Benar-benar Kangen

5.6K 158 6
                                    

Kehilangan seorang ibu bagi anaknya seperti kehilangan sebagian hidupnya itu lah yang dirasakan oleh Lio dan Lia semenjak kehilangan bundanya Lio dan Lia banyak diam dan masih sering berpikiran tentang bundanya yang sekarang sudah tidak ada lagi di hidupnya.

"Bunda nek Lia kangen bunda pengen peluk bunda, pengen cium bunda" lirih Lia dengan air mata yang menetes.

"Lio juga nek aku sama Lia pengen ikut bunda aja nek" ucap Lio

Ibu Ina berlutut di hadapan Lio dan Lia menghapus air mata mereka berdua dengan lembut.

"Kita pasti ketemu bunda suatu hari nanti sabar ya jangan nangis lagi inget kan janji sama Bunda kalian supaya gak nangis lagi kalo di langgar nanti bunda kalian marah loh" ucap ibu Ina.

Lio Lia menggelengkan kepalanya ia tidak mau membuat bundanya marah di atas karena melanggar janjinya.

"Tapi Lio sama Lia masih boleh nangis kan nek kalo kangen sama bunda?" Ucap Lio dengan wajah yang memerah sekarang.

"Iya boleh kok tapi janji abis itu kalian ceria lagi jangan keseringan nangis ya gak baik" kata ibu Ina memberitahu.

Ibu Ina berdiri dan menenteng keranjang kue, ibu Ina masih ingin berjualan walaupun ia bisa saja melanjutkan usaha warung alesha tapi rasanya tak betah saja kalo tidak berjualan di pasar lagian pelanggan kuenya sudah banyak sayang kalo di tinggal.

"Lio sama Lia nenek mau jualan di pasar kalian mau disini aja jaga warung atau ikut nenek ke pasar" tanya ibu Ina.

"Kita mau ikut nenek ke pasar aja aku kita gak mau berdua di rumah takut nek" rengek Lio dan Lia.

"Boleh ayo berangkat kita ke pasar" seru ibu Ina walaupun hatinya masih terasa sedih tapi ia berusaha kuat untuk tidak menangis di depan si kembar.

Di pasar ternyata sudah banyak orang yang menunggu kehadiran ibu Ina untuk membeli kue. Pasalnya ibu Ina sudah beberapa hari tidak berjualan kue karena masih berduka.

"Ceu darimana aja beberapa hari gak jualan" tanya ibu Ida.

"Libur Ceu karunya ieu Lio Jeung lia lamun di tinggal duaan Bae di rorompok (libur Ceu kasian ini kalo Lio sama Lia kalo di tinggal berdua di rumah)" ucap ibu Ina menatap wajah si kembar dengan tatapan sendu sambil duduk di bangku.

"Ai bunda na kamana kitu Ceu nyampe eceu nu ngajagaan" tanya ibu Eno.

Ibu Ina menarik nafasnya panjang "neng Ale bunda Lio Jeung lia tos ninggal babaraha poe nu lalu"

"Astagfirullah"

"Innalilahi wainnailaihi rojiun Ceu turut berduka cita atas ninggal na neng Ale" ucap ibu Ida dan yang lain sambil memegang dadanya kaget tidak menyangka.

"Muriang naon Ceu eta neng Ale (sakit apa Ceu itu neng Ale?)" Tanya ibu Nia.

"Leukimia Ceu" lirih ibu Ina

"Umur teu Aya nu nyaho nya Ceu Bade nu ngora nu kolot geh ai tos waktuna mah kudu ikhlas di candak uih (umur gak ada yang tau ya Ceu yang muda sama yang tua kalo udah waktunya mah harus ikhlas pulang)" kata ibu Ida.

"Muhun Ceu"

Setelah berbicara banyak hal dengan ibu-ibu akhirnya pesanan mereka sudah terpenuhi dan banyak ibu-ibu memberikan uangnya untuk Lio dan Lia seperti bersedekah.

Ibu Ina duduk di samping Lio dan Lia karena kuenya tinggal sedikit lagi yang tersisa.

Uhukkk... Uhukkk

Mendengar ibu Ina batuk Lio dan Lia menatap wajah ibu Ina.

"Nenek kenapa batuk?" Tanya Lio.

"Nenek jangan sakit ya kita takut nek kalo gak ada nenek di hidup kita" Lirih Lia.

"Insyaallah nenek gapapa cuma batuk biasa minum air hangat sedikit aja pasti sembuh kok" ucap ibu Ina.

Semenjak alesha meninggal dunia pola tidur ibu Ina tidak terlalu teratur ia selalu memikirkan alesha yang sudah pergi jauh, ia sekarang sedang sakit ada 2 kemungkinan yaitu pola tidur yang tidak sesuai dan juga faktor umur.

Ibu Ina sudah tidak muda lagi umurnya sudah tua sering merasakan sakit yang tiba-tiba muncul seperti, encok, kebas, pegal, dll.

"Nenek jangan sakit ya kalo nenek sakit kita yang sedih nek" ujar Lio.

"Jaga kesehatan nek kalena yang kita punya saat ini hanya nenek aja" ucap Lia yang mendekap tubuh ibu Ina dengan tulus.

"Iya makasih ya emang kalian anak yang Sholeh dan sholehahnya bunda alesha" ibu Ina terkekeh.

Nisha sedang mempersiapkan makanan untuk ia makan bersama alea di lantai lesehan tentunya Nisha yang memasaknya.

"Banyakin makannya ya biar ada tenaga buat kerja di kantor nanti" ucap Nisha.

"Makasih ya Bu udah ngebesarin alea sampai sekarang"

"Gak perlu makasih kamu dan kakakmu sudah jadi kewajiban bapak dan ibu untuk membesarkan kalian sampa dewasa jadi kamu gak pelu bilang makasih"

Nisha tiba-tiba saja menangis sudah beberapa hari pikirannya selalu tidak enak tapi ia tidak tau pasti karena apa yang ia pikirkan selalu dan selalu tentang alesha anak sulungnya.

"Ibu kenapa menangis Bu ada apa?" Tanya alea yang sejak dari tadi melihat mata Nisha yang memerah.

"Ibu sudah beberapa hari ini selalu kepikiran tentang kakak kamu Lea entah mengapa ibu merasakan sakit di hati kalo ke inget Ale..."

"Apa kakak kamu baik-baik aja ibu kangen kakak mu di hubungi juga gak pernah nyambung kapan ibu bisa ketemu Lea" lirih Nisha yang kembali menangis.

"Ibu yang sabar Lea yakin sebentar lagi kita bakalan ketemu sama kak Ale"

"Ibu juga sering kepikiran apa penyakit Ale kambuh lagi atau enggak ibu selalu khawatir" ucap Nisha.

"Emang penyakit kakak yang dulu masih bisa muncul lagi?" Tanya alea.

Nisha mengangguk mantap "iya ada kemungkinan besar penyakit besar Ale bisa kambuh suatu hari nanti itu yang pernah di ucapkan dokter yang mengurus Ale selama di rumah sakit pada jaman SMP.

"Astagfirullah kalo sampai muncul lagi gimana Bu Lea kasian sama kakak" ucap Lea pelan.

"Semoga aja enggak terjadi lagi cukup Ale pernah ngerasain beberapa tahun yang lalu jangan lagi" ucap ibu Ina.

"Ayo yang banyak makannya"

Nisha dan juga alea melanjutkan makannya bersama.

"Ibu doain Lea ya Bu karena ini hari terakhir alea selesai skripsi semoga secepatnya bisa wisuda" ucap alea memberitahu.

"Ibu selalu doain anak-anak ibu yang baik-baik pasti bapak bangga anak bungsunya sebentar lagi bakalan jadi sarjana..."

"Terus kerjaan kamu di kantor gimana? Tanya Nisha.

"Kemarin Lea minta izin buat hari ini doang ke kak anrel agar bisa ketemu dosen dan alhamdulillahnya Kak anrel kasih izin bu besok aku masuk kerja lagi"

"Alhamdulillah semangat terus ya ibu gak sabar nanti datang pas wisuda kamu" ucap ibu Ina terkekeh.

"Iya Bu aku juga udah gak sabar buat ikut wisuda"



To Be Continued

Alesha Bella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang