanas.

"Ngapain aku jawab kalo pastinya papa tau sendiri dari anak buah papa"  ucap Ansel membuka suara akhirnya sambil memegang pipi sebelah kanannya.

"Papa hanya ingin mendengarkan langsung dari mulut kamu Ansel kenapa kamu bisa begini" ucap Derry.

"Ohh apa karna kamu tidak bisa melupakan Sarah makanya kamu seperti ini, sering main ke club' malam, mabok, gila kerja.."

"Papa gak pernah mengajarkan kamu menjadi seperti ini Ansel papa kecewa sama kamu" lanjutnya.

Joddy hanya bisa terdiam mendengar suara dari Derry dan ia juga melihat tamparan keras dari seorang Derry Ahmad kepada anaknya.

"PAPA TAU SENDIRI KENAPA AKU BISA KAYAK GINI KAN INI SEMUA KARENA AKU CINTA SAMA SARAH" teriak Ansel.

"Walaupun dia main di belakang aku pah" ucap Ansel memelan karena ia tidak sanggup mengingat foto yang terlintas di otaknya sekarang.

"Tapi kamu bisa melupakan Sarah Ansel!!"

"Keputusan papa sudah bulat kamu 2 Minggu lagi kamu harus menikah dengan anak sahabat papa" tegas Derry.

"Gak Ansel nolak semua rencana papa yang ini Ansel masih bisa cari wanita pilihan hati Ansel pah" tolak Ansel.

"Tidak bisa di ganggu gugat kamu harus menikah 2 Minggu lagi terhitung dari hari ini" ucap Derry meninggalkan Ansel dan Joddy berdua di ruang tengah

Kata pasrah yang pantas saat ini untuk Ansel mau ia menolak pun keputusan papanya tidak bisa di ganggu gugat.

Ansel memilih untuk keluar rumah dengan emosi kepada papanya ia mengeluarkan salah satu mobilnya dari garasi dan langsung menancap gas dengan kuat.

🐑💨

Tok... Tok...

"Assalamualaikum Ceu" panggil Bu Endah sambil mengetuk pintu.

Ceklek...

"Waalaikumsalam eh Ceu Endah Aya naon Ceu tumben kadieu (waalaikumsalam eh Ceu Endah ada apa tumben kesini" sapa ibu Ina.

Ibu Ina menggandeng tangan ibu Endah untuk masuk kedalam.

"Aya naon Ceu tumbenan berkunjung kesini" tanya ibu Ina.

"Ieu Ceu abdi teh Bade mesen kue Jeung acara sunatan incu palingan 100 box kue bisa teu Ceu? (Gini Ceu jadi saya mau pesan kue buat acara sunatan cucu palingan 100 box kue, bisa gak Ceu?)" Ucap ibu Endah.

Wajah ibu Ina langsung saja menjadi senang ia mendapat orderan kue yang lumayan banyak itung-itung buat tambahan biaya hidup dan persalinan alesha.

"Tiasa atuh Ceu Bade 200 box geh abdi tiasa, dinten naon pesanannya Bade di candak Ceu? (Bisa Ceu Bade 200 box geh saya bisa, hari apa pesanannya mau di ambil Ceu?)" Tanya ibu Ina.

"Dinten Minggu Ceu tiasa teu di anter ka rorompok abdi Bae"

Tiba-tiba saja alesha keluar dari kamarnya hanya menggunakan daster yang terdapat bagian sobek di bawah.

"Eh ada tamu ternyata Ale ke belakang dulu ya Bu" pamit alesha.

Di dapur ternyata alesha membuatkan teh manis anget sebagai suguhan kepada tamu.

"Ini Bu Ale buatkan teh manis anget untuk ibu di minum ya Bu" ucap alesha tersenyum manis dan langsung duduk di samping ibu Ina sambil melirik seperti alesha meminta penjelasan dari ibu Ina.

Seakan paham ibu Ina menjelaskan semuanya kepada alesha dan alesha pun sangat senang mendapatkan orderan ini.

"Tiasa Bu gampil eta mah di anter ka rorompok ibu" ucap ibu Ina.

"Nanti Ale juga ikut bantu anterin ya Bu" kata alesha yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari ibu Ina.

"Nak Ale kamu istirahat yang banyak aja jangan bantuin ibu apalagi kamu hamil besar tinggal beberapa hari lagi kamu lahiran" ucap ibu Ina mengkhawatirkan keadaan alesha.

"Bener tuh nak Ale nurut ya sama Ceu Ina, semua ini demi kebaikan kamu dan juga anak kamu" ucap ibu Endah ikut menimbrung di obrolan alesha.

"Tuh dengerin nurut ya sama ibu, ibu gak mau kamu kenapa-napa nak"

"Tapi Bu bidan bilang kalo Ale harus banyak gerak" adunya kepada ibu Ina.

"Ibu tau tapi sekali ini aja dengerin ibu, kalo mau nanti ibu mau minta bantuan nak Geo saja biar kamu bisa mantau saja"

Mau tak mau alesha mengangguk menurut dengan perkataan ibu Ina dan ibu Endah.

Setelah ibu Endah berpamitan pulang  alesha dan ibu Ina beranjak dari duduknya dan membereskan gelas minum yang tadi di minum oleh ibu Endah.

Tapi tiba-tiba....

"AWSSS IBU SAKIT BU HIKSS..." teriak alesha sambil memegang perutnya yang besar.

"Astagfirullah kamu kenapa nak sepertinya kamu bakalan melahirkan hari ini" panik ibu Ina.

"Ta-pi kan al-e lahiran be-berapa ha-ri lagi"

"Jangan pikirkan itu sekarang kamu akan melahirkan ibu mohon kamu tenang dulu, ibu bakalan minta bantuan nak Geo untuk membawa kamu ke puskesmas" ucap ibu Ina menekan tombol untuk menelfon Geo.




To Be Continued

Alesha Bella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang