Siang hari ini Ansel kembali ke tempat pembangunan apartemen ia kembali mengecek semuanya kemarin ia sudah mengetahui akar masalahnya dimana, ternyata di proyek ini ada seseorang yang melakukan penggelapan dana dan penggunaan bahan-bahan untuk membangun di ganti menjadi lebih murah.
"Apa pak Seno sudah di tangkap?" Tanya Ansel kepada mandor baru pengganti pak Seno yang sudah korupsi.
"Belum pak kami masih mengupayakan agar pak Seno segera di tangkap dan di serah kan ke kantor polisi" ucap mandor tersebut.
"Baik kalo pak Seno sudah di tangkap kasih tau saya kebetulan anak buah saya juga sudah di suruh untuk mencari keberadaannya" ujar Ansel.
"Semoga bisa segera ketemu ya pak"
Sepulang dari proyek niatnya sekarang ia ingin beristirahat di kamar hotel dari kemaren pikirannya kemana mulai dari Lio dan Lia sampai penggelapan dana membuat Ansel kurang tidur.
Saat akan mengendarai mobilnya menuju hotel tiba-tiba di jalan Ansel bertemu orang yang tidak asing baginya.
"Itu kan" gumam Ansel.
Mobilnya tiba-tiba saja berhenti di pinggir jalan dan menengok kanan dan kiri untuk menyebrang.
"Lio Lia" panggil Ansel
Yang namanya di sebut pun menengok ke belakang karena ada yang memanggil namanya.
"Eh om yang kemarin borong kue kita kan" ucap Lio.
Ansel mengangguk "kalian berdua ngapain disini" tanyanya.
"Kita lagi mulung om buat cari tambahan uang tabungan" jujur Lia.
Ansel mengajak Lio dan Lia untuk duduk terlebih dahulu sepertinya ini cerita yang menarik baginya.
"Emang hasil dari penjualan kue kalian gak cukup ya sampai harus mulung seperti ini?" Tanya Ansel menatap intens Lio dan Lia.
"Alhamdulillah cukup aja om meskipun di cukup-cukupi" jawab Lio.
"Terus ngapain kalian mulung dan orang tua kalian tau kalo kalian mulung gini"
Lio dan Lia menggeleng tidak "kita mulung dengan ini inisiatif kita sendiri untuk menabung om karena mungkin suatu hari nanti di antara kita akan membutuhkan uang itu" jawab Lia dengan sedikit menunduk.
"Dan untuk orang tua, kita sekarang di urus sama nenek om" ucap Lio.
"Emangnya orang tua kemana sampai kalian bisa tinggal sama nenek?" Tanya Ansel sedikit penasaran dengan kehidupan Lio dan Lia.
Lio dan Lia menunduk sedih "bunda udah meninggal om hikss... Dan untuk ayah kita gak tau keberadaannya om kata bunda kalo ayah kita itu lagi kerja jauh banget hikss.. padahal dari kita lahir pun gak pernah sekalipun kita ngeliat ayah di samping kita hikss.." ucap Lio dengan Isak tangis keluar.
"Astagfirullah maafin om karena udah bertanya seperti ini sama kalian" ucap Ansel tak enak hati.
"Gapapa om mungkin ini udah jadi takdir kita berdua yang harus kehilangan ayah dan bunda hikss.." kata Lia yang sudah menangis.
Lio dan Lia sudah di dewasa kan oleh keadaan membuat mereka paham akan semuanya yang terjadi dengannya dan sudah ikhlas menghadapi nasibnya yang sekarang.
"Sakit sekali ya Allah mendengarnya kenapa hati hamba seperti teriris melihat air mata yang keluar dari anak kecil yang tidak bersalah ini" batin Ansel menangis.
"Ini kalian udah beres belum mulungnya" tanya Ansel.
"Udah om kebetulan udah banyak juga tinggal di jual di pengepul" jawab Lio yang sudah mendapatkan 1 karung penuh dan Lia juga 1 karung penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesha Bella [END]
Teen FictionKesalahan dari sebuah insiden yang di perbuat di penginapan di wilayah Yogyakarta, membuat seorang wanita menanggung perbuatan dari orang yang tidak senonoh. Apakah Alesha Bella akan kuat menghadapi pahitnya dunia?? Dan apakah pria itu akan bertangg...